Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Pantauan Terakhir Satelit NASA Soal Aktivitas Gunung Anak Krakatau

Pantauan Terakhir Satelit NASA Soal Aktivitas Gunung Anak Krakatau Anak Krakatau. merdeka.com/Arie Basuki

Merdeka.com - Terjangan tsunami Anyer pada Sabtu 22 Desember 2018 malam sempat dilaporkan terjadi akibat aktivitas Gunung Anak Krakatau. Kemudian BMKG menyebut bahwa penyebabnya adalah longsoran laut di sekitar kawasan gunung api di tengah Selat Sunda tersebut.

Kendati demikian belum dapat didapati penyebab pasti tsunami Anyer tersebut. Terlepas dari masih dilakukannya penelitian terhadap penyebab tsunami Anyer, namun aktivitas Gunung Anak Krakatau memang dilaporkan tengah bergejolak dalam beberapa bulan terakhir.

Menurut laporan situs web NASA Earth Observatory pada Minggu (23/12/2018), aktivitas Gunung Anak Krakatau bukanlah hal yang aneh, di mana letusan telah terjadi secara sporadis selama beberapa dekade terakhir.

Sebelumnya, letusan dahsyat Gunung Krakatau terjadi pada 26 Agustus 1883, yang menyebabkan lebih dari 35.000 orang tewas, dan disebut sebagai bencana terburuk di sepanjang Abad ke-19.

Namun, menurut analisa NASA, agak tidak biasa bagi satelit untuk menangkap citra yang jelas tentang erupsi Gunung Anak Krakatau Abad ke-21, tepatnya terakhir pada Setember 2018.

Pencitraan spektro radiometer resolusi menengah (MODIS) pada satelit Aqua milik NASA menangkap jejak abu vulkanis Gunung Anak Krakatau 24 September lalu, menyusul citra serupa yang ditangkap oleh Instrumen Multi Spektral (MSI) pada satelit Sentinel-2 milik Badan Antariksa Eropa pada 22 September.

Kedua citra satelit menunjukkan abu vulkanik dan uap mengalir ke barat daya di atas perairan Selat Sunda. Sumber-sumber lokal melaporkan bahwa letusan Gunung Anak Krakatau telah berlangsung sejak 19 Juni 2018. Gumpalan abu telah diamati naik ke ketinggian hingga 1,8 kilometer.

Per 24 September, letusan belum mempengaruhi perjalanan udara di Asia Tenggara, menurut laporan berita. Status peringatan lokal tetap pada "waspada" yang merupakan tingkat peringatan tertinggi kedua.

Jejak abu vulkanis Gunung Anak Krakatau juga dilaporkan tertangkap kamera Stasiun Luar Angkasa Internasional pada 24 September, yang dipotret oleh astronot Alexander Gerst dari Badan Antariksa Eropa.

Sumber: Liputan6Reporter: Happy Ferdian Syah Utomo

(mdk/azz)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Luncurkan Abu Setinggi 1.000 Meter, Gunung Anak Krakatau Erupsi 80 Kali Sejak 1 Januari hingga 28 November 2023
Luncurkan Abu Setinggi 1.000 Meter, Gunung Anak Krakatau Erupsi 80 Kali Sejak 1 Januari hingga 28 November 2023

Gunung Anak Krakatau kini berada pada status level III atau siaga.

Baca Selengkapnya
Erupsi Gunung Anak Krakatau, Lontarkan Abu Setinggi 1.400 Meter
Erupsi Gunung Anak Krakatau, Lontarkan Abu Setinggi 1.400 Meter

Gunung Anak Krakatau melontarkan abu dengan tinggi kolom hingga 1.400 meter di atas puncak atau sekitar 1.557 meter di atas permukaan laut.

Baca Selengkapnya
Letusannya Diketahui Orang Belanda, Ini Fakta Menarik Gunung Krakatau yang Kembali Erupsi
Letusannya Diketahui Orang Belanda, Ini Fakta Menarik Gunung Krakatau yang Kembali Erupsi

Baru-baru ini Gunung Krakatau kembali erupsi pada Kamis (7/12) siang dengan tinggi kolom abu vulkanik 1.200 meter di atas puncak.

Baca Selengkapnya
Semeru Erupsi Lagi, Begini Sejarah Letusan Gunung Tertinggi di Pulau Jawa
Semeru Erupsi Lagi, Begini Sejarah Letusan Gunung Tertinggi di Pulau Jawa

Teramati kolom abu setinggi 800 meter dari puncak gunung dan guguran material ke arah Besuk Kobokan.

Baca Selengkapnya
Naik Level dari Normal Jadi Waspada, Ini Fakta Gunung Slamet yang Terbangun dari Tidur Panjangnya
Naik Level dari Normal Jadi Waspada, Ini Fakta Gunung Slamet yang Terbangun dari Tidur Panjangnya

Gunung Slamet punya karakteristik yang "tenang namun menghanyutkan"

Baca Selengkapnya
Gunung Semeru Berulang Kali Erupsi, Abu Vulkanik Terpantau Setinggi 900 Meter
Gunung Semeru Berulang Kali Erupsi, Abu Vulkanik Terpantau Setinggi 900 Meter

Gunung Semeru yang berada di perbatasan Kabupaten Lumajang dengan Malang, Jawa Timur (Jatim) berulang kali erupsi pada Kamis (13/6).

Baca Selengkapnya
Dentuman Terdengar saat Erupsi Gunung Marapi, Ini Penjelasan Badan Geologi
Dentuman Terdengar saat Erupsi Gunung Marapi, Ini Penjelasan Badan Geologi

Dentuman Terdengar saat Erupsi Gunung Marapi, Ini Penjelasan Badan Geologi

Baca Selengkapnya
Mengapa Gunung Meletus Sering Terjadi di Akhir Tahun? Ini Penjelasan Ilmuwan
Mengapa Gunung Meletus Sering Terjadi di Akhir Tahun? Ini Penjelasan Ilmuwan

Berikut penjelasan ilmuwan mengenai fenomena gunung meletus di akhir tahun.

Baca Selengkapnya
3 Fakta Gunung Raung yang Jarang Diketahui, Salah Satu Gunung Api Paling Aktif di Indonesia Punya Jejak Erupsi Besar
3 Fakta Gunung Raung yang Jarang Diketahui, Salah Satu Gunung Api Paling Aktif di Indonesia Punya Jejak Erupsi Besar

Pada kurun waktu 15 hari, Gunung Raung sudah mengalami gempa tektonik sebanyak 71 kali.

Baca Selengkapnya
Meletus Setiap 20 Menit Sekali, Intip Fakta Menarik Gunung Api Laut Batutara di NTT
Meletus Setiap 20 Menit Sekali, Intip Fakta Menarik Gunung Api Laut Batutara di NTT

Untuk menikmati gunung ini, para pengunjung disarankan untuk datang pada waktu malam hari hingga pagi hari menuju matahari terbit.

Baca Selengkapnya
Erupsi Gunung Ile Lewotolok Meningkat, Masyarakat Diminta Waspada Longsoran Lava dan Awan Panas
Erupsi Gunung Ile Lewotolok Meningkat, Masyarakat Diminta Waspada Longsoran Lava dan Awan Panas

Gunung Ile Lewotolok menunjukkan peningkatan yang signifikan dalam kurun waktu sepekan mulai dari 16 hingga 22 April.

Baca Selengkapnya
Fakta Menarik Gunung Anak Ranakah, Disebut sebagai Gunung Api Aktif Termuda di Indonesia
Fakta Menarik Gunung Anak Ranakah, Disebut sebagai Gunung Api Aktif Termuda di Indonesia

Gunung ini terbentuk dari letusan gunung berapi Ranakah Poco Mandasawu pada tahun 1987.

Baca Selengkapnya