Paris banjir darah tahun ini, intelijen Prancis gagal total
Merdeka.com - Jalanan Ibu Kota Paris, Prancis, Jumat malam dipenuhi manusia. Kafe, bar, restoran, bioskop, gedung konser, semua padat. Orang-orang menghabiskan malam menjelang akhir pekan di kota yang dikenal romantis itu. Semua ingin bergembira.
Dan tepat di saat tak terduga, delapan pria bersenjatakan AK-47, granat, dan sabuk bom, melenyapkan keriangan itu. Tujuh serangan dilakukan serempak dalam tempo satu jam saja. Kota Paris banjir darah.
Sasaran teror tidak main-main. Satu pelaku meledakkan diri di Gerbang J, Stadion Stade De France, yang sedang menggelar pertandingan sepakbola timnas Prancis melawan Jerman. Presiden Prancis Francois Hollande bahkan sedang berada di tribun.
-
Bagaimana cara pihak berwenang Perancis menanggapi ancaman tersebut? Pihak berwenang Perancis telah meyakinkan publik akan memberikan pengamanan yang maksimal dengan mengerahkan puluhan ribu personel keamanan.
-
Siapa yang jadi ancaman bagi Prancis? Selain itu ada nama Romelu Lukaku yang berpotensi jadi ancaman bagi Prancis.
-
Siapa yang menjadi ancaman bagi Prancis? Tentu hal ini yang perlu diwaspadai Prancis jika tidak ingin terhambat langkahnya karena kejutan dari Polandia.
-
Kapan Panglima TNI ke Paris? Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto baru-baru ini bertolak ke Paris.
-
Siapa yang merencanakan serangan teror di Singapura? Rencana YLK yang gagal itu, ternyata diperintahkan oleh AM/AZ petinggi Al Qaeda in the Arabian Peninsula (AQAP).
-
Apa tujuan serangan? Setelah pelaku kejahatan mengubah ID Apple dan kata sandi Anda, mereka dapat mengunci Anda dari iPhone, membuka aplikasi perbankan dan keuangan, mengubah kata sandi, dan menguras aset Anda dalam sekejap mata.
Dalam serangan lainnya, tiga pelaku menyerbu Gedung Konser Bataclan, yang sedang menghelat pertunjukan musik rock. Lebih dari 1.000 anak muda sedang memadati ruangan konser, ketika para penyerang memberondong mereka dengan AK-47.
Hasilnya 128 orang tewas, 80 cedera berat, ratusan luka. Seluruh pelaku tewas, tapi tujuh di antaranya meledakkan diri sebelum dibekuk polisi antiteror. Negara Islam Irak dan Syam (ISIS) menyatakan bertanggung jawab. KTP salah satu menyatakan dia berasal dari Suriah.
"Serangan di Paris adalah jenis serangan teror paling buruk yang bisa dilakukan kelompok manapun. Serangan pada hari menjelang libur, ketika semua kawasan padat dan sulit diawasi," kata pengamat terorisme Bernard Kerik, seperti dilansir NPR, Sabtu (14/11).
Serangan ini mengejutkan dunia, tapi paling utama, menghantam kepercayaan diri pemerintah Prancis. Tahun ini, Paris berkali-kali dihajar teror.
Sebelum insiden kemarin malam, 10 bulan lalu insiden teror tak kalah mengerikan sudah mengguncang Ibu Kota Negeri Anggur itu. Tepatnya pada 7 Januari 2015, saat tiga orang berafiliasi dengan Al Qaidah Yaman menyerbu Kantor Redaksi Tabloid Charlie Hebdo. Gedung Charlie Hebdo hanya berjarak ratusan meter dari Gedung Bataclan.
Dalam serangan tabloid pernah menghina Nabi Muhammad itu, 12 orang tewas.
Berselang sehari dari penyerangan Charlie Hebdo, seorang polisi wanita tewas ditembak orang tak dikenal. Tak sampai 24 jam, seorang simpatisan ISIS menyandera toko swalayan Yahudi. Empat orang tewas termasuk pelaku.
Tak cuma Paris sebetulnya yang dihajar teror. Pada Februari, tiga prajurit Prancis ditikam orang di Kota Nice. Lalu kereta cepat Amsterdam-Paris diserang pria berpistol pada 21 Agustus lalu.
Intelijen Prancis disoroti karena dianggap tidak becus bekerja.
Kerik mengatakan serangan seperti yang dialami Paris menandakan persiapan matang. Teroris merancang strategi, memperoleh pasokan dana serta amunisi.
"Inilah sisi buruknya. Bagaimana bisa rencana teror sedemikian rumit tidak terendus oleh intelijen? (ISIS) sudah merancang serangan berbulan-bulan lalu dan tidak ada yang memperoleh info apapun?" kata mantan Kepala Polisi New York ini.
Lebih parah lagi, rencana serangan di Paris seharusnya diketahui oleh intelijen Prancis, atau setidaknya Jerman, setelah pria 51 tahun asal Eropa Timur ditangkap di Bavaria bulan lalu.
Mirror melaporkan lelaki itu ditahan karena membawa bahan peledak dan bermacam senjata di mobilnya. Dia hendak berkendara ke perbatasan Prancis.
Pengamat Terorisme yang dihubungi CNN, Paul Cruickshank, menilai Prancis kedodoran memantau terduga teroris karena jumlahnya terlalu banyak. Di negara itu, (mdk/ard)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Serangan sabotase ini memicu kekhawatiran menjelang upacara pembukaan Olimpiade yang dipusatkan di sepanjang jalur Sungai Seine, Paris.
Baca SelengkapnyaSerangan Hamas pada Sabtu dianggap sebagai serangan paling mematikan ke Israel dalam beberapa tahun terakhir.
Baca SelengkapnyaDokumen Baru Ungkap Israel Tahu Rencana Serangan Hamas 7 Oktober Lalu, Tapi Tetap Gagal Antisipasi
Baca SelengkapnyaMiliter dan intelijen Israel jelas gagal mengantisipasi serangan Hamas itu.
Baca SelengkapnyaPrancis yang tidak terima karena wilayahnya direbut berusaha untuk melancarkan serangan. Pihak Jerman pun bersiap, hingga akhirnya pertempuran pun pecah.
Baca SelengkapnyaSejumlah pihak di Prancis malah melakukan penggalangan dana untuk polisi pelaku pelaku penembakan remaja 17 tahun.
Baca SelengkapnyaShin Bet telah menerima informasi intelijen penting yang sebenarnya dapat mencegah serangan Hamas pada 7 Oktober.
Baca SelengkapnyaMacron kemarin menyebut media sosial dan video games berperan dalam memperparah kerusuhan di Parncis
Baca SelengkapnyaPerampokan terjadi sekitar jam makan siang kawasan kelas atas Place Vendome, Paris. Simak foto-fotonya!
Baca SelengkapnyaKerusuhan semakin memanas dan meluas ke berbagai kota di Prancis.
Baca SelengkapnyaSaat Houthi meluncurkan dronenya ke Tel Aviv, sistem pertahanan Israel tidak membunyikan alarm.
Baca SelengkapnyaPerempuan Indonesia mengungkap sisi lain dari Kota Paris, Prancis.
Baca Selengkapnya