NASA bisa luncurkan roket berbahan bakar kotoran manusia
Merdeka.com - Para ilmuwan mengatakan Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) dalam waktu dekat akan bisa meluncurkan roket dengan bahan bakar kotoran manusia.
Mereka mengatakan bahan bakar itu cukup untuk perjalanan pergi-pulang ke Bulan, seperti dilansir koran Daily Mail, Kamis (27/11).
Menurut para ilmuwan, bahan bakar itu diolah dari mengumpulkan gas metana kotoran manusia untuk diubah menjadi bahan bakar.
-
Apa saja sumber daya yang ada di Bulan? Beberapa kekayaan yang dicari oleh negara-negara dan perusahaan-perusahaan ini termasuk logam tanah jarang dan isotop helium-3. Benda ini langka di Bumi tapi melimpah di Bulan dan secara teori dapat digunakan untuk menggerakkan reaktor fusi nuklir.'
-
Kenapa NASA yakin manusia bisa hidup di Bulan? 'Kami memiliki orang-orang yang tepat pada waktu yang tepat dengan tujuan yang sama, itulah sebabnya saya pikir kami akan mencapainya. Semua orang sangat siap untuk mengambil langkah ini bersama-sama, jadi jika kita mengembangkan kemampuan kita, tidak ada alasan hal itu tidak mungkin dilakukan,'
-
Mengapa NASA butuh pangkalan Bulan? Di lingkungan ini, para astronot akan memulai misi untuk melakukan eksperimen sains di lingkungan Bulan, menyebarkan dan menguji teknologi baru, dan menyelidiki potensi risiko eksplorasi.
-
Gimana ilmuwan ukur jarak Bumi ke Bulan? Dengan menggunakan reflektor yang ditinggalkan di permukaan Bulan pada 1960-an dan 1970-an, para ilmuwan saat ini dapat memancarkan laser berdaya tinggi ke arah Bulan dan mengukur kecepatan pantulannya untuk menentukan jarak Bulan dari Bumi.
-
Apa yang NASA tembakkan ke Bulan? Pesawat robot ruang angkasa, Lunar Reconnaissance Orbiter milik NASA berhasil menembakkan laser ke arah alat penjelajah Vikram milik India di Bulan.
-
Apa misi NASA di Bulan? Sebagaimana diketahui, misi yang diberi nama Artemis ini akan mengirimkan empat manusia untuk mengorbit bulan. Rencananya misi itu akan dilakukan pada November 2024, disusul dengan pendaratan manusia pertama di bulan lebih dari setengah abad setahun kemudian.
Saat ini kotoran manusia tersimpan di sebuah wahana penyimpanan yang bisa dikirimkan kembali ke Bumi. Kotoran manusia itu tidak terbakar di atmosfer.
Pada 2006 NASA mulai merencanakan pembangunan fasilitas yang bisa dihuni di permukaan Bulan pada 2019 dan 2024.
Untuk mencapai tujuan itu NASA bermaksud mengurangi beban pesawat luar angkasa. Selama ini kotoran manusia di luar angkasa tidak pernah digunakan lagi.
Buat misi luar angkasa jangka panjang, sungguh tidak praktis menyimpan seluruh kotoran manusia di dalam wahana lalu dikembalikan ke Bumi. Membuangnya di permukaan Bulan bukan sebuah pilihan, oleh sebab itulah NASA setuju dengan rencana mengubah kotoran manusia jadi bahan bakar pesawat luar angkasa.
"Kami ingin mencari tahu berapa banyak gas metana yang bisa diperoleh dari kotoran manusia dan makanan," kata Pratap Pullammanappallil, profesor pertanian dan biologi.
"Idenya adalah buat mengetahui apakah bahan bakar kotoran manusia itu bisa dipakai buat meluncurkan roket dan tidak membawa lagi tinja itu kembali ke Bumi. Gas metana bisa dipakai untuk bahan bakar roket," kata dia. (mdk/fas)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Jepang membuka babak baru kemajuan industri luar angkasa usai menguji coba mesin roket dengan bahan bakar yang tak terpikirkan sebelumnya, yakni kotoran sapi.
Baca SelengkapnyaLangkah ini menjadi pro dan kontra bagi sebagian orang mesti biayanya tidak sedikit.
Baca SelengkapnyaNASA punya hitungan-hitungan sendiri kapan manusia khususnya warga AS bisa pindah ke Bulan.
Baca SelengkapnyaSemakin besar massa yang dimiliki roket, semakin besar gaya dorong yang dibutuhkan untuk menggerakkan roket ke kecepatan yang diinginkan.
Baca SelengkapnyaNASA meluncurkan kompetisi LunaRecycle Challenge untuk mencari solusi daur ulang sampah selama eksplorasi Bulan dan Mars.
Baca SelengkapnyaBanyak negara yang kini dianggap sukses bisa ke Bulan. Lantas, apa motifnya?
Baca SelengkapnyaKantor berita Rusia TASS melaporkan bahwa satelit Sputnik itu berada pada jarak 560 mil (900 kilometer) di atas Bumi dan mengitarinya setiap satu setengah jam.
Baca SelengkapnyaTerkuak ada misi eksplorasi penambangan di sana. Penggalian skala besar memungkinkan dilakukan.
Baca SelengkapnyaElon Musk bisa mengirimkan ribuan satelit ke orbit rendah Bumi. Wajar jika pertanyaan itu muncul.
Baca SelengkapnyaMisi ini tercatat menjadikan sejarah manusia ke luar angkasa dengan jarak terjauh.
Baca SelengkapnyaFungsinya untuk menerangi malam di Bulan yang cenderung terlalu gelap.
Baca SelengkapnyaIlmuwan China mengembangkan baterai ringan yang bisa diisi ulang untuk eksplorasi Mars.
Baca Selengkapnya