Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Orang Belanda habiskan tabungan rawat anak terlantar di Lombok

Orang Belanda habiskan tabungan rawat anak terlantar di Lombok Chaim Fetter. ©2014 Merdeka.com

Merdeka.com - Prihatin pada kondisi anak-anak jalanan di Kota Lombok, Nusa Tenggara Barat, seorang warga Belanda tergerak membangun yayasan untuk bocah terlantar di sana. Tempat dinamakan Yayasan Peduli Anak itu akhirnya berdiri pada 2006-2007.

Chaim Fetter menceritakan pengalamannya pada merdeka.com beberapa waktu lalu. Meski kaya dan sukses sejak usia 23 tahun namun ada ruang kosong dalam dirinya yang tak bisa digantikan dengan harta. "Umur 13 tahun saya buat bisnis sendiri, saya buat website sendiri, itu dua dekade lalu. Tiga tahun kemudian saya buat bisnis sendirimenghasilkan cukup banyak keuntungan, sekitar usia 24 tahun saya sudah memiliki segalanya," ungkap Fetter.

Di usia belasan lelaki ini berhasil membuat coding (membuat aplikasi dengan bahasa pemrograman) yang memperkenalkannya pada bisnis teknologi informasi membuatnya sukses hingga kini. Namun materi berlimpah itu tak membuatnya bahagia. Awalnya dia tak mengerti penyebab kegalauan itu hingga akhirnya meninggalkan rutinitas pekerjaan dan berlibur ke Indonesia, tempat kakek-neneknya dibesarkan. Negeri ini juga menjadi tempat lahir ayah Fetter.

Orang lain juga bertanya?

"Jadi saya seperti ada di mid life crisis, dan saya berusaha untuk sedikit traveling dan menetap selama liburan di Indonesia. Saya ke Lombok, salah satu tempat terbaik di Indonesia. Di sana banyak anak-anak jalanan, meminta-minta dan saya ingin tahu apa masalah mereka," kata Fetter.

Fetter pun lantas meminta bantuan supir taksi yang dikendarainya di Lombok untuk bertanya pada tiga orang anak jalanan demi mengetahui alasan mereka tinggal di jalanan. Fetter mendapati anak-anak tersebut berasal dari keluarga miskin dan mereka ditinggal orang tuanya yang menjadi buruh migran di Malaysia, sementara saudara mereka tidak mampu menafkahi kebutuhan sehari-hari.

"Mereka diusir, tinggal di jalan, tidur di mal, mereka ingin sekolah lagi. Saya bilang, ok kalau mau sekolah lagi kita bawa kamu ke sekolah. Jadi kami pergi ke sekolah, ketemu sama kepala sekolah, kami bayar untuk sekolahnya satu tahun," ungkap Fetter.

Meski demikian Fetter tidak langsung memutuskan untuk membuat yayasan di Lombok. Saat balik ke Belanda barulah dia mengerti tujuan hidup sebenarnya.

"Ok inilah hal yang saya ingin lakukan lebih baik lagi. Jadi saya jual perusahaan saya di Belanda, saya pindah sekitar 2004. Saya ke Indonesia, ke Lombok," kata Fetter.

Fetter menyiapkan segala hal mulai dari rencana membangun bisnis pariwisata di Lombok, membeli sebidang tanah untuk membangun yayasan anak-anak terlantar, hingga melakukan riset soal bocah jalanan di Lombok. Untuk misinya ini dia bekerja sama dengan salah satu universitas di Mataram.

"Dalam satu bulan, 10 mahasiswa itu interview sekitar 400 anak jalanan. Dari 400 anak jalanan itu, 80 persen ingin sekolah lagi. Sambil menjalani proses itu, saya masih menunggu proses pembebasan lahan di Gili Trawangan yang ingin saya beli dan saya dapat banyak sorotan dari media Belanda," tutur Fetter.

Sorotan media Belanda tersebut berimbas pada kucuran bantuan yang warga Belanda yang peduli terhadap program sosial Fetter. Dari donasi tersebut ditambah uang pribadinya Fetter membangun Yayasan Peduli Anak di atas lahan seluas 1,5 hektar di Lombok. "Saya membangun dari tabungan saya sendiri dan uang sumbangan. Jadi kami habiskan sekitar USD 1 juta (setara Rp 12,3 miliar) dalam 10 tahun terakhir," ucap Fetter.

"Kita buat Yayasan Peduli Anak tahun 2006. Di lahan 1,5 hektar, kita buat dua sekolah, SD dan sekolah keterampilan. Ada tiga panti, ada mushola, ada kolam renang, ada klinik. Kita punya guru sendiri, dan sekolahnya juga sudah akreditasi," ungkapnya.

(mdk/din)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Kisah Viral Ibu Kerja di Malaysia 40 Tahun, Kini Masuk Panti Jompo Usai Uangnya Ludes Diambil Sang Anak
Kisah Viral Ibu Kerja di Malaysia 40 Tahun, Kini Masuk Panti Jompo Usai Uangnya Ludes Diambil Sang Anak

Ekspresi sedih dan bingung terlihat jelas di wajah perempuan berjilbab kuning itu.

Baca Selengkapnya
Gara-gara Mandor Kabur, Putra Asli Garut Kerja Bangunan di Bali Terlantar 'Makan ada yang Ngasih'
Gara-gara Mandor Kabur, Putra Asli Garut Kerja Bangunan di Bali Terlantar 'Makan ada yang Ngasih'

Sebuah video memperlihatkan pemuda Garut yang terlantar di Bali.

Baca Selengkapnya
Sedih Lihat Kakek 80 Tahun Masih Keliling Jualan Bantal Kapuk, Punya Anak Sudah Besar Bukannya Memberi Malah Minta Uang
Sedih Lihat Kakek 80 Tahun Masih Keliling Jualan Bantal Kapuk, Punya Anak Sudah Besar Bukannya Memberi Malah Minta Uang

Diakuinya, sang putra tak mau bekerja hingga masih meminta uang.

Baca Selengkapnya
Kisah Pilu Kakek 90 Tahun Makan Cuma Nasi Dicampur Air, Tinggal Sendiri Penghasilan Jualan Kerupuk Miris
Kisah Pilu Kakek 90 Tahun Makan Cuma Nasi Dicampur Air, Tinggal Sendiri Penghasilan Jualan Kerupuk Miris

Untuk mengobati rasa lapar, setiap hari sang kakek makan nasi dengan dicampur air.

Baca Selengkapnya
Pemuda Telanjang Dada Keturunan Rohingya Bertahan Hidup di Hutan, Usai Orangtua Angkat Meninggal Dunia
Pemuda Telanjang Dada Keturunan Rohingya Bertahan Hidup di Hutan, Usai Orangtua Angkat Meninggal Dunia

Pemuda Telanjang Dada Keturunan Rohingya Bertahan Hidup di Hutan, Usai Orangtua Angkat Meninggal Dunia

Baca Selengkapnya
Rumah Kontrak dan Harus Nafkahi Lima Anak, Sosok Ayah Ini Kerja Sehari Penuh Hanya Dapat Rp 15 Ribu
Rumah Kontrak dan Harus Nafkahi Lima Anak, Sosok Ayah Ini Kerja Sehari Penuh Hanya Dapat Rp 15 Ribu

Hanya dapat 15 ribu rupiah sehari dan harus nafkahi lima orang anak, perjuangan pria ini bikin haru.

Baca Selengkapnya
Kisah Hidup Adit, Remaja yang Rela Putus Sekolah Demi Cari Uang untuk Bantu Orang Tua
Kisah Hidup Adit, Remaja yang Rela Putus Sekolah Demi Cari Uang untuk Bantu Orang Tua

Kisah hidup Adit, remaja yang putus sekolah demi cari uang untuk bantu perekonomian keluarga.

Baca Selengkapnya
Rawat Anak Yatim Meski Hidup Pas-pasan, Momen Tukang Becak Dapat Bantuan dari Orang Baik Ini Viral
Rawat Anak Yatim Meski Hidup Pas-pasan, Momen Tukang Becak Dapat Bantuan dari Orang Baik Ini Viral

Pria ini mengajak bapak tukang becak untuk berbelanja ke pusat perbelanjaan.

Baca Selengkapnya
Berpenampilan Bak Gelandangan dan Cari Makan di Tempat Sampah, Ternyata Orang Kaya Punya 10 Rumah
Berpenampilan Bak Gelandangan dan Cari Makan di Tempat Sampah, Ternyata Orang Kaya Punya 10 Rumah

Bukti Heinz bukan orang melarat adalah adanya beberapa aset properti yang nilainya mencapai jutaan euro.

Baca Selengkapnya
Miliki Keluarga Kandung Kaya Raya, Cerita Pilu Pemulung Ini Hidup Susah Mencari Nafkah 'Anak-anak Putus Sekolah'
Miliki Keluarga Kandung Kaya Raya, Cerita Pilu Pemulung Ini Hidup Susah Mencari Nafkah 'Anak-anak Putus Sekolah'

Seorang pemulung asal Palembang harus hidup di jalan padahal memiliki keluarga yang kaya raya.

Baca Selengkapnya
Perjuangan Hidup Anak 16 Tahun yang Hidup Sebatang Kara, Senang saat Dapat Bantuan
Perjuangan Hidup Anak 16 Tahun yang Hidup Sebatang Kara, Senang saat Dapat Bantuan

Ia hidup sendirian karena ayahnya meninggal dan ibunya meninggalkannya sejak kecil.

Baca Selengkapnya
Anak Broken Home ini Pilih Tinggal Sendiri di Hutan Pakai Tenda, Ngaku Tak Lagi Mendapat Perhatian
Anak Broken Home ini Pilih Tinggal Sendiri di Hutan Pakai Tenda, Ngaku Tak Lagi Mendapat Perhatian

BM sempat tidur di teras rumah orang dan emperan toko, di halaman masjid.

Baca Selengkapnya