Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Omicron Lebih Mudah Menular tapi Mungkin Tak Menimbulkan Sakit Lebih Parah

Omicron Lebih Mudah Menular tapi Mungkin Tak Menimbulkan Sakit Lebih Parah Ilustrasi virus corona. ©istimewa

Merdeka.com - Presiden Afrika Selatan menyampaikan pada Senin, virus Covid-19 menyebar lebih cepat daripada sebelumnya di Afrika Selatan, tapi ada indikasi awal Omicon dapat menyebabkan yang kurang parah dibandingkan varian lainnya.

Para peneliti di kompleks rumah sakit utama di Pretoria melaporkan, tingkat keparahan pasien mereka jauh lebih rendah dibanding pasien yang mereka rawat sebelumnya, dan rumah sakit lainnya juga melihat tren yang sama. Faktanya, kata mereka, sebagian besar pasien Covid mereka dirawat karena alasan lain dan tidak memiliki gejala Covid.

Namun para ilmuwan memperingatkan, varian Omicron baru ditemukan bulan lalu, dan lebih banyak penelitian dibutuhkan sebelum menyampaikan banyak hal tentang varian ini dengan penuh percaya diri. Terlepas dari itu, dampak sebenarnya virus corona tidak selalu dirasakan langsung, dengan rawat inap dan kematian sering tertinggal jauh di belakang wabah awal.

Ahli epidemiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat Bloomberg Universitas John Hopkins, Dr. Emily S. Gurley menyampaikan, tanda varian Omicron menyebabkan penyakit yang kurang parah tidak mengejutkan jika itu benar.

"Tapi saya tidak yakin kita bisa menyimpulkannya," ujarnya, dikutip dari The New York Times, Selasa (7/12).

Varian Omicron sejauh ini telah menyebar dengan cepat dan terdeteksi di lebih dari 30 negara di enam benua. Para pejabat kesehatan dan peneliti menyampaikan, varian ini bisa menjadi bentuk virus yang paling menular dan bisa segera menggantikan varian Delta yang muncul tahun lalu sebagai varian dominan. Kemunculan Omicron menyebabkan ketakutan pandemi akan semakin panjang dengan segala konsekuensinya seperti lockdown, makin banyak orang yang sakit, dan kerugian ekonomi.

Di Afrika Selatan, di mana para ilmuwan mengatakan Omicron telah menjadi varian dominan, pandemi melonjak lagi. Sebulan lalu, Afrika Selatan mencatat kasus tidak lebih dari 300 per hari; pada Jumat dan lagi pada Sabtu, angkanya lebih dari 16.000 kasus. Pada Minggu dan Senin mengalami penurunan, tapi itu mungkin karena lambannya pelaporan di akhir pekan.

"Karena negara ini sedang menuju gelombang keempat infeksi Covid-19, kita mengalami angka infeksi yang belum pernah kita lihat sejak pandemi dimulai," jelas Presiden Afrika Selatan, Cyril Ramaphosa dalam sebuah surat terbuka.

"Hampir seperempat dari semua tes Covid-19 sekarang hasilnya positif. Bandingkan ini dengan dua pekan lalu, ketika proporsi tes positif hanya sekitar 2 persen."

Sebuah laporan para dokter di Kompleks Rumah Sakit Akademik dan Distrik Tshwane Steve Biko di Pretoria, ibukota administratif Afrika Selatan, yang dirilis pekan ini mendukung kesimpulan awal soal varian Omicron, kendati penulisnya, Dr. Fareed Abdullah, meminta agar berhati-hati dalam menarik kesimpulan.

Dr. Abdullah, direktur Kantor Penelitian HIV/AISD dan Tuberkulosis di Dewan Penelitian Medis Afrika Selatan, mengamati 42 pasien Covid yang dirawat di rumah sakit Kamis lalu, dan menemukan bahwa 29 di antaranya, 70 persen, bisa bernapas tanpa alat bantu. Dari 13 orang yang menggunakan oksigen tambahan, empat karena alasan yang tidak terkait dengan Covid.

Hanya 1 dari 42 orang yang dirawat di ICU, sama dengan angka yang dirilis pekan lalu oleh Institut Nasional Penyakit Menular, menunjukkan bahwa hanya 106 pasien berada dalam ICU selama dua minggu sebelumnya, meskipun ada lonjakan infeksi.

Sebagian besar pasien dirawat karena diagnosis yang tidak berkaitan dengan Covid. Infeksi mereka "adalah temuan insidental pada pasien ini dan sebagian besar didorong oleh kebijakan rumah sakit yang mengharuskan tes semua pasien." Disebutkan bahwa dua rumah sakit besar lainnya di Provinsi Gauteng, yang meliputi Pretoria dan Johannesburg, memiliki persentase pasien terinfeksi yang membutuhkan oksigen lebih rendah.

Dr. Abdullah mengatakan dalam sebuah wawancara, dia mengunjungi bangsal Covid dan melihat situasi yang tidak ditemukan dari fase pandemi sebelumnya, di mana saat itu penuh dengan suara mesin oksigen.

“Dari 17 pasien, empat di antaranya menggunakan oksigen,” katanya.

"Itu bukan di bangsal Covid bagi saya, itu seperti bangsal normal."

Dr. Abdullah juga mengamati 166 pasien Covid yang dirawat di kompleks Biko-Tshwane antara 14 November dan 29 November, dan menemukan rata-rata masa inap mereka di rumah sakit hanya 2,8 hari, dan kurang dari 7 persen meninggal. Selama 18 bulan sebelumnya, rata-rata rawat inap untuk pasien tersebut adalah 8,5 hari, dan 17 persen meninggal. Masa inap yang lebih pendek berarti lebih sedikit beban di rumah sakit.

Sebanyak 80 persen dari 166 pasien berusia di bawah 50 tahun, dan angka serupa telah dilaporkan di seluruh Gauteng – sangat kontras dengan kelompok pasien Covid yang dirawat di rumah sakit sebelumnya, yang biasanya lebih tua. Ini bisa terjadi karena Afrika Selatan memiliki tingkat vaksinasi yang relatif tinggi pada orang di atas 50 tahun dan tingkat yang rendah pada orang yang lebih muda, tetapi salah satu yang tidak diketahui tentang Omicron adalah apakah vaksin yang ada menawarkan perlindungan yang kuat terhadap varian baru ini.

Laporan Dr. Abdullah juga perlu dilihat dengan hati-hari karena jumlahnya kecil dan temuannya belum ditelaah oleh pakar lainnya, dan dia tidak tahu berapa banyak pasien yang terinfeksi Omicron, dibandingkan dengan varian lain dari virus corona — meskipun pemerintah melaporkan pekan lalu bahwa itu sudah ada tiga perempat sampel virus di Afrika Selatan.

Dr Abdullah mengakui kekurangan tersebut, dan mencatat mungkin ada jeda antara Omicron pertama kali muncul dan peningkatan penyakit serius dan kematian. Namun sejauh ini, meskipun ada peningkatan besar dalam kasus, kematian akibat Covid-19 belum meningkat di Afrika Selatan.

(mdk/pan)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Menkes Ungkap Asal Usul Omicron EG.5 Pemicu Kenaikan Covid-19 di RI
Menkes Ungkap Asal Usul Omicron EG.5 Pemicu Kenaikan Covid-19 di RI

Saat ini, Omicron EG.5 mendominasi di tengah kenaikan kasus Covid-19.

Baca Selengkapnya
Kasus Covid-19 Melonjak, Ini Stategi Kemenkes Cegah Penyebaran
Kasus Covid-19 Melonjak, Ini Stategi Kemenkes Cegah Penyebaran

Kemenkes meminta pelayanan kesehatan meningkatkan kewaspadaan terhadap penyebaran Covid-19.

Baca Selengkapnya
Menkes Ungkap Alasan WHO Naikkan Status Mpox Jadi Darurat Kesehatan
Menkes Ungkap Alasan WHO Naikkan Status Mpox Jadi Darurat Kesehatan

WHO menaikkan status Mpox menjadi darurat kesehatan pada 14 Agustus 2024.

Baca Selengkapnya
Gejala Covid Pirola yang Wajib Dikenali, Varian Baru Corona yang Tengah Berkembang
Gejala Covid Pirola yang Wajib Dikenali, Varian Baru Corona yang Tengah Berkembang

Varian baru virus corona bernama Pirola tengah menimbulkan kekhawatiran di seluruh dunia.

Baca Selengkapnya
Didominasi Varian JN.1, Begini Situasi Covid-19 di Indonesia
Didominasi Varian JN.1, Begini Situasi Covid-19 di Indonesia

Kasus Covid-19 di Indonesia kembali meningkat. Kenaikan terjadi sejak dua pekan terakhir saat Singapura dihantam lagi badai Covid-19.

Baca Selengkapnya
Menkes Budi Minta Masyarakat Tak Khawatir Cacar Monyet: Tak Seperti Covid, Tapi Penularan Mirip HIV/AIDS
Menkes Budi Minta Masyarakat Tak Khawatir Cacar Monyet: Tak Seperti Covid, Tapi Penularan Mirip HIV/AIDS

Budi meminta masyarakat tidak khawatir berlebihan mengenai penularan mpox ini. Sebab, tidak sama seperti Covid-19.

Baca Selengkapnya
Varian Covid Eris Masuk Indonesia: Gejala Pilek, Sakit Tenggorokan hingga Kelelahan
Varian Covid Eris Masuk Indonesia: Gejala Pilek, Sakit Tenggorokan hingga Kelelahan

Mohammad Syahril, melanjutkan, varian Covid Eris termasuk ke dalam kelompok varian XBB, yang merupakan 'anakan' atau turunannya varian Omicron.

Baca Selengkapnya
Waspadai Potensi Peningkatan Covid-19 di Indonesia
Waspadai Potensi Peningkatan Covid-19 di Indonesia

Masyarakat juga diminta segera melengkapi vaksinasi Covid-19, khususnya pada kelompok berisiko.

Baca Selengkapnya
Negara Eropa Ini Laporkan Kasus Pertama Cacar Monyet dari Varian yang Lebih Menular di Luar Afrika
Negara Eropa Ini Laporkan Kasus Pertama Cacar Monyet dari Varian yang Lebih Menular di Luar Afrika

WHO kemarin mengumumkan wabah mpox atau cacar monyet kini dalam status darurat kesehatan global.

Baca Selengkapnya
Mengenal JN.1, Varian Baru Pemicu Lonjakan Covid-19 di Singapura
Mengenal JN.1, Varian Baru Pemicu Lonjakan Covid-19 di Singapura

Varian JN.1 merupakan pemicu lonjakan Covid-19 di Singapura.

Baca Selengkapnya
BRIN Sebut Penularan Mpox Varian Clade Ib Lebih Cepat, Sebagian Besar Lewat Kontak Seksual
BRIN Sebut Penularan Mpox Varian Clade Ib Lebih Cepat, Sebagian Besar Lewat Kontak Seksual

Skrining ketat dilakukan menyusul ditemukannya varian Clade Ib di luar kawasan Afrika.

Baca Selengkapnya
Data Kasus Covid-19 di Indonesia Sepekan Terakhir
Data Kasus Covid-19 di Indonesia Sepekan Terakhir

Terjadi lonjakan kasus Covid-19 di Indonesia menjelang Natal 2023 dan Tahun Baru 2024.

Baca Selengkapnya