NASA Yakin Manusia Bisa Tinggal Lebih Lama di Bulan
Merdeka.com - Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA) mengungkapkan, manusia dapat tinggal lama di Bulan sekitar dekade ini. Hal ini disampaikan pemimpin program luar angkasa Orion NASA, Howard Hu.
Menurut Hu, manusia dapat tinggal lama di bulan untuk kepentingan misi ilmiah.
Optimisme itu ditunjukkan Hu setelah peluncuran roket setinggi 100 meter bernama Artemis di Kennedy Space Center pada Rabu pekan lalu yang mengangkut pesawat luar angkasa Orion. Melalui peluncuran itu, NASA berharap mereka dapat membawa manusia menjejakkan kaki kembali di Bulan. Demikian dikutip dari BBC, Senin (21/11).
-
Kapan misi Artemis II diluncurkan? Artemis II adalah misi berawak terjadwal pertama dari pesawat luar angkasa Orion NASA, yang dijadwalkan akan diluncurkan pada November 2023.
-
Apa yang berhasil dicapai NASA baru-baru ini? Baru-baru ini pesawat luar angkasa NASA berhasil mengirimkan sinyal laser sejauh 466 juta kilometer, memecahkan rekor sebelumnya dan berpotensi mengubah penjelajahan terhadap tata surya.
-
Dimana lokasi peluncuran pesawat NASA? Badai Milton dahsyat yang menghantam lokasi peluncuran tidak akan menghentikan misi NASA ini.
-
Apa yang ditemukan di lokasi peluncuran roket? Saat dilakukan persiapan untuk melakukan uji coba mengirim roket kecil, nampak terlihat adanya kuarsa mengkilap dan batu granit raksasa.
-
Dimana misi Apollo-Soyuz diluncurkan? Proyek ini merupakan misi antariksa internasional pertama, yang dilakukan pada bulan Juli 1975 oleh Amerika Serikat dan Uni Soviet, sebagai simbol kebijakan détente.
-
Kapan roket Mars akan diluncurkan? MAV diatur untuk mengambil sampel yang dikumpulkan oleh penjelajah Mars Perseverance milik NASA pada awal tahun 2030-an.
NASA sendiri tidak melibatkan manusia dalam peluncuran itu. NASA menempatkan patung manekin di pesawat luar angkasa untuk mencatat dampak penerbangan pada tubuh manusia.
Penerbangan Rabu pekan lalu terjadi setelah mengalami dua kali kegagalan peluncuran pada Agustus dan September. Kesalahan teknis menjadi alasan NASA membatalkan peluncuran.
"Ini adalah langkah pertama yang kami ambil untuk eksplorasi ruang angkasa dalam jangka panjang, tidak hanya untuk Amerika Serikat tetapi juga untuk dunia. Dan menurut saya ini adalah hari bersejarah bagi NASA, tetapi ini juga merupakan hari bersejarah bagi semua orang yang menyukai penerbangan luar angkasa manusia dan eksplorasi luar angkasa yang dalam," papar Hu.
Hu yakin manusia akan kembali lagi ke Bulan melalui pesawat luar angkasa Orion yang dapat digunakan berkali-kali.
Hu juga menyatakan jika peluncuran ini berhasil, maka NASA akan meluncurkan roket itu lagi dengan awak. Jika peluncuran berawak berhasil, maka NASA akan melakukan peluncuran langsung ke Bulan.
Hu pun sangat senang karena tidak lama lagi manusia dapat kembali menjejakkan kaki di Bulan.
Salah satu fase kritis misi Artemis I adalah masuknya kembali pesawat luar angkasa Orion ke atmosfer Bumi. Orion akan masuk kembali ke Bumi dengan kecepatan 38.000 kilometer per jam atau 32 kali lebih cepat daripada kecepatan suara.
Pelindung panas Orion akan terkena panas hingga 3.000 derajat Celsius ketika masuk kembali ke Bumi.
Setelah semua misi telah selesai dilakukan, Hu mengungkap manusia akan kembali ke Bulan.
Bagi Hu, salah satu alasan manusia harus kembali ke Bulan karena untuk mengetahui apakah ada air berbentuk cair di kutub selatan Bulan. Jika air berbentuk cair ditemukan, maka air itu dapat digunakan membawa pesawat luar angkasa lain ke tata surya lebih dalam.
"Sangat penting bagi kita untuk belajar sedikit di luar orbit Bumi kita dan kemudian melakukan langkah besar ketika kita pergi ke Mars. Dan misi Artemis memungkinkan kami memiliki platform dan sistem transportasi yang berkelanjutan yang memungkinkan kami mempelajari cara beroperasi di lingkungan luar angkasa yang dalam itu," jelas Hu.
Kini pesawat Orion berada sekitar 134.000 kilometer dari Bulan.
Reporter Magang: Theofilus Jose Setiawan
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
NASA punya hitungan-hitungan sendiri kapan manusia khususnya warga AS bisa pindah ke Bulan.
Baca SelengkapnyaIni hambatan saat pesawat luar angkasa AS mau mendarat di Bulan.
Baca SelengkapnyaNASA sudah menandatangani kontrak dengan Thales Alenia Space untuk misi ini.
Baca SelengkapnyaFungsinya untuk menerangi malam di Bulan yang cenderung terlalu gelap.
Baca SelengkapnyaAlat ini dirancang karena selama misi Apollo, astronot tercatat sering terjatuh akibat gravitasi rendah Bulan.
Baca SelengkapnyaMisi ini tercatat menjadikan sejarah manusia ke luar angkasa dengan jarak terjauh.
Baca SelengkapnyaSemakin besar massa yang dimiliki roket, semakin besar gaya dorong yang dibutuhkan untuk menggerakkan roket ke kecepatan yang diinginkan.
Baca SelengkapnyaHari ini merupakan momen penting untuk merayakan pencapaian dan penjelajahan luar angkasa.
Baca SelengkapnyaKantor berita Rusia TASS melaporkan bahwa satelit Sputnik itu berada pada jarak 560 mil (900 kilometer) di atas Bumi dan mengitarinya setiap satu setengah jam.
Baca SelengkapnyaSetelah mendarat di Bulan, langkah berikutnya bagi umat manusia adalah mencapai Mars.
Baca SelengkapnyaHarapan Amerika Serikat (AS) untuk mendarat kembali di bulan dapat terwujud pada pekan ini.
Baca SelengkapnyaPernah gagal, bukan berarti membuat Amerika Serikat (AS) kapok untuk mengirim robot penjelajah ke Bulan.
Baca Selengkapnya