Pakar Sebut Virus Influenza Lebih Mematikan Dari Virus Corona, Infeksi 19 Juta Orang
Merdeka.com - Sebuah virus mematikan telah membunuh ribuan orang dan menginfeksi jutaan lainnya di Amerika Serikat musim ini. Namun virus tersebut tak pernah menjadi berita utama.
Sementara itu virus corona baru, yang mulai muncul di China sejak akhir tahun lalu dan menyebar ke sedikitnya 20 negara, sedang mencapai tingkat epidemi, tingkat infeksi dan kematiannya tidak mendekati virus yang lebih tua sebelumnya: influenza.
Di AS sendiri sedikitnya 19 juta kasus influenza dilaporkan musim ini, dan sebanyak 10.000 kasus kematian akibat penyakit tersebut, menurut data statistik terbaru dari Pusat Kontrol Penyakit dan Pencegahan AS (CDC), seperti dikutip dari Alarabiya, Minggu (9/2).
-
Apa itu influenza? Influenza, atau flu, adalah infeksi virus yang sangat menular dan biasanya terjadi pada musim dingin.
-
Kenapa kasus Covid-19 naik? Kasus positif Covid-19 pada 27 November sampai 3 Desember mengalami kenaikan sebanyak 30 persen dibanding pekan sebelumnya, yaitu pada 20-26 November.
-
Apa dampak pandemi Covid-19? Pandemi Covid-19 mengubah tatanan kesehatan dan ekonomi di Indonesia dan dunia. Penanganan khusus untuk menjaga keseimbangan dampak kesehatan akibat Covid-19 serta memulihkan ekonomi harus dijalankan.
-
Apa yang menyebabkan influenza? Influenza virus: Menyebabkan flu, yang dapat memiliki gejala ringan hingga parah dan bahkan fatal dalam beberapa kasus.
-
Mengapa Covid-19 menjadi pandemi global? Pandemi Covid-19 telah menjadi salah satu peristiwa paling berdampak di abad ke-21. Penyakit yang disebabkan oleh virus corona jenis baru ini telah menginfeksi lebih dari 200 juta orang dan menewaskan lebih dari 4 juta orang di seluruh dunia.
-
Bagaimana flu menyebar? Flu merupakan infeksi virus pada saluran pernapasan yang menyebar terutama melalui kontak dekat dengan orang yang terinfeksi. Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), virus ini menyebar melalui tetesan kecil yang dikeluarkan oleh penderita saat batuk, bersin, atau bahkan berbicara. Tetesan ini dapat terhirup oleh orang lain atau menempel pada permukaan seperti gagang pintu atau meja. Jika seseorang menyentuh permukaan yang terkontaminasi dan kemudian menyentuh hidung, mulut, atau mata mereka, kemungkinan besar mereka akan tertular flu.
Sebagai perbandingan, di seluruh dunia virus corona telah membunuh 564 orang dan menginfeksi sekitar 28.200 orang.
Perbedaan antara kedua virus berasal dari kebaruan jenis corona ini dan ketidakpastian para pakar medis tentang efek wabah ini.
"Ini sama sekali baru dan ada banyak hal yang tidak diketahui, yang, secara alami, menimbulkan kekhawatiran, bahkan menakuti orang sampai ke titik kecemasan dan kepanikan. Dan kita tahu bahwa kekhawatiran dan kecemasan itu menular," kata Dr. Nina Radcliff, ahli anestesi bersertifikat yang berbasis di New Jersey.
Sebaliknya, komunitas medis dapat "memprediksi dengan cukup akurat berapa kisaran angka kematian dan rawat inap" untuk virus influenza setiap tahun, menurut Dr. Anthony Fauci, direktur Institut Nasional Alergi dan Penyakit Menular.
"Terlepas dari morbiditas (jumlah yang terserang) dan mortalitas (kematian) dengan influenza, ada kepastian ... flu musiman," kata Dr. Fauci, yang menambahkan bahwa masalah terkait virus corona adalah aspek yang tidak diketahui, dalam konferensi pers Gedung Putih pada hari Jumat.
Sementara itu vaksinasi dan pengobatan anti virus untuk pengobatan tersedia untuk influenza, dan tak ada vaksin dan pengobatan yang tersedia untuk virus corona.
Meskipun laporan media tentang "obat terobosan" ditemukan untuk mengobati orang yang terjangkit corona, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) meremehkan laporan tersebut pada Rabu.
"Tidak ada terapi efektif yang diketahui terhadap virus (2019-nCoV) ini,” kata juru bicara WHO Tarik Jasarevic.
Influenza dan virus corona menyebar melalui kontak langsung dan tidak langsung, yang berarti mereka dapat ditularkan melalui sentuhan fisik antara manusia, dan juga dapat ditularkan dengan menyentuh permukaan yang orang yang terinfeksi virus.
WHO dan Radcliff merekomendasikan vaksinasi flu sebagai langkah pencegahan terhadap influenza.
"Itu tidak seratus persen, tapi itu masih merupakan senjata paling efektif yang kita punya. Juga jika Anda terserang flu setelah mendapat suntikan flu, penelitian menunjukkan bahwa Anda lebih kecil kemungkinannya dirawat di rumah sakit, mengalami komplikasi atau meninggal karena itu," kata Radcliff.
Cara Pencegahan Virus
WHO menyarankan upaya pencegahan tertular virus corona. Inilah upaya yang bisa dilakukan:1. Rutin mencuci tangan menggunakan cairan pencuci tangan atau sabun dan air.2. Saat batuk dan bersin, tutup mulut dan hidung dengan tangan atau tisu - buang tisu setelahnya dan cuci tangan dengan bersih.3. Jauhi kontak dengan orang yang terserang demam dan batuk.4. Jika Anda demam, batuk, dan sesak napas segera cari pertolongan medis dan ceritakan perjalanan terakhir Anda dengan petugas kesehatan.5. Ketika mengunjungi pasar hewan di wilayah yang terkena dampak virus corona, jauhi kontak langsung dengan hewan hidup dan permukaan yang bersentuhan dengan hewan.6. Hindari konsumsi produk hewani mentah atau tak cukup matang. Daging mentah, susu atau organ hewan lainnya harus ditangani dengan hati-hati, untuk menghindari kontaminasi silang dengan makanan mentah, sesuai praktik keamanan pangan yang baik.
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Jumlah populasi nyamuk di seluruh dunia terungkap. Angkanya begitu fantastis.
Baca SelengkapnyaBelum tersedia vaksin untuk manusia yang terjangkit virus ini.
Baca SelengkapnyaLima orang meninggal akibat komplikasi penyakit “langka tapi serius” di Virginia, Amerika Serikat.
Baca SelengkapnyaKepala sebuah klinik di Tokyo, Ando Sakuro mengatakan bahwa sepuluh orang telah teruji positif setiap hari sejak akhir Juni.
Baca SelengkapnyaLonjakan kasus penyakit mirip influenza ini membuat sebuah RS di China penuh. Banyak pasien anak-anak yang terpaksa dirawat di koridor dan tangga rumah sakit.
Baca SelengkapnyaVarian baru virus corona bernama Pirola tengah menimbulkan kekhawatiran di seluruh dunia.
Baca SelengkapnyaData itu berdasarkan catatan Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Jateng.
Baca SelengkapnyaTjandra mengatakan, data WHO menunjukkan, ada kenaikan 255 persen perawatan Covid-19 di rumah sakit Indonesia.
Baca SelengkapnyaKelompok orang yang rawan tertular cacar monyet diminta untuk sadar dalam mencegah penyakit ini.
Baca SelengkapnyaData Indeks Kualitas Udara (AQI) Air, DKI Jakarta menempati posisi teratas daftar kota dengan tingkat polusi terburuk pada Senin, 7 Agustus 2023.
Baca Selengkapnya