NASA Girang Pesawat Luar Angkasanya Berhasil Tabrak Asteroid, Ini Alasannya
Merdeka.com - Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA) berhasil menabrak pesawat luar angkasa tak berawaknya ke asteroid berjarak 11 juta kilometer dari Bumi bernama Dimorphos. Tabrakan itu terjadi pukul 7.14 ET atau 6.14 WIB pagi Senin lalu.
Dikutip dari laman CNN, Rabu (28/9), misi bernama Tes Pengalihan Asteroid Ganda (DART) yang diluncurkan 10 bulan lalu ditujukan untuk mencari cara membelokkan batu luar angkasa yang dapat mengancam kehidupan Bumi.
Dimorphos sendiri adalah asteroid kecil selebar 160 meter yang mengorbit asteroid Didymos yang lebih besar selebar 780 meter. Kedua benda luar angkasa itu adalah Objek Dekat Bumi (NEO) karena posisinya yang berjarak kurang dari 48,3 juta kilometer dari Bumi. Namun kedua asteroid itu bukanlah ancaman.
-
Apa yang berhasil dicapai NASA baru-baru ini? Baru-baru ini pesawat luar angkasa NASA berhasil mengirimkan sinyal laser sejauh 466 juta kilometer, memecahkan rekor sebelumnya dan berpotensi mengubah penjelajahan terhadap tata surya.
-
Dimana NASA mendaratkan wahana antariksa? Dikutip dari laman NASA, program Viking ini merupakan proyek bersejarah AS yang pertama mendaratkan pesawat luar angkasa dengan aman di permukaan Mars.
-
Apa yang dilakukan Pesawat NASA? Pesawat NASA telah mendapat pencapaian luar biasa dengan secara resmi 'menyentuh' matahari, menyelam melalui atmosfer yang belum pernah dijelajahi sebelumnya yang dikenal sebagai corona.
-
Apa yang ditangkap oleh NASA di luar angkasa? 'Tangan hantu' ini adalah istilah astronomi yang ditangkap dengan menggunakan teleskop. Dua observatorium sinar -X milik NASA tak sengaja berhasil menangkap gambar mirip tangan yang berada di luar angkasa. Oleh ilmuwan NASA, disebut sebagai 'tangan hantu'.
-
Dimana benda luar angkasa itu jatuh? Mengutip dari IFLScience dan BBC, Selasa (23/4), NASA mengatakan bahwa benda yang jatuh di rumah Otero merupakan bagian dari penyangga yang berasal dari peralatan pendukung penerbangan NASA.
-
Asteroid apa yang ditemukan? Para ilmuwan dari Asteroid Institute (Institut Asteroid) dan Universitas Washington telah menemukan 27.500 benda langit yang baru diidentifikasi menggunakan teknologi canggih.
“Kami memulai era baru umat manusia, era di mana kami berpotensi memiliki kemampuan untuk melindungi diri dari sesuatu seperti dampak asteroid yang berbahaya,” kata direktur Divisi Ilmu Planet NASA, Lori Glaze.
“Sungguh hal yang luar biasa. Kami belum pernah memiliki kemampuan itu sebelumnya,” lanjutnya.
Selain mencari cara membelokkan asteroid, tabrakan itu dilakukan guna mempengaruhi perubahan orbit asteroid di luar angkasa. Tim ilmuwan DART mengungkap perubahan orbit Dimorphos dapat diketahui sekitar dua bulan setelah tabrakan.
“Untuk pertama kalinya, kami akan secara terukur mengubah orbit benda langit di alam semesta,” ujar Robert Braun, kepala Eksplorasi Luar Angkasa Laboratorium Fisika Terapan Universitas Johns Hopkins.
Untuk mengendalikan tabrakan, NASA menggunakan Didymos Reconnaissance dan Kamera Asteroid untuk navigasi optik. Dua alat itu memandu pesawat tak berawak berkecepatan 21.600 kilometer per jam hingga menabrak Dimorphos.
“Selama kejadian itu, gambar mengalir kembali ke Bumi dengan kecepatan satu foto per detik, memberikan tampilan asteroid yang cukup menakjubkan,” kata ilmuwan ruang angkasa dan koordinator DART, Nancy Chabot.
Setelah tabrakan terjadi, tim ilmuwan ingin mempelajari tentang kawah yang ditinggalkan akibat tabrakan. Tim ilmuwan memperkirakan kawah itu akan berukuran 10 – 20 meter.
Tiga menit setelah tabrakan, CubeSat (satelit kecil) milik Italia bernama LICIACube terbang melewati Dimorphos untuk mengambil gambar dan video yang akan dikirim ke Bumi beberapa hari nanti.
Tim ilmuwan juga sudah memperhitungkan tabrakan itu agar tidak menghancurkan dan mengubah besar lintasan Dimorphos.
“Dorongan itu akan sedikit menggeser Dimorphos dan membuatnya lebih terikat secara gravitasi ke Didymos – sehingga tabrakan tidak akan mengubah jalur sistem biner di sekitar Bumi atau meningkatkan peluangnya untuk menjadi ancaman bagi planet kita,” jelas Chabot.
Tim ilmuwan akan menggunakan teleskop Hubble, James Webb, dan satelit Lucy milik NASA untuk meneliti perubahan orbit Dimorphos.
Reporter Magang: Theofilus Jose Setiawan
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sebuah studi baru mengungkap bahwa asteroid yang menyebabkan punahnya dinosaurus 66 juta tahun lalu berasal dari luar orbit Jupiter.
Baca SelengkapnyaIlmuwan khawatir bila asteroid sebesar itu serempet Bumi. Ini dampaknya jika itu terjadi.
Baca SelengkapnyaIni hambatan saat pesawat luar angkasa AS mau mendarat di Bulan.
Baca SelengkapnyaAsteroid sebesar itu bila menghantam Bumi, juga dikhawatirkan. Namun ini respons ilmuwan.
Baca SelengkapnyaNASA Beri Peringatan, Asteroid Sebesar Pesawat akan Hantam Bumi, Begini penjelasannya
Baca SelengkapnyaPersoalan ini memang jarang terjadi, namun dengan peningkatan penerbangan luar angkasa, hal yang dianggap tak lazim ini bisa saja terjadi.
Baca SelengkapnyaBerikut daftar asteroid besar yang pernah ditemukan NASA.
Baca SelengkapnyaAsteroid sebesar Piramida Gaza di Mesir disebutkan NASA melintas ke Bumi.
Baca SelengkapnyaEmpat asteroid besar mendekati Bumi pada 24 Oktober, dengan jarak terdekat sekitar 1,5 juta mil. Salah satunya, sebesar gedung pencakar langit.
Baca Selengkapnya15 tahun pesawat ini telah memburu asteroid di tata surya.
Baca SelengkapnyaBiasanya ilmuwan meneliti menggunakan pemotretan. Namun dengan AI bantu mendeteksi jumlah asteroid di sekitar Bumi.
Baca SelengkapnyaBerikut penampakan asteroid yang berhasil ditangkap kamera oleh pesawat luar angkasa NASA.
Baca Selengkapnya