Obat palsu senilai Rp 95,7 miliar membanjiri Asia
Merdeka.com - Organisasi Kerja sama Polisi Internasional (Interpol) mengungkap peredaran obat palsu senilai USD 7 juta (setara dengan 95,7 miliar) yang tersebar ke segala penjuru Benua Asia. Dalam pernyataan pers mereka kemarin, obat palsu ini meliputi antibiotik, antihipertensi, hingga vaksi rabies.
"Obat palsu itu kami sita dari para apoteker dan pasar obat, juga yang dipasarkan melalui jalur internet," ujar juru bicara tim Interpol, seperti diberitakan Kantor Berita AFP, Selasa (22/12).
Interpol juga dikabarkan telah menahan 87 orang dalam operasi ini. Interpol mengajak serta lembaga pengawas obat dan badan hukum demi menangkal perluasan jaringan obat palsu di Asia.
-
Apa jenis narkoba yang diselundupkan? 'Awalnya kami menemukan adanya temuan narkotika jenis sabu sebanyak 2 paket sedang dengan berat kotor 202 gram yang dikirim lewat kargo bandara dengan modus ekspedisi helm,' ujar Kasat Reserse Narkoba Polresta Pekanbaru Kompol Manapar Situmeang kepada merdeka.com Senin (20/5).
-
Siapa yang dituduh pakai narkoba? Viral di media sosial yang mengeklaim Wakil Presiden terpilih Gibran Rakabuming Raka, tertangkap polisi karena pakai narkoba di Pantai Indah Kapuk (PIK), Jakarta Utara.
-
Dimana kasus narkoba jaringan internasional ini dibongkar? Ditresnarkoba Polda Metro Jaya berhasil membongkar kasus peredaran narkoba jaringan internasional yang beroperasi di Malaysia-Riau-Jakarta.
-
Mengapa orang menyalahgunakan obat? Hal ini menyebabkan obat digunakan bukan sebagai sarana kesehatan namun untuk pencarian sensasi, rekreasi, atau untuk menghindari masalah emosional.
-
Narkoba apa yang disita? 'Barang bukti yang disita sebanyak 16 paket sabu, bong, pipet, gunting, senjata tajam dan barang lainnya,' ujar Komandan Tim Patroli Brimob Polda Sumut Iptu Edward Sardi di Medan.
-
Siapa yang ditangkap polisi atas dugaan pemakaian narkoba? 'Benar (Virgoun ditangkap karena dugaan penggunaan narkoba),' kata Syahduddi kepada wartawan, Kamis (20/6).
"Operasi yang dinamakan Badai VI ini menunjukkan kehebatan dalam penentuan lokasi kelompok kriminal dalam kejahatan farmasi yang membahayakan bagi kesehatan masyarakat," ujar Aline Plancon, kepala interpol bidang kesehatan dunia dan unit keselamatan.
Disebutkan, negara Asia yang mencakup peredaran obat palsu seperti, Afghanistam, Kamboja, China, India, Indonesia, Malaysia, Myanmar, Pakistan, Filipina, Singapura, Thailand, dan Vietnam.
Badan PBB bidang kesehatan (WHO) juga membenarkan bila Asia adalah yang paling terkontaminasi penyebaran obat palsu, diikuti Amerika Latin, dan Afrika.
"Sistem farmasi, aturan hukum, dan pengecekan obat disana masih sangat lemah," tutup WHO.
(mdk/ard)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Produk kosmetik impor ilegal berhasil diamankan dari berbagai wilayah di antaranya Sumatera, Jawa, Kalimantan, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi, dan Papua.
Baca SelengkapnyaDari kasus ini, polisi berhasil menyita sejumlah barang bukti narkoba, seperti 117 kg sabi-sabu dan 90.000 butir pil ekstasi.
Baca SelengkapnyaBareskrim berkomitmen untuk memiskinkan jaringan narkotika demi memberikan efek jera.
Baca SelengkapnyaRazia di tempat hiburan malam kian digalakkan karena di situlah peredaran barang-barang terlarang bersarang.
Baca SelengkapnyaKepala BPOM Taruna Ikrar, menyebut produk kosmetik impor ilegal tersebut sebagian besar produk berasal dari China, Filipina, Thailand dan Malaysia.
Baca SelengkapnyaRata-rata produk obat yang dilakukan penarikan diketahui Tidak Memenuhi Syarat (TMS) keamanan maupun izin edar.
Baca SelengkapnyaSelain obat kuat, petugas juga mendapatkan kemasan jamu kesehatan yang ilegal dan totalnya seluruhnya ada 3.799 kotak dari 44 merek.
Baca SelengkapnyaKapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo bakal menindak secara tegas Eks Kasat Narkoba Polres Lampung Selatan yang terlibat jaringan Fredy Pratama.
Baca SelengkapnyaRatusan kosmetik ilegal ini berasal dari China, Filipina, Thailand, dan Malaysia dengan nilai mencapai Rp11,4 miliar.
Baca SelengkapnyaKasus narkotika di Pulau Bali pada 2023 meningkat 11 persen dibandingkan tahun 2022. Total terdapat 806 kasus yang diungkap Polda Bali sepanjang tahun ini.
Baca SelengkapnyaKaki tangan berinisial WJ, bertugas menyebarkan narkoba sekitar Kalimantan dan Sulawesi.
Baca Selengkapnya