Oxford Lanjutkan Uji Coba Vaksin Covid-19 Setelah Terhenti Karena Efek Samping
Merdeka.com - Uji coba vaksin Covid-19 yang dikembangkan AstraZeneca dan Universitas Oxford akan dilanjutkan setelah sempat terhenti karena efek samping yang dialami salah satu peserta uji coba di Inggris.
Pada Selasa, AstraZeneca menyampaikan penelitian dijeda sementara pihaknya menyelidiki apakah reaksi yang dialami peserta uji coba berkaitan dengan vaksin. Tapi pada Sabtu, pihak universitas menyampaikan penelitian dinilai aman untuk dilanjutkan.
Menteri Kesehatan Inggris, Matt Hancock menyambut baik kabar penelitian akan dilanjutkan.
-
Siapa yang terlibat dalam penelitian Covid-19 ini? Tim peneliti yang dipimpin oleh Wellcome Sanger Institute dan University College London di Inggris menemukan respons kekebalan baru yang memberikan pertahanan garis depan yang kuat.
-
Apa yang diuji ulang oleh ilmuwan? Meskipun telah digunakan selama lebih dari satu abad, penelitian mengenai teori ini terus dilakukan. Baru-baru ini, hasil pengujian menunjukkan bahwa teori relativitas Einstein kembali terbukti akurat.
-
Apa tujuan uji klinis obat ini? Uji klinis pertama di dunia untuk obat yang dirancang untuk menumbuhkan gigi akan dimulai pada bulan September tahun ini di Rumah Sakit Universitas Kyoto, Jepang.
-
Apa yang diujicoba oleh para ilmuwan? Para ilmuwan sedang melakukan percobaan untuk membuat prototipe chip jaringan 6G di masa depan.
-
Bagaimana vaksin kanker ini bekerja? Putin menyatakan keyakinannya bahwa vaksin tersebut, bersama dengan obat imunomodulator generasi baru, akan segera menjadi bagian integral dari terapi individual yang efektif.
-
Apa saja gejala yang dialami pasien pertama Covid-19? Setelah kembali ke Depok, NT mulai merasakan gejala seperti batuk, sesak, dan demam selama 10 hari. Ia berobat ke RS Mitra Depok dan didiagnosis mengidap bronkopneumonia, salah satu jenis pneumonia yang menyebabkan peradangan pada paru-paru.
"Jeda ini menunjukkan kita akan selalu mengutamakan keamanan. Kita akan kembalikan ilmuwan kita untuk mengantarkan vaksin yang efektif sesegera mungkin dengan aman," jelasnya, dikutip dari BBC, Senin (14/9).
Universitas Oxford dalam sebuah pernyataan menyampaikan, telah diperkirakan bahwa beberapa peserta akan merasa kurang sehat dalam uji coba skala besar.
Penelitian saat ini bisa berlanjut menyusul rekopmendasi dari komite peninjau keamanan independen dan regulator Inggris, Badan Peraturan Obat dan Produk Perawatan Kesehatan.
Pihaknya juga tak akan menutupi informasi tentang pasien yang sakit demi alasan kerahasiaan, tapi The New York Times melaporkan, seorang sukarelawan dalam uji coba di Inggris telah didiagnosa dengan myelitis transversal, sindrom inflamasi yang mempengaruhi sumsum tulang belakang dan dapat disebabkan oleh infeksi virus.
WHO menyampaikan, hampir 180 kandidat vaksin sedang diuji di seluruh dunia tapi belum ada yang selesai uji klinis.
Sangat diharapkan vaksin AstraZeneca dan Universitas Oxford adalah salah satu vaksin pertama yang dipasarkan, menyusul kesuksesan fase 1 dan uji coba 2.
Pengembangan vaksin masuk ke uji coba fase 3 dalam beberapa pekan terakhir yang melibatkan sebanyak 30.000 peserta di AS termasuk di Inggris, Brasil, dan Afrika Selatan. Uji coba vaksin Fase 3 sering melibatkan ribuan peserta dan bisa berlangsung selama beberapa tahun.
Kepala penasihat ilmiah pemerintah, Sir Patrick Vallance, menyampaikan dalam konferensi pers Downing Street pada Rabu lalu, apa yang terjadi dalam uji coba Oxford adalah bukan hal yang tidak lazim.
(mdk/pan)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Badan Pengawas Obat Eropa juga telah melarang peredaran vaksin ini.
Baca SelengkapnyaEpidemiolog dari Griffith University Australia, Dicky Budiman mengatakan, ada kemungkinan kasus TTS dipicu vaksin AstraZeneca.
Baca SelengkapnyaKomnas KIPI sebelumnya mengatakan tidak ada kejadian sindrom TTS setelah pemakaian vaksin Covid-19 AstraZeneca.
Baca SelengkapnyaBelakangan, vaksin AstraZeneca disebut-sebut memicu kejadian trombosis with thrombocytopenia syndrome (TTS) atau pembekuan darah.
Baca SelengkapnyaMenkes angkat bicara mengenai efek samping vaksin Covid-19 AstraZeneca
Baca SelengkapnyaVaksin cacar api dirancang untuk merangsang sistem kekebalan tubuh agar dapat mengenali dan melawan virus varicella-zoster sebelum virus tersebut aktif kembali.
Baca SelengkapnyaJamie Scott, seorang pria beranak dua mengalami cedera otak serius setelah mengalami penggumpalan darah dan pendarahan di otak usai mendapatkan vaksin itu p
Baca SelengkapnyaHinky mengatakan, vaksin AstraZeneca sudah melewati tahap uji klinis tahap 1 hingga 4.
Baca SelengkapnyaHebohnya kasus TTS berawal dari gugatan yang dilayangkan Jamie Scott ke Pengadilan Tinggi Inggris.
Baca SelengkapnyaBahkan, muncul narasi menyatakan bahwa virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 tidak ada.
Baca SelengkapnyaPemerintah berupaya mencegah penyebaran Mpox dengan melakukan vaksinasi yang sudah disetujui WHO dan BPOM.
Baca SelengkapnyaRencana pemberian booster ketiga ini buntut kembali meningkatnya kasus Covid-19.
Baca Selengkapnya