Parlemen Uni Eropa cecar Mark Zuckerberg soal Cambridge Analytica & hoaks
Merdeka.com - Pendiri Facebook Mark Zuckerberg bertemu dengan pemimpin parlemen Eropa di Brusells, Belgia. Dia langsung dicecar soal berbagai isu soal pencurian data pengguna media sosial tersebut yang dikenal dengan skandal Cambridge Analytica.
Zuckerberg memulai statmen dengan menjabarkan beberapa terobosan yang telah dilakukan oleh Facebook. Seperti menambahkan fitur cek keselamatan jika terjadi serangan teror.
Menurutnya Facebook juga membuat para pengungsi bisa berhubungan dengan saudaranya di negara asal mereka. Platform ini juga membantu pengusaha kecil untuk berkembang di dunia online.
-
Di mana bunker rahasia Mark Zuckerberg berada? Di bawah tanah seluas 57.000 kaki persegi itu, dikabarkan ada sebuah bunker persembunyian. Bunker ini memiliki luas 5.000 kaki persegi dan terhubung ke dua rumah utama dengan terowongan.
-
Apa ramalan Mark Zuckerberg tentang teknologi masa depan? Zuckerberg memprediksi bahwa kacamata AR secara bertahap akan mengambil alih tugas yang saat ini ditangani oleh smartphone dengan lebih banyak pengguna yang meninggalkan ponsel mereka.
-
Kenapa Mark Zuckerberg akan sumbangkan sebagian besar hartanya? Mark ZuckerbergBersama istrinya, Priscilla Chan, telah menandatangani Giving Pledge untuk menyumbangkan sebagian besar kekayaan mereka. Menurut catatan, Mark punya kekayaan USD 175.9 miliar atau Rp 2.862 triliun.
-
Apa yang digugat dari TikTok? Keluarga-keluarga ini mengambil langkah hukum secara kolektif di pengadilan Crteil, dan Boutron-Marmion menyatakan bahwa ini merupakan kasus kelompok pertama di Eropa.
-
Siapa yang menyebarkan informasi hoaks itu? Yayuk memastikan akun Instagram bernama BP2MI dengan centang hijau yang menyebarkan informasi tersebut bukan akun resmi milik BP2MI.
-
Siapa yang menyebarkan hoaks ini? 'Berita yang menyebar itu adalah hoaks yang sengaja dihembuskan oleh OPM dan simpatisannya. Justru saat ini aparat TNI dari Yonif 527 membantu melaksanakan pengamanan RSUD Madi Paniai karena adanya pengaduan dari masyarakat bahwa gerombolan OPM akan membakar RSUD tersebut,' katanya dalam keterangan tertulisnya, Minggu (26/5).
"Tapi juga jelas bahwa kami tak bisa menjaga platform ini agar tak disalahgunakan dan itu adalah sebuah kesalahan. Saya meminta maaf untuk itu," kata dia, Selasa (22/5). Demikian dikutip dari Guardian.
Mengenai skandal Cambridge Analytica, Zuckerberg mengaku pihaknya telah menginvestigasi kasus tersebut. Facebook juga mengecek semua aplikasi atau game yang berpotensi menyalahgunakan data pengguna media sosial.
"Kami mengecek ribuan, dan menutup sedikitnya 200 apps," kata dia.
Namun pernyataan Bos Facebook itu rupanya tak membuat puas peserta sidang. Anggota Parlemen Uni Eropa dari Jerman Manfred Weber langsung bertanya pada Zuckerberg soal kasus tersebut. Apakah kasus semacam Cambridge Analytica hanya sekali terjadi?
"Lalu apakah anda bisa menjamin kasus seperti ini tak terulang lagi?" cecar Weber.
Anggota Parlemen Uni Eropa dari negara yang sama, Gabriele Zimmer, juga mencecar Zuckerberg soal Facebook yang kini dipenuhi berita hoaks.
"Platform ini sudah berubah jauh. Kini isinya penuh dengan berita palsu daripada merekatkan komunitas," kata Zimmer.
Zimmer menyebut di Jerman, hal ini 'hanya' berujung perdebatan. Tapi di belahan dunia lain, informasi palsu bisa menyebabkan pertumpahan darah.
"Kami sudah mendengar ada pertumpahan darah yang disebabkan Facebook. Maka pertanyaannya, dapatkan platform ini kembali ke asalnya, untuk merekatkan orang-orang kembali?" kritik Zimmer.
Menjawab soal penyebaran berita hoaks, Bos Facebook tersebut mengaku telah membekukan jutaan akun penyebar berita palsu. Dia juga menggandeng pihak ketiga untuk melakukan cek fakta.
"Jika setelah dicek ternyata kabar itu tidak benar, maka kami akan mengurangi penyebarannya dan mencoba menunjukkan itu salah," kata dia.
(mdk/ian)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Facebook, Instagram, dan Threads punya dampak besar bagi Mark Zuckerberg jika mengalami gangguan.
Baca SelengkapnyaFacebook menjadi jejaring sosial terbesar di dunia.
Baca SelengkapnyaElon Musk dengan tegas menyatakan dukungannya terhadap Trump dalam pemilihan presiden AS tahun 2024.
Baca SelengkapnyaDaftar platform ini paling banyak sebar hoaks terlebih jelang pemilu.
Baca SelengkapnyaBeberapa jam setelah serangan Hamas ke Israel, X atau Twitter dibanjiri video dan foto hoaks serta informasi menyesatkan tentang perang di Gaza.
Baca SelengkapnyaTikTok tak terima dengan besarnya biaya yang harus dibayarkan karena kesalahan ini.
Baca SelengkapnyaDia menyadari, Meta dan banyak perusahaan teknologi lainnya telah mempekerjakan terlalu banyak orang.
Baca SelengkapnyaTim cek fakta independen antara lain Mafindo, Perludem hingga AFP Indonesia.
Baca SelengkapnyaElon Musk marah setelah banyak perusahaan besar menarik iklan di platform X.
Baca SelengkapnyaZuckerberg menilai, Elon selalu memiliki alasan untuk mengulur waktu pertandingan.
Baca SelengkapnyaPengawas data Irlandia yang mengatur TikTok di seluruh UE mengatakan aplikasi video milik China itu telah melakukan banyak pelanggaran.
Baca SelengkapnyaMark Zuckerberg membagikan email pertama yang ia gunakan untuk membuat akun Facebook pada 2004.
Baca Selengkapnya