Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Nestapa Muslim Ukraina Jalani Ramadan di Tengah Dentuman Perang

Nestapa Muslim Ukraina Jalani Ramadan di Tengah Dentuman Perang Kondisi Kota Mariupol Usai Dihantam Serangan Rusia. ©2022 REUTERS/Alexander Ermochenko

Merdeka.com - Umat Muslim di Ukraina menghadapi bulan Ramadan yang sulit tahun ini ketika gempuran Rusia terus berlangsung.

"Kami harus menyesuaikan lagi segalanya," kata Ketua Liga Muslim Ukraina yang juga seorang Tatar Krimea, Niyara Mamutova.

Pada hari pertama puasa, perempuan keturunan Tatar Krimea itu berencana menyiapkan iftar atau buka puasa bersama dengan para keluarga pengungsi yang tinggal dengannya di Islamic Center Chernivtsi.

"Banyak Muslim pergi ke luar negeri dan mereka yang masih di Ukraina membutuhkan bantuan," jelasnya melalui telepon, dikutip dari Al Jazeera, Senin (4/4).

Mamutova saat ini berada di kota di Ukraina barat di mana dia mengungsi dari Provinsi Zaporizhzhia, yang dikuasai pasukan Rusia.

Lima pekan setelah Rusia menginvasi Ukraina, lebih dari 10 juta orang terpaksa meninggalkan rumah mereka, termasuk 4 juta orang yang melarikan diri ke luar negeri, menurut data PBB.

Muslim membentuk sekitar 1 persen dari populasi Ukraina, yang mayoritas Kristen Ortodoks. Sebelum perang, Ukraina merupakan rumah bagi lebih dari 20.000 warga negara Turki, juga orang keturunan Turki, sebagian besar orang Tatar Krimea.

Persiapan menyambut Ramadan tahun ini sulit dan emosional karena bom terus berjatuhan di negara tersebut dan jam malam diberlakukan, membatasi pergerakan warga pada malam hari ketika para keluarga berkumpul untuk berbuka puasa. Telantar karena perang, banyak warga yang juga jauh dari rumah mereka, namun mereka bertekad melaksanakan ibadah dengan sebaik-baiknya.

"Kami harus siap melakukan yang terbaik untuk mendapatkan ampunan Allah, mendoakan keluarga kami, jiwa kami, negara kami, Ukraina," kata Mamutova, yang suaminya Muhammet Mamutov seorang imam.

Kami membagi roti kami

Sebagai seorang Tatar Krimea, Mamutova telah menjadi pengungsi sebelumnya, ketika Rusia mencaplok Krimea pada 2014, dia dan keluarganya terpaksa melarikan diri ke Zaporizhzhia.

"Ketika kami tinggal di Krimea, kami tidak pernah berpikir kami harus. Saudara-saudara saya dideportasi sebelumnya oleh Stalin (pemimpin Soviet Joseph Stalin) dan kakek nenek saya dan orang tua saya selalu bermimpi bisa kembali," jelasnya.

"Ketika saya berusia dua tahun, pada 1988, kami kembali. Tapi kemudian Rusia mencaplok Krimea pada 2014 dan kami mengerti bahwa kami tidak bisa meneruskan kegiatan keagamaan kami jadi kami pergi. Sekarang saya harus melarikan diri dari rumah saya lagi."

Pada 1944, lebih dari 191.000 orang Tatar Krimea dideportasi atas perintah Stalin, sebagian besar ke Uzbekistan.

Mamutova mengatakan dia harus mengubah banyak rencananya untuk Ramadan tahun ini, termasuk pengajian - walaupun beberapa akan diubah melalui online - dan upayanya untuk memberi makan orang telantar.

"Di Zaporizhzhia, komunitas Muslim beragam. Ada banyak perbedaan kewarganegaraan dan semua akan mempersiapkan makanan khas negara mereka. Satu hari kami akan menyantap biryani India, hari lainnya mantsev Palestina atau plov Uzbekistan," jelasnya.

"Sekarang kami hidup bersembunyi ketika kami mendengar sirene. Kami tidak tahu hari esok akan seperti apa."

Seorang Muslim Turki, Isa Celebi, yang tinggal di Ukraina sejak 2010 mengatakan Ramadan tahun ini banyak orang yang jauh dari rumah mereka, dan beberapa orang "bahkan tinggal dalam mobil mereka".

"Kami selalu membiarkan rumah kami terbuka untuk orang-orang selama Ramadan, atau saat perang. Kami akan berbagi roti kami," ujarnya, menambahkan stok beberapa makanan berkurang sementara harga melambung.

"Perang sangat berpengaruh buruk pada kami dan kami berjuang bertahan hidup - usaha saya terhenti semua. Tapi saya percaya kami akan melihat ini berakhir, mungkin dalam satu tahun, mungkin dua tahun, tapi hari-hari baik itu akan kembali. Itulah mengapa saya tidak akan meninggalkan negara ini."

Saat awal perang, Celebi membantu mengevakuasi 400 orang Turki, Muslim, dan Ukraina dari rumahnya di Vinnytsia, Ukraina barat, keluar dari negara tersebut.

Sekarang, dia membantu 1.000 anak yatim yang tinggal di dekat Biara Kenaikan Suci Chernivtsi, Banchenskyy.

"Anak-anak ini dipenuhi tangis. Saya ingin memberikan mereka semua zakat kami tahun ini. Saya meminta yang lain, tolong bantu tempat ini di mana anak-anak menangis," ujarnya.

"Orang Ukraina adalah orang-orang baik. Kita harus membantu meringankan beban mereka-saya menyerukan setiap orang membantu orang Ukraina."

(mdk/pan)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Ramadan di Gaza,
Ramadan di Gaza, "Mereka Berpuasa, Tapi Mereka Kelaparan dan Sekarat"

Warga Jalur Gaza menjalankan ibadah puasa di tengah agresi brutal penjajah Israel.

Baca Selengkapnya
FOTO: Potret Warga Jalur Gaza Menyambut Ramadan di Tengah Kengerian Perang
FOTO: Potret Warga Jalur Gaza Menyambut Ramadan di Tengah Kengerian Perang

Muslim Palestina di Jalur Gaza kini harus menyambut Ramadan di tengah kecemasan dan ketakutan akan serangan Israel.

Baca Selengkapnya
FOTO: Suka Cita Warga Palestina Bersiap Menyambut Bulan Suci Ramadan di Rafah, Gaza Selatan
FOTO: Suka Cita Warga Palestina Bersiap Menyambut Bulan Suci Ramadan di Rafah, Gaza Selatan

Dengan ketegarannya, mereka tetap dapat menyambut bulan suci Ramadan dengan penuh suka cita meskipun berada di tengah zona konflik yang menyulitkan.

Baca Selengkapnya
Melihat Warga Gaza Salat Idul Adha di Bawah Reruntuhan Bangunan, Tetap Khusyu Bikin Iri
Melihat Warga Gaza Salat Idul Adha di Bawah Reruntuhan Bangunan, Tetap Khusyu Bikin Iri

Ibadah yang digelar para jemaah di bawah reruntuhan bangunan tersebut justru nampak begitu khusyu.

Baca Selengkapnya
"Saya Berharap Ramadan Tidak Datang Tahun Ini Karena Kami Kelaparan Sepanjang Waktu"

1 Ramadan di Palestina jatuh pada Senin (11/3). Warga Jalur Gaza menjalani ibadah puasa di tengah agresi brutal Israel.

Baca Selengkapnya
FOTO: Dampak Rusia Bombardir Kota Kyiv Rusak Masjid Asosiasi Muslim Ukraina
FOTO: Dampak Rusia Bombardir Kota Kyiv Rusak Masjid Asosiasi Muslim Ukraina

Masjid Asosiasi Muslim Ukraina rusak akibat serangan rudal Rusia yang menghancurkan gedung di dekatnya di Kyiv.

Baca Selengkapnya
FOTO: Jeritan Anak-Anak Palestina yang Lapar Berebut Makanan di Tengah Krisis Pangan Bulan Ramadan
FOTO: Jeritan Anak-Anak Palestina yang Lapar Berebut Makanan di Tengah Krisis Pangan Bulan Ramadan

Bulan Ramadan, kondisi para pengungsi Palestina di kamp pengungsian di Rafah, selatan Gaza semakin memprihatinkan.

Baca Selengkapnya
FOTO: Potret Kesedihan Warga Palestina di Gaza Buka Puasa di Reruntuhan Rumahnya yang Dibom Israel
FOTO: Potret Kesedihan Warga Palestina di Gaza Buka Puasa di Reruntuhan Rumahnya yang Dibom Israel

Serangan rudal Israel membuat warga Palestina di Gaza harus merayakan buka puasa Ramadan tanpa kebahagiaan.

Baca Selengkapnya
Bakhmut, Wilayah Pertempuran Terberat Rusia dan Ukraina
Bakhmut, Wilayah Pertempuran Terberat Rusia dan Ukraina

Bakhmut menjadi titik fokus berbulan-bulan dari upaya Rusia untuk merebut kawasan industri Donbas di Ukraina timur.

Baca Selengkapnya
Ramadan di Gaza, Warga Berkerumun Sambil Memegang Mangkuk Plastik untuk Sesendok Makanan
Ramadan di Gaza, Warga Berkerumun Sambil Memegang Mangkuk Plastik untuk Sesendok Makanan

Ramadan di Gaza, Warga Berkerumun Sambil Memegang Mangkuk Plastik untuk Sesendok Makanan

Baca Selengkapnya
FOTO: Melihat Persiapan Warga Palestina Menyambut Hari Kemenangan Idulfitri di Tengah Ketegangan Gaza dan Tepi Barat
FOTO: Melihat Persiapan Warga Palestina Menyambut Hari Kemenangan Idulfitri di Tengah Ketegangan Gaza dan Tepi Barat

Warga Palestina sibuk mengunjungi keramaian pasar yang banyak menjajakan bahan kebutuhan pokok dan pakaian untuk menyambut hari kemenangan Idulfitri.

Baca Selengkapnya