Nenek Moyang Paling Awal Manusia 1 Juta Tahun Lebih Tua dari Perkiraan Sebelumnya
Merdeka.com - Fosil nenek moyang manusia paling awal yang ditemukan di Afrika Selatan 1 juta tahun lebih tua dari perkiraan sebelumnya. Artinya, mereka berjalan di Bumi pada waktu yang sama dengan kerabat Afrika Timur mereka, menurut penelitian baru.
Gua Sterkfontein di situs warisan budaya dunia Tempat Kelahiran Manusia di tenggara Johannesburg menyimpan lebih banyak fosil Australopithecus dari situs lain manapun di dunia.
Di antara mereka ada "Nyonya Ples", tengkorak paling utuh seorang Australopithecus africanus yang ditemukan di Afrika Selatan pada 1947.
-
Dimana fosil manusia paling awal ditemukan? Fosil ini ditemukan di gua Heaning Wook Bone di Cumbria, Inggris.
-
Dimana ditemukannya fosil dinosaurus pertama di Afrika? Menurut para ilmuwan, seperti dikutip dari Live Science, berdasarkan literatur arkeologi, sejarah, dan paleontologi yang diterbitkan maupun yang tidak diterbitkan, mereka menemukan minat terhadap fosil sudah ada di Afrika sejak manusia masih ada di benua tersebut.
-
Dimana fosil nenek moyang manusia ditemukan? Dua fosil Laos--berupa tulang kaki dan bagian dari tulang tengkorak kepada--ditemukan di Gua Tam Pa Ling. Situs arkeologi itu ditemukan pada 2009 ketika bagian lain dari tengkorak kepala itu ditemukan.
-
Siapa yang menemukan spesies manusia purba ini? Penemuan ini diumumkan oleh ilmuwan dari Akademi Sains China dan beberapa universitas di China, serta ilmuwan dari Pusat Penelitian Nasional Evolusi Manusia di Spanyol.
-
Dimana fosil Homo sapiens tertua ditemukan? Sebelum ini, fosil Homo sapiens tertua disebut berasal dari 195.000 tahun lalu yang ditemukan di situs Omo Kibish, Etihopia dan berasal dari 160.000 tahun lalu yang ditemukan di Herto, Ethiopia.
Berdasarkan penaksiran terdahulu, Nyonya Ples dan fosil lainnya yang ditemukan di kedalaman gua yang sama diperkirakan berusia antara 2,1 dan 2,6 juta tahun.
"Tapi secara kronologis itu tidak cocok," kata ilmuwan Prancis, Laurent Bruxelles, salah satu penulis penelitian yang diterbitkan jurnal ilmiah PNAS.
"Aneh melihat beberapa Australopithecus bertahan begitu lama," kata ahli geologi itu kepada AFP.
Sekitar 2,2 juta tahun lalu, Homo habilis, spesies paling awal Homo genus yang termasuk Homo sapiens, telah berkelana di kawasan tersebut. Tapi tidak ada tanda-tanda Homo habilis ditemukan di kedalaman gua di mana Ples ditemukan.
Keraguan terkait usia Nyonya Ples ini juga ditunjukkan penelitian terbaru yang menunjukkan bahwa kerangka hampir lengkap dari Australopithecus yang dikenal sebagai "Kaki Kecil" berusia 3,67 juta tahun.
Kesenjangan usia yang begitu besar antara Nyonya Ples dan Little Foot sepertinya tidak mungkin karena mereka dipisahkan oleh begitu sedikit lapisan sedimen.
Karena fosil terlalu tua dan rapuh untuk diuji, para ilmuwan menganalisis sedimen di dekat tempat mereka ditemukan.
Dalam penelitian terbaru, para peneliti menggunakan teknik yang disebut penanggalan nuklida kosmogenik, yang melihat tingkat isotop langka yang tercipta ketika batuan yang mengandung kuarsa terkena partikel berkecepatan tinggi yang datang dari luar angkasa.
"Pembusukan radioaktif mereka terjadi ketika batu-batu itu terkubur di gua ketika mereka jatuh di pintu masuk bersama dengan fosil," kata penulis utama penelitian, Darryl Granger dari Universitas Purdue Amerika Serikat.
Para peneliti menemukan, Nyonya Ples dan fosil lain di dekatnya berusia antara 3,4 dan 3,7 juta tahun.
Ini berarti bahwa anggota Australopithecus africanus seperti Nyonya Ples adalah "sezaman" dengan Australopithecus afarensis Afrika Timur, termasuk Lucy yang berusia 3,2 juta tahun yang ditemukan di Ethiopia, menurut Dominic Stratford, direktur penelitian di gua dan salah satu penulis penelitian.
Temuan baru ini juga mungkin bisa mengubah pemahaman kita tentang sejarah leluhur kita.
Stratford mengatakan, Australopithecus Afrika Selatan sebelumnya dianggap "terlalu muda" untuk menjadi nenek moyang genus Homo. Itu berarti bahwa rumah Lucy di Afrika Timur dianggap sebagai tempat yang lebih mungkin di mana genus Homo berevolusi.
Tetapi penelitian baru menunjukkan Australopithecus Afrika Selatan memiliki waktu hampir 1 juta tahun untuk berevolusi menjadi nenek moyang Homo kita.
"Selama jangka waktu jutaan tahun, hanya berjarak 4.000 kilometer, spesies ini memiliki banyak waktu untuk bepergian, untuk berkembang biak satu sama lain, jadi kita dapat membayangkan evolusi umum di seluruh Afrika," jelas Bruxelles.
Bruxelles menambahkan, penelitian menunjukkan sejarah hominid "lebih kompleks daripada evolusi linier".
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Tapak kaki ini ditemukan di tempat nenek moyang manusia hidup dan berkembang ratusan ribu tahun lalu.
Baca SelengkapnyaSebelumnya diperkirakan Homo sapiens pertama kali muncul sekitar 195.000 tahun lalu.
Baca SelengkapnyaIni adalah informasi genetik tertua yang pernah ditemukan dari hominid mana pun.
Baca SelengkapnyaPenemuan fosil ternyata jauh lebih dulu sebelum ilmu paleontologi muncul.
Baca SelengkapnyaPara peneliti mengekstrak genom dari fosil manusia purba yang ditemukan di sebuah gua di Afrika Selatan.
Baca SelengkapnyaSelama beberapa dekade, Afrika Timur dianggap sebagai tempat kelahiran spesies kita. Fosil-fosil dari Maroko menunjukkan hal yang sebaliknya.
Baca SelengkapnyaArkeolog di Kenya menemukan fosil tulang rahang dari spesies hominin yang hidup 4,3 juta tahun lalu.
Baca SelengkapnyaJejak kaki ini ditemukan di pulau Kreta, Mediterania.
Baca SelengkapnyaKerangka manusia purba ini, yang dikenal sebagai tulang Jebel Irhoud, ditemukan di Maroko
Baca SelengkapnyaTim peneliti yang menganalisis fosil ini mengatakan Homo Bodoensis merupakan leluhur langsung manusia yang tinggal di Afrika, sebelum digantikan Homo Sapien.
Baca SelengkapnyaAsal-usul spesies kita, Homo sapiens, telah menjadi teka-teki bagi para ahli paleoantropologi selama bertahun-tahun.
Baca SelengkapnyaBatu ini juga menyoroti asal-usul manusia yang pertama kali mendiami Eropa.
Baca Selengkapnya