Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Paris banjir darah tahun ini, intelijen Prancis gagal total

Paris banjir darah tahun ini, intelijen Prancis gagal total Keluarga korban serangan Paris berpelukan di Le Carillon. ©2015 Merdeka.com/James Gourley/Rex Shutterstock

Merdeka.com - Jalanan Ibu Kota Paris, Prancis, Jumat malam dipenuhi manusia. Kafe, bar, restoran, bioskop, gedung konser, semua padat. Orang-orang menghabiskan malam menjelang akhir pekan di kota yang dikenal romantis itu. Semua ingin bergembira.

Dan tepat di saat tak terduga, delapan pria bersenjatakan AK-47, granat, dan sabuk bom, melenyapkan keriangan itu. Tujuh serangan dilakukan serempak dalam tempo satu jam saja. Kota Paris banjir darah.

Sasaran teror tidak main-main. Satu pelaku meledakkan diri di Gerbang J, Stadion Stade De France, yang sedang menggelar pertandingan sepakbola timnas Prancis melawan Jerman. Presiden Prancis Francois Hollande bahkan sedang berada di tribun.

Dalam serangan lainnya, tiga pelaku menyerbu Gedung Konser Bataclan, yang sedang menghelat pertunjukan musik rock. Lebih dari 1.000 anak muda sedang memadati ruangan konser, ketika para penyerang memberondong mereka dengan AK-47.

teror paris

Hasilnya 128 orang tewas, 80 cedera berat, ratusan luka. Seluruh pelaku tewas, tapi tujuh di antaranya meledakkan diri sebelum dibekuk polisi antiteror. Negara Islam Irak dan Syam (ISIS) menyatakan bertanggung jawab. KTP salah satu menyatakan dia berasal dari Suriah.

"Serangan di Paris adalah jenis serangan teror paling buruk yang bisa dilakukan kelompok manapun. Serangan pada hari menjelang libur, ketika semua kawasan padat dan sulit diawasi," kata pengamat terorisme Bernard Kerik, seperti dilansir NPR, Sabtu (14/11).

Serangan ini mengejutkan dunia, tapi paling utama, menghantam kepercayaan diri pemerintah Prancis. Tahun ini, Paris berkali-kali dihajar teror.

Sebelum insiden kemarin malam, 10 bulan lalu insiden teror tak kalah mengerikan sudah mengguncang Ibu Kota Negeri Anggur itu. Tepatnya pada 7 Januari 2015, saat tiga orang berafiliasi dengan Al Qaidah Yaman menyerbu Kantor Redaksi Tabloid Charlie Hebdo. Gedung Charlie Hebdo hanya berjarak ratusan meter dari Gedung Bataclan.

Dalam serangan tabloid pernah menghina Nabi Muhammad itu, 12 orang tewas.

Berselang sehari dari penyerangan Charlie Hebdo, seorang polisi wanita tewas ditembak orang tak dikenal. Tak sampai 24 jam, seorang simpatisan ISIS menyandera toko swalayan Yahudi. Empat orang tewas termasuk pelaku.

Tak cuma Paris sebetulnya yang dihajar teror. Pada Februari, tiga prajurit Prancis ditikam orang di Kota Nice. Lalu kereta cepat Amsterdam-Paris diserang pria berpistol pada 21 Agustus lalu.

Intelijen Prancis disoroti karena dianggap tidak becus bekerja.

Kerik mengatakan serangan seperti yang dialami Paris menandakan persiapan matang. Teroris merancang strategi, memperoleh pasokan dana serta amunisi.

"Inilah sisi buruknya. Bagaimana bisa rencana teror sedemikian rumit tidak terendus oleh intelijen? (ISIS) sudah merancang serangan berbulan-bulan lalu dan tidak ada yang memperoleh info apapun?" kata mantan Kepala Polisi New York ini.

Lebih parah lagi, rencana serangan di Paris seharusnya diketahui oleh intelijen Prancis, atau setidaknya Jerman, setelah pria 51 tahun asal Eropa Timur ditangkap di Bavaria bulan lalu.

Mirror melaporkan lelaki itu ditahan karena membawa bahan peledak dan bermacam senjata di mobilnya. Dia hendak berkendara ke perbatasan Prancis.

Pengamat Terorisme yang dihubungi CNN, Paul Cruickshank, menilai Prancis kedodoran memantau terduga teroris karena jumlahnya terlalu banyak. Di negara itu, (mdk/ard)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
FOTO: Kereta Cepat Prancis Hadapi Serangan Sabotase Jelang Pembukaan Olimpiade Paris 2024, Ratusan Ribu Penumpang Terlantar
FOTO: Kereta Cepat Prancis Hadapi Serangan Sabotase Jelang Pembukaan Olimpiade Paris 2024, Ratusan Ribu Penumpang Terlantar

Serangan sabotase ini memicu kekhawatiran menjelang upacara pembukaan Olimpiade yang dipusatkan di sepanjang jalur Sungai Seine, Paris.

Baca Selengkapnya
Sudah Diperingatkan Intelijen Mesir, Israel Akhirnya Akui Serangan Mendadak Hamas Kegagalan Besar Mossad
Sudah Diperingatkan Intelijen Mesir, Israel Akhirnya Akui Serangan Mendadak Hamas Kegagalan Besar Mossad

Serangan Hamas pada Sabtu dianggap sebagai serangan paling mematikan ke Israel dalam beberapa tahun terakhir.

Baca Selengkapnya
Dokumen Baru Ungkap Israel Tahu Rencana Serangan Hamas 7 Oktober Lalu, Tapi Tetap Gagal Antisipasi
Dokumen Baru Ungkap Israel Tahu Rencana Serangan Hamas 7 Oktober Lalu, Tapi Tetap Gagal Antisipasi

Dokumen Baru Ungkap Israel Tahu Rencana Serangan Hamas 7 Oktober Lalu, Tapi Tetap Gagal Antisipasi

Baca Selengkapnya
Mengapa Intelijen Israel Gagal Mencegah Serangan dari Hamas? Ini Analisis Pakar
Mengapa Intelijen Israel Gagal Mencegah Serangan dari Hamas? Ini Analisis Pakar

Militer dan intelijen Israel jelas gagal mengantisipasi serangan Hamas itu.

Baca Selengkapnya
Sejarah 14 Agustus 1914: Pecahnya Pertempuran Lorraine pada Perang Dunia 1
Sejarah 14 Agustus 1914: Pecahnya Pertempuran Lorraine pada Perang Dunia 1

Prancis yang tidak terima karena wilayahnya direbut berusaha untuk melancarkan serangan. Pihak Jerman pun bersiap, hingga akhirnya pertempuran pun pecah.

Baca Selengkapnya
Aneh, Polisi yang Tembak Mati Remaja 17 Tahun Malah Dapat Penggalangan Dana Sampai Rp24 Miliar
Aneh, Polisi yang Tembak Mati Remaja 17 Tahun Malah Dapat Penggalangan Dana Sampai Rp24 Miliar

Sejumlah pihak di Prancis malah melakukan penggalangan dana untuk polisi pelaku pelaku penembakan remaja 17 tahun.

Baca Selengkapnya
Pejabat Intelijen Israel Akui Gagal Atasi Serangan Hamas pada 7 Oktober, Padahal Sudah Diberitahu Soal Potensi Penyerbuan
Pejabat Intelijen Israel Akui Gagal Atasi Serangan Hamas pada 7 Oktober, Padahal Sudah Diberitahu Soal Potensi Penyerbuan

Shin Bet telah menerima informasi intelijen penting yang sebenarnya dapat mencegah serangan Hamas pada 7 Oktober.

Baca Selengkapnya
Macron Sebut 'Video Games' Penyebab Kerusuhan di Prancis
Macron Sebut 'Video Games' Penyebab Kerusuhan di Prancis

Macron kemarin menyebut media sosial dan video games berperan dalam memperparah kerusuhan di Parncis

Baca Selengkapnya
FOTO: Toko Barang Mewah di Paris Dibobol Perampok Bersenjata, Perhiasan Senilai Rp250 Miliar Raib
FOTO: Toko Barang Mewah di Paris Dibobol Perampok Bersenjata, Perhiasan Senilai Rp250 Miliar Raib

Perampokan terjadi sekitar jam makan siang kawasan kelas atas Place Vendome, Paris. Simak foto-fotonya!

Baca Selengkapnya
Kerusuhan Semakin Meluas di Prancis Setelah Polisi Tembak Mati Seorang Pemuda di Lampu Merah
Kerusuhan Semakin Meluas di Prancis Setelah Polisi Tembak Mati Seorang Pemuda di Lampu Merah

Kerusuhan semakin memanas dan meluas ke berbagai kota di Prancis.

Baca Selengkapnya
Media Israel Akui Serangan Houthi Yaman sebagai Kegagalan Besar Negaranya Meski Punya Sistem Pertahanan Paling Canggih
Media Israel Akui Serangan Houthi Yaman sebagai Kegagalan Besar Negaranya Meski Punya Sistem Pertahanan Paling Canggih

Saat Houthi meluncurkan dronenya ke Tel Aviv, sistem pertahanan Israel tidak membunyikan alarm.

Baca Selengkapnya
Melihat Sisi Lain Kota Paris yang Jarang Terekspos, Warganya Jalan Cepat hingga Sampah Berserakan
Melihat Sisi Lain Kota Paris yang Jarang Terekspos, Warganya Jalan Cepat hingga Sampah Berserakan

Perempuan Indonesia mengungkap sisi lain dari Kota Paris, Prancis.

Baca Selengkapnya