Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Pakar Ungkap Tragedi Halloween Itaewon Seharusnya Bisa Dihindari, Begini Caranya

Pakar Ungkap Tragedi Halloween Itaewon Seharusnya Bisa Dihindari, Begini Caranya sepatu korban tragedi halloween itaewon. ©REUTERS/Kim Hong-Ji

Merdeka.com - Pakar keamanan menjelaskan tragedi halloween Itaewon yang merenggut sebanyak 154 korban jiwa dapat dihindari jika polisi melakukan kendali kerumunan dan kontrol lalu lintas yang tepat.

Tragedi halloween Itaewon di Ibu Kota Seoul, Korea Selatan, terjadi karena tidak adanya pengorganisasian pusat yang mengatur jalannya acara itu. Karena tidak adanya pengorganisasian pusat, maka polisi setempat pun tidak diharuskan membuat atau menegakkan protokol keselamatan masyarakat.

Otoritas distrik Yongsan, tempat di mana Itaewon berada diketahui hanya membahas langkah-langkah pencegahan penggunaan narkoba dan penyebaran Covid-19 selama acara itu berlangsung. Langkah pengendalian massa sendiri tidak ditemukan dalam perencanaan itu.

Orang lain juga bertanya?

Bahkan hanya 137 anggota polisi ditempatkan untuk mengamankan berjalannya acara halloween.

Pada malam Sabtu atau tepat terjadinya tragedi itu, sekitar 100.000 orang diketahui berada di Itaewon dan mengikuti acara halloween. Menurut laporan Seoul Metro, sekitar 81.573 orang menaiki kereta bawah tanah ke Itaewon pada hari itu.

Angka itu melonjak dibanding pekan-pekan sebelumnya yang hanya 23.800 dan sekitar 35.950 pada tiap-tiap hari Jumat.

Jumlah pasukan pengamanan di acara halloween itu berbeda jauh dibanding kegiatan kampanye serikat pekerja dan pendukung Presiden Yoon Suk-yeol yang dilakukan pada hari yang sama. Meski kegiatan itu dihadiri puluhan ribu orang, namun 4.000 polisi dikerahkan untuk mengamankan berjalannya acara itu.

“Polisi kini tengah menganalisis menyeluruh tentang penyebab insiden itu. Tidak tepat untuk membuat kesimpulan tergesa-gesa sebelum penyebab pastinya ditentukan – apakah itu disebabkan oleh kurangnya polisi atau apakah ada sesuatu yang harus kita ubah secara mendasar untuk rapat umum dan pertemuan,” jelas Menteri Dalam Negeri dan Keamanan Lee Sang-min, dikutip dari Reuters, Selasa (1/11).

Presiden Yoon juga meminta agar pihak berwajib melakukan analisis menyeluruh pada penyebab terjadinya insiden itu serta meminta agar langkah-langkah keamanan digunakan bagi pertemuan-pertemuan besar lainnya.

Korea Selatan sendiri diketahui memiliki langkah-langkah keamanan festival atau pertemuan-pertemuan besar yang dihadiri 1.000 orang. Tetapi pelaksanaan langkah-langkah keamanan itu membutuhkan perencanaan keselamatan dari personel pengamanan pemerintah.

Tepat dua pekan lalu, asosiasi pariwisata bersama Kota Seoul menyelenggarakan Itaewon Global Village Festival. Dalam festival itu, terdapat orang-orang mengerahkan arus pergerakan, bahkan jalan utama ditutup bagi lalu lintas mobil.

Tetapi acara halloween Itaewon yang dihadiri ratusan ribu orang tidak menerapkan langkah-langkah keamanan seperti festival yang dilakukan dua pekan lalu. Bahkan langkah pembatasan Covid-19 juga tidak diterapkan.

“Hanya karena tidak dinamai ‘festival’ tidak berarti harus ada perbedaan dalam hal manajemen bencana. Karena tidak ada otoritas pusat, masing-masing personel pemerintah hanya melakukan apa yang biasanya mereka lakukan – pemadam kebakaran bersiap untuk kebakaran dan polisi bersiap untuk kejahatan. Perlu ada sistem di mana pemerintah daerah mengambil kendali dan bekerja sama dengan otoritas lain untuk bersiaplah bagi yang terburuk,” kata Paek Seung-joo, profesor perlindungan kebakaran & bencana di Open Cyber University of Korea.

Bagi ahli lain, tragedi halloween Itaewon harus menjadi pelajaran penting bagi persiapan dan langkah-langkah keamanan.

“Kita perlu mengambil tragedi ini dan belajar bersiap menghadapi risiko bencana,” jelas Moon Hyeon-cheol, profesor keselamatan bencana di Universitas Soongsil.

Reporter Magang: Theofilus Jose Setiawan

(mdk/pan)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Debat Pilgub DKI Bentrok dengan Acara Synchronize Fest di Kemayoran, Polisi Belum Siapkan Pengalihan Lalin
Debat Pilgub DKI Bentrok dengan Acara Synchronize Fest di Kemayoran, Polisi Belum Siapkan Pengalihan Lalin

Diketahui, debat perdana ini dilakukan di Jiexpo, Kemayoran, Jakarta Pusat, pada Minggu (6/10).

Baca Selengkapnya
Musik Remix Hajatan di Muratara Dilarang Usai Warga Tewas Overdosis, Ini Sanksi Bagi Pelanggar
Musik Remix Hajatan di Muratara Dilarang Usai Warga Tewas Overdosis, Ini Sanksi Bagi Pelanggar

Wakil Bupati Muratara Inayatullah menyebut pelarangan sebenarnya sudah termuat dalam peraturan daerah.

Baca Selengkapnya
Polisi Temukan Alat Isap Sabu di Pasar Blok G Tanah Abang
Polisi Temukan Alat Isap Sabu di Pasar Blok G Tanah Abang

Polisi langsung menindaklanjuti informasi yang beredar. Adapun, informasinya ada suatu tempat di Pasar Blok G dijadikan sarang narkoba.

Baca Selengkapnya
Polisi Tak Temukan Unsur Pidana Kontes Kecantikan Transgender di Hotel Orchardz Sawah Besar
Polisi Tak Temukan Unsur Pidana Kontes Kecantikan Transgender di Hotel Orchardz Sawah Besar

Polisi menyatakan tidak menemukan unsur pidana dalam penyelenggaraan kontes kecantikan transgender di Hotel Orchardz di kawasan Sawah Besar, Jakarta Pusat.

Baca Selengkapnya
Kemenkes Sebut Belum Ada Mutasi Baru Covid-19 Meski Varian JN.1 Sudah Menyebar di RI
Kemenkes Sebut Belum Ada Mutasi Baru Covid-19 Meski Varian JN.1 Sudah Menyebar di RI

Penularan varian JN.1 telah ditemukan di Jakarta dan Batam.

Baca Selengkapnya
Warga Kota Banda Aceh Dilarang Rayakan Malam Tahun Baru
Warga Kota Banda Aceh Dilarang Rayakan Malam Tahun Baru

Perayaan malam tahun baru bertentangan dengan syariat Islam dan mengganggu ketertiban.

Baca Selengkapnya
Hasil Labfor Polri: Botol Mirip 'Bong' di Blok G Pasar Tanah Abang Bukan Alat Hisap Sabu
Hasil Labfor Polri: Botol Mirip 'Bong' di Blok G Pasar Tanah Abang Bukan Alat Hisap Sabu

Polisi memastikan botol plastik air mineral yang dibolongi sedotan bukan alat hisap narkotika sabu 'bong'.

Baca Selengkapnya
Tak Ada Gangguan Keamanan Selama Nataru, IPW Apresiasi Polri
Tak Ada Gangguan Keamanan Selama Nataru, IPW Apresiasi Polri

Tak Ada Gangguan Keamanan Selama Nataru, IPW Apresiasi Polri

Baca Selengkapnya
Kasus Covid-19 Muncul lagi, Sekda Jateng Sebut yang Terpapar Karena Belum Booster
Kasus Covid-19 Muncul lagi, Sekda Jateng Sebut yang Terpapar Karena Belum Booster

Terkait mobilisasi orang yang banyak berpotensi terjadi pada liburan Natal dan Tahun Baru, pemerintah belum mengeluarkan kebijakan pembatasan perjalanan.

Baca Selengkapnya
Empat Strategi Cegah Insiden Kerusuhan Saat Konser
Empat Strategi Cegah Insiden Kerusuhan Saat Konser

Beberapa waktu lalu konser musik yang digelar di Tangerang berubah menjadi kerusuhan.

Baca Selengkapnya
Polisi Belum Temukan Bukti Blok G Tanah Abang jadi Tempat ‘Nyabu’
Polisi Belum Temukan Bukti Blok G Tanah Abang jadi Tempat ‘Nyabu’

Hasil penelusuran sementara, tidak ditemukan bukti kuat Blok G Tanah Abang jadi tempat 'nyabu'.

Baca Selengkapnya
Kompolnas Beberkan Temuan Kasus 7 Remaja Tewas di Kali Bekasi, Tak Ada Tembakan Peringatan Polisi Bubarkan Tawuran
Kompolnas Beberkan Temuan Kasus 7 Remaja Tewas di Kali Bekasi, Tak Ada Tembakan Peringatan Polisi Bubarkan Tawuran

Kepastian itu berdasarkan penyelidikan Kompolnas dan Polres Bekasi Kota terkait kematian tujuh remaja di kali Bekasi.

Baca Selengkapnya