Nyamuk Tak Bisa Tularkan Covid-19 ke Manusia Setelah Gigit Orang Terinfeksi
Merdeka.com - Sebuah penelitian baru menemukan, nyamuk tidak dapat menularkan virus SARS-CoV-2, yang menyebabkan penyakit mematikan Covid-19 kepada manusia.
Penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Scientific Reports menemukan, virus tidak dapat mereplikasi dalam tiga jenis nyamuk yang umum dan karenanya tidak dapat ditularkan ke manusia bahkan walaupun nyamuk itu telah menggigit manusia yang terinfeksi.
"Kami telah menunjukkan bahwa bahkan dalam kondisi ekstrem, virus SARS-CoV-2 tidak dapat direplikasi pada nyamuk ini dan oleh karena itu tidak dapat ditularkan kepada orang-orang bahkan dalam kejadian yang tidak disangka nyamuk memakan inang viremic," demikian hasil penelitian tersebut, dilansir Alarabiya, Minggu (19/7).
-
Bagaimana nyamuk menyebarkan penyakit? Terutama nyamuk betina yang banyak menggigit, menjadikannya paling berbahaya. Ancaman nyamuk sangatlah serius melalui penyakit mematikannya.
-
Apa yang menyebabkan beberapa orang tidak terinfeksi Covid-19? Berdasarkan analisis aktivitas genetik dalam jaringan hidung dan darah orang yang tidak berhasil terinfeksi SARS-CoV-2, tim peneliti yang dipimpin oleh Wellcome Sanger Institute dan University College London di Inggris menemukan respons kekebalan baru yang memberikan pertahanan garis depan yang kuat.
-
Bagaimana nyamuk menularkan malaria? Selama nyamuk menghisap darah manusia, mereka juga memasukkan saliva ke dalam tubuh manusia yang mengandung patogen penyakit, sehingga penularan dapat terjadi.
-
Bagaimana cara mencegah gigitan nyamuk? Gigitan nyamuk tidak hanya menyebabkan ketidaknyamanan, tetapi juga dapat menularkan penyakit berbahaya seperti demam berdarah, malaria, dan Zika. Berikut cara efektif untuk mencegah gigitan nyamuk:
-
Kenapa gigitan nyamuk berbahaya? Gigitan nyamuk bukan hanya menyebabkan rasa gatal dan ketidaknyamanan, tetapi juga dapat menjadi pintu masuk bagi berbagai penyakit serius.
Hasil ini mendukung pernyataan WHO yang menyatakan nyamuk tak bisa menularkan penyakit tersebut ke manusia.
"Sementara WHO secara definitif menyatakan bahwa nyamuk tidak dapat menularkan virus, penelitian kami adalah yang pertama memberikan data konklusif yang mendukung teori ini," jelas Stephen Higgs, salah satu peneliti dari Kansas State University di Amerika Serikat.
Hubungan antara hewan dan virus corona masih belum jelas.
Satu teori untuk wabah pandemi global adalah bahwa virus melompat dari kelelawar yang terinfeksi ke manusia di pasar basah di Wuhan, China.
Ada juga laporan tentang harimau, kucing, dan anjing yang tertular virus, tetapi kasus-kasus ini sangat minim mengingat meluasnya penyebaran virus di antara manusia. (mdk/pan)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Peneliti menegaskan, nyamuk wolbachia tidak berubah menjadi bionik atau transgenik.
Baca SelengkapnyaPenularan HIV melalui gigitan nyamuk tidak mungkin terjadi karena beberapa alasan.
Baca SelengkapnyaNyamuk wolbachia diyakini bisa menekankan kasus Demam Berdarah Dengue (DBD).
Baca SelengkapnyaMenurut Nadia, hasil penelitian menunjukkan bakteri wolbachia tidak menginfeksi manusia atau vertebrata lain.
Baca SelengkapnyaSaat ini, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta bersiap menempatkan sebanyak 1.400 ember berisi telur-telur nyamuk aedes aegypti mengandung bakteri wolbachia.
Baca SelengkapnyaNyamuk mengandung bakteri wolbachia mulai disebar ke lima kota di Indonesia.
Baca SelengkapnyaPenelitian terbaru mengungkap penyebab sejumlah orang aman dari Covid-19 tanpa pernah terinfeksi.
Baca SelengkapnyaKutu kucing adalah parasit yang hidup di bulu kucing saja dan mengisap darahnya.
Baca SelengkapnyaBeredar penyebaran virus mpox merupakan efek samping vaksin Covid-19
Baca SelengkapnyaBanyak yang menduga, kenaikan kasus DBD ini akibat penyebaran nyamuk mengandung wolbachia.
Baca SelengkapnyaPenggunaan nyamuk wolbachia diklaim lebih efektif dibandingkan dengan penanganan DBD melalui pengasapan.
Baca SelengkapnyaNyamuk wolbachia sudah diuji coba di sembilan negara.
Baca Selengkapnya