Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Pakistan Tangkap 121 Anggota Kelompok Militan

Pakistan Tangkap 121 Anggota Kelompok Militan bom mobil di kashmir. ©2019 REUTERS/Younis Khaliq

Merdeka.com - Kementerian Dalam Negeri Pakistan dua hari lalu mengumumkan, sebanyak 121 anggota militan dari 'kelompok terlarang' telah ditahan. Pakistan kini gencar memburu anggota militan setelah mendapat tekanan internasional yang menginginkan Islamabad bertindak lebih serius dalam menghadapi kasus terorisme.

Sebanyak 121 orang militan telah di bawah ke dalam "tahanan preventif", sesuai dengan rencana pemberantasan terorisme nasional, National Action Plan (NAP), yang dirumuskan pascaserangan teror 2014 lalu. Kala itu, serangan menargetkan sebuah akademi militer di Peshawar dan 150 orang dinyatakan tewas.

Dikutip dari India Times, Jumat (8/3), operasi pemberantasan terorisme di Pakistan tengah berlangsung dengan keras, menyusul peningkatan ketegangan dengan India. Dalam langkah yang dinyatakan sebagai "operasi berkelanjutan pemberantasan ekstremisme agama" tersebut, Kementerian Dalam Negeri Pakistan bekerja sama dengan pemerintah provinsi dan lembaga penegak hukum.

Mengutip laman Voice of America, Pakistan telah mengambil kendali 216 institusi pendidikan yang dijalankan oleh kelompok Islam terlarang. Sementara itu, pemerintah provinsi telah berhasil menguasai 176 fasilitas seperti ambulans dan beberapa institusi kesehatan yang dijalankan oleh kelompok militan. Keduanya telah dilakukan pada Kamis, 7 Maret 2019.

India sendiri telah memberikan berkas pada Senin, yang berisi daftar nama militan yang diduga terlibat dalam serangan Kashmir 14 Februari.

Dokumen yang dimaksud diterima oleh Pakistan, kemudian Islamabad dengan segera melancarkan penangkapan disusul dengan "penahanan preventif".

Penahanan preventif dimaksudkan untuk mengamankan terlebih dahulu para militan, sambil mencari bukti yang cukup. Mengingat, Pakistan mengatakan bahwa dokumen India tidak disertai dengan bukti yang lengkap.

"Ada beberapa yang disebutkan dalam dokumen India, namun mereka tidak memberikan bukti," kata Khan. "Sampai mereka memberikan bukti, kami telah menangkap beberapa orang ke dalam tahanan dan kami akan menyelidikinya."

Mereka yang ditangkap akan ditahan selama 14 hari, dan memungkinkan untuk dituntut di depan pengadilan apabila bukti lebih lanjut telah ditemukan. Hal itu disampaikan oleh Sekretaris Dalam Negeri, Azam Suleman Khan.

Sebelumnya, otoritas Pakistan telah menahan 44 militan pada Selasa, 5 Maret 2019, termasuk putra dan saudara laki-laki dari pemimpin Jaish-e-Mohammad (JeM), Masood Azhar.

JeM adalah kelompok teroris yang mengaku bertanggung jawab atas serangan Kashmir, 14 Februari 2019, yang menewaskan lebih dari 40 personel kepolisian India.

Penahanan sejumlah anggota kelompok militan telah berlangsung sejak Selasa, 5 Maret, pascapengesahan regulasi birokrasi anti-terorisme. Kebijakan itu bersubstansi akan menyita aset anggota kelompok militan yang telah diberikan sanksi oleh PBB, termasuk JeM.

"Tujuan dari kebijakan pembekuan dan penyitaan aset yang dikeluarkan oleh Dewan Keamanan PBB pada 2019 adalah untuk merampingkan prosedur implementasi sanksi PBB terhadap kelompok atau individu tertentu," disampaikan oleh Kementerian Luar Negeri pada Senin.

Langkah baru tersebut, memperbarui legislasi yang telah ada, akan berlaku bagi seluruh kelompok yang berafiliasi dengan ISIS dan al-Qaeda sebagaimana diatur oleh PBB, dan juga entitas yang dianggap sebagai 'teroris' di bawah undang-undang domestik anti-terorisme Pakistan.

JeM sendiri telah resmi disebut sebagai organisasi teroris sejak 2002.

JeM yang dimaksud memiliki massa pendukung yang terletak di Kashmir yang dikuasai Pakistan, serta Kashmir dan Doda yang berada di wilayah kedaulatan India.

"Pendukung (JeM), sebagian besar berasal dari Pakistan dan Kashmir, namun juga termasuk Afghanistan dan mantan pejuang Arab di Perang Afghanistan... JeM berbasis di (Kota) Peshawar dan Muzaffarabad, Pakistan, namun anggota melakukan aktivitas terorisme paling banyak di Kashmir," menurut ringkasan PBB tentang alasan sanksi diberikan kepada kelompok tersebut.

Menurut laporan PBB, JeM sebagaimana al-Qaeda, berkoordinasi dengan kelompok Taliban di Afghanistan yang ingin menargetkan anggota koalisi pertahanan NATO di negara tetangga Afghanistan.

Perlu diketahui bahwa saat ini, pemimpin JeM, Azhar, tidak mendapatkan sanksi khusus dari PBB, namun termasuk dalam daftar hitam "individu terlarang" pemerintah Pakistan.

Adapun kelompok militan lain yang menjadi target regulasi baru adalah Lashkar-e-Taiba, serta pasukan amalnya Jamaat-ud-Dawa dan Filah-e-Insaniyat Foundation.

Salah satu faktor pendorong implementasi kebijakan anti-teror ini, menurut Al Jazeera, berkaitan dengan peningkatan tekanan dari Financial Action Task Force (FATF), badan antarpemerintah dengan 38 negara anggota yang memonitor pendanaan kelompok militan dan pencucian uang.

Tahun lalu, FATF telah memasukkan Pakistan dalam "daftar abu-abu" mengatakan bahwa negara itu terlibat dalam pendanaan kelompok militan. Implikasi yang harus ditanggung jika status berganti menjadi daftar hitam berupa kesulitan sistem finansial dan infrastruktur perbankan internasional.

Pernyataan Pakistan pada Senin mengakui bahwa regulasi baru -terkait pembekuan dan penyitaan aset teroris- segaris dengan standar Dewan Keamanan PBB dan FATF.

Regulasi penyitaan dan pembekuan sendiri harus sesuai dengan metodologi regulasi PBB, yang mengecualikan sejumlah aset untuk menunjang "kebutuhan pokok.

Selain pembekuan dan penyitaan aset, regulasi PBB juga termasuk larangan bepergian secara internasional dan embargo senjata.

Reporter: Siti Khotimah

Sumber: Liputan6.com

(mdk/pan)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
FOTO: Horor! Serangan Pasukan Separatis Bersenjata di Pakistan Tewaskan 73 Orang
FOTO: Horor! Serangan Pasukan Separatis Bersenjata di Pakistan Tewaskan 73 Orang

Pasukan separatis bersenjata di Pakistan menyerang kantor polisi, jalur kereta api, dan jalan raya hingga menewaskan 73 orang.

Baca Selengkapnya
Kronologi Diplomat Indonesia Diserang Bom di Pakistan, Satu Polisi Tewas
Kronologi Diplomat Indonesia Diserang Bom di Pakistan, Satu Polisi Tewas

Serangan tersebut dikonfirmasi menewaskan seorang polisi yang mengawal konvoi.

Baca Selengkapnya
BNPT Bongkar Pola Serangan Terorisme di Indonesia, Lewat Gerakan Bawah Tanah Secara Sistematis
BNPT Bongkar Pola Serangan Terorisme di Indonesia, Lewat Gerakan Bawah Tanah Secara Sistematis

Hal tersebut disampaikan Rycko usai mengikuti peringatan tragedi kemanusiaan Bom Bali di Ground Zero atau Tugu Peringatan Bom Bali.

Baca Selengkapnya
Pakistan Balas Serang Iran, Sehari Setelah Digempur dengan Rudal
Pakistan Balas Serang Iran, Sehari Setelah Digempur dengan Rudal

Iran menyerang Pakistan sehari sebelumnya, menyasar kelompok milisi di Provinsi Balochistan, dekat perbatasan kedua negara.

Baca Selengkapnya
Tumpas Habis Kelompok MIT, Polri Ungkap 256 Narapidana Teroris Kembali ke Pangkuan Ibu Pertiwi Selama 2023
Tumpas Habis Kelompok MIT, Polri Ungkap 256 Narapidana Teroris Kembali ke Pangkuan Ibu Pertiwi Selama 2023

Total 146 terduga teroris ditangkap Polri sepanjang tahun 2023.

Baca Selengkapnya
Kapolri Minta Jajarannya Waspada Bangkitnya Teroris Imbas Konflik Israel-Palestina
Kapolri Minta Jajarannya Waspada Bangkitnya Teroris Imbas Konflik Israel-Palestina

"Dampak perang Israel-Palestina tentunya juga membangkitkan sel-sel yang terafiliasi dengan teroris,

Baca Selengkapnya
Malaysia Geger, 355 Tersangka Kasus Pelecehan Seksual Anak Berkedok Ajaran Agama Ditangkap
Malaysia Geger, 355 Tersangka Kasus Pelecehan Seksual Anak Berkedok Ajaran Agama Ditangkap

Polisi Malaysia menangkap ratusan tersangka kasus pelecehan seksual terhadap anak di bawah umur yang membuat gempar masyarakat Negeri Jiran.

Baca Selengkapnya
Israel Bebaskan 117 Tahanan Palestina, di Saat yang Sama Kembali Tangkap 116 Warga Tepi Barat
Israel Bebaskan 117 Tahanan Palestina, di Saat yang Sama Kembali Tangkap 116 Warga Tepi Barat

Meningkatnya serangan, penangkapan, dan tekanan ini membawa Tepi Barat yang diduduki ke dalam situasi yang lebih buruk.

Baca Selengkapnya
Densus 88 Tangkap 27 Terduga Teroris Pendukung ISIS, 9 Pelaku di Jakarta dan 17 di Jabar
Densus 88 Tangkap 27 Terduga Teroris Pendukung ISIS, 9 Pelaku di Jakarta dan 17 di Jabar

Densus 88 tangkap puluhan pendukung ISIS dalam satu hari di 3 lokasi

Baca Selengkapnya
Kementerian Luar Negeri Pastikan Diplomat Indonesia Selamat  dan Aman Setelah Diserang Bom di Pakistan
Kementerian Luar Negeri Pastikan Diplomat Indonesia Selamat dan Aman Setelah Diserang Bom di Pakistan

Diplomat Indonesia bersama dengan sejumlah diplomat negara lainnya menjadi korban serangan teroris saat dalam perjalanan menuju sebuah acara di Pakistan.

Baca Selengkapnya
Densus 88 Tangkap Empat Terduga Teroris di Riau
Densus 88 Tangkap Empat Terduga Teroris di Riau

Belum diketahui terduga teroris itu masuk jaringan mana.

Baca Selengkapnya
10 Buronan 'High Profile' Ditangkap Polri Selama 2024, Ini Daftar Namanya
10 Buronan 'High Profile' Ditangkap Polri Selama 2024, Ini Daftar Namanya

Buronan itu berasal dari pelbagai negara di luar negeri.

Baca Selengkapnya