Nestapa Muslim Ukraina Jalani Ramadan di Tengah Dentuman Perang
Merdeka.com - Umat Muslim di Ukraina menghadapi bulan Ramadan yang sulit tahun ini ketika gempuran Rusia terus berlangsung.
"Kami harus menyesuaikan lagi segalanya," kata Ketua Liga Muslim Ukraina yang juga seorang Tatar Krimea, Niyara Mamutova.
Pada hari pertama puasa, perempuan keturunan Tatar Krimea itu berencana menyiapkan iftar atau buka puasa bersama dengan para keluarga pengungsi yang tinggal dengannya di Islamic Center Chernivtsi.
-
Apa yang dilakukan umat Islam di Ramadan? Salah satu praktik yang umum dilakukan selama bulan suci ini adalah memberikan kultum singkat sebelum atau sesudah shalat tarawih atau menjelang buka puasa.
-
Bagaimana umat Islam berjuang saat puasa? Di Indonesia, perang fisik saat melaksanakan ibadah puasa pernah terjadi saat penyerbuan tentara-tentara Belanda ke Indonesia pasca kemerdekaan yang disebut Agresi Militer Belanda.
-
Siapa yang perlu bersiap untuk Ramadan? Lakukan persiapan maksimal menjelang bulan yang paling ditunggu oleh seluruh umat muslim ini.
-
Kapan umat Islam memasuki bulan Ramadan? Umat Islam sebentar lagi akan memasuki bulan suci Ramadan.
-
Kenapa Ramadan penting untuk umat Islam? Di tengah kesibukan dan hiruk-pikuk kehidupan sehari-hari, bulan Ramadan memberikan kesempatan yang berharga bagi umat Islam untuk memperdalam spiritualitas mereka dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.
-
Apa itu Ramadhan? Ramadhan menjadi salah satu bulan yang paling ditunggu-tunggu oleh umat Islam.
"Banyak Muslim pergi ke luar negeri dan mereka yang masih di Ukraina membutuhkan bantuan," jelasnya melalui telepon, dikutip dari Al Jazeera, Senin (4/4).
Mamutova saat ini berada di kota di Ukraina barat di mana dia mengungsi dari Provinsi Zaporizhzhia, yang dikuasai pasukan Rusia.
Lima pekan setelah Rusia menginvasi Ukraina, lebih dari 10 juta orang terpaksa meninggalkan rumah mereka, termasuk 4 juta orang yang melarikan diri ke luar negeri, menurut data PBB.
Muslim membentuk sekitar 1 persen dari populasi Ukraina, yang mayoritas Kristen Ortodoks. Sebelum perang, Ukraina merupakan rumah bagi lebih dari 20.000 warga negara Turki, juga orang keturunan Turki, sebagian besar orang Tatar Krimea.
Persiapan menyambut Ramadan tahun ini sulit dan emosional karena bom terus berjatuhan di negara tersebut dan jam malam diberlakukan, membatasi pergerakan warga pada malam hari ketika para keluarga berkumpul untuk berbuka puasa. Telantar karena perang, banyak warga yang juga jauh dari rumah mereka, namun mereka bertekad melaksanakan ibadah dengan sebaik-baiknya.
"Kami harus siap melakukan yang terbaik untuk mendapatkan ampunan Allah, mendoakan keluarga kami, jiwa kami, negara kami, Ukraina," kata Mamutova, yang suaminya Muhammet Mamutov seorang imam.
Kami membagi roti kami
Sebagai seorang Tatar Krimea, Mamutova telah menjadi pengungsi sebelumnya, ketika Rusia mencaplok Krimea pada 2014, dia dan keluarganya terpaksa melarikan diri ke Zaporizhzhia.
"Ketika kami tinggal di Krimea, kami tidak pernah berpikir kami harus. Saudara-saudara saya dideportasi sebelumnya oleh Stalin (pemimpin Soviet Joseph Stalin) dan kakek nenek saya dan orang tua saya selalu bermimpi bisa kembali," jelasnya.
"Ketika saya berusia dua tahun, pada 1988, kami kembali. Tapi kemudian Rusia mencaplok Krimea pada 2014 dan kami mengerti bahwa kami tidak bisa meneruskan kegiatan keagamaan kami jadi kami pergi. Sekarang saya harus melarikan diri dari rumah saya lagi."
Pada 1944, lebih dari 191.000 orang Tatar Krimea dideportasi atas perintah Stalin, sebagian besar ke Uzbekistan.
Mamutova mengatakan dia harus mengubah banyak rencananya untuk Ramadan tahun ini, termasuk pengajian - walaupun beberapa akan diubah melalui online - dan upayanya untuk memberi makan orang telantar.
"Di Zaporizhzhia, komunitas Muslim beragam. Ada banyak perbedaan kewarganegaraan dan semua akan mempersiapkan makanan khas negara mereka. Satu hari kami akan menyantap biryani India, hari lainnya mantsev Palestina atau plov Uzbekistan," jelasnya.
"Sekarang kami hidup bersembunyi ketika kami mendengar sirene. Kami tidak tahu hari esok akan seperti apa."
Seorang Muslim Turki, Isa Celebi, yang tinggal di Ukraina sejak 2010 mengatakan Ramadan tahun ini banyak orang yang jauh dari rumah mereka, dan beberapa orang "bahkan tinggal dalam mobil mereka".
"Kami selalu membiarkan rumah kami terbuka untuk orang-orang selama Ramadan, atau saat perang. Kami akan berbagi roti kami," ujarnya, menambahkan stok beberapa makanan berkurang sementara harga melambung.
"Perang sangat berpengaruh buruk pada kami dan kami berjuang bertahan hidup - usaha saya terhenti semua. Tapi saya percaya kami akan melihat ini berakhir, mungkin dalam satu tahun, mungkin dua tahun, tapi hari-hari baik itu akan kembali. Itulah mengapa saya tidak akan meninggalkan negara ini."
Saat awal perang, Celebi membantu mengevakuasi 400 orang Turki, Muslim, dan Ukraina dari rumahnya di Vinnytsia, Ukraina barat, keluar dari negara tersebut.
Sekarang, dia membantu 1.000 anak yatim yang tinggal di dekat Biara Kenaikan Suci Chernivtsi, Banchenskyy.
"Anak-anak ini dipenuhi tangis. Saya ingin memberikan mereka semua zakat kami tahun ini. Saya meminta yang lain, tolong bantu tempat ini di mana anak-anak menangis," ujarnya.
"Orang Ukraina adalah orang-orang baik. Kita harus membantu meringankan beban mereka-saya menyerukan setiap orang membantu orang Ukraina."
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Warga Jalur Gaza menjalankan ibadah puasa di tengah agresi brutal penjajah Israel.
Baca SelengkapnyaMuslim Palestina di Jalur Gaza kini harus menyambut Ramadan di tengah kecemasan dan ketakutan akan serangan Israel.
Baca SelengkapnyaDengan ketegarannya, mereka tetap dapat menyambut bulan suci Ramadan dengan penuh suka cita meskipun berada di tengah zona konflik yang menyulitkan.
Baca SelengkapnyaIbadah yang digelar para jemaah di bawah reruntuhan bangunan tersebut justru nampak begitu khusyu.
Baca Selengkapnya1 Ramadan di Palestina jatuh pada Senin (11/3). Warga Jalur Gaza menjalani ibadah puasa di tengah agresi brutal Israel.
Baca SelengkapnyaMasjid Asosiasi Muslim Ukraina rusak akibat serangan rudal Rusia yang menghancurkan gedung di dekatnya di Kyiv.
Baca SelengkapnyaBulan Ramadan, kondisi para pengungsi Palestina di kamp pengungsian di Rafah, selatan Gaza semakin memprihatinkan.
Baca SelengkapnyaSerangan rudal Israel membuat warga Palestina di Gaza harus merayakan buka puasa Ramadan tanpa kebahagiaan.
Baca SelengkapnyaBakhmut menjadi titik fokus berbulan-bulan dari upaya Rusia untuk merebut kawasan industri Donbas di Ukraina timur.
Baca SelengkapnyaRamadan di Gaza, Warga Berkerumun Sambil Memegang Mangkuk Plastik untuk Sesendok Makanan
Baca SelengkapnyaWarga Palestina sibuk mengunjungi keramaian pasar yang banyak menjajakan bahan kebutuhan pokok dan pakaian untuk menyambut hari kemenangan Idulfitri.
Baca Selengkapnya