Partai Oposisi versus Junta Militer di Pemilu Thailand
Merdeka.com - Bagi kaum skeptis, Pemilu Thailand yang digelar Senin lalu adalah bentuk lain dari kudeta militer yang dilakukan lewat pemungutan suara, bukan dengan peluru.
Partai pro-militer Palang Prachart, mengklaim meraih 97 kursi majelis rendah sekaligus berhak membentuk pemerintahan Thailand yang baru meski hasil pemilu belum diumumkan secara resmi.
Komisi Pemilihan Thailand (EC) awalnya mengatakan, partai pro-militer, Partai Palang Pracha Rath (PPRP) memimpin hasil pemilu dan itu akan memposisikannya untuk membentuk pemerintahan di bawah perdana menteri saat ini, Jenderal Prayuth Chan-ocha. Tetapi, ada banyak keluhan tentang penyimpangan dan data yang tidak akurat.
-
Bagaimana Pantarlih membantu pemilu? Dengan adanya Pantarlih Pemilu, diharapkan bahwa data pemilih yang terdaftar dalam DPT menjadi lebih akurat dan terkini.
-
Siapa yang mau mendirikan partai baru? 'Menarik ya karena waktu kami sempat bermitra didukung partai Gerindra dan PKS saat itu, kita pernah berdiskusi tentang mendirikan partai,' kata Sandiaga di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Jumat (6/9).
-
Apa itu Pantarlih Pemilu? Pantarlih adalah singkatan dari Petugas Pemutakhiran Data Pemilih. Dipilihnya pantarlih ini tentu memiliki tugas dan kewajiban yang jelas. Sebagai salah satu peran penting dalam pelaksanaan pemilu, maka perlu dipahami lebih lanjut apa itu Pantarlih Pemilu.
-
Kenapa sistem pemerintahan Thailand diubah? Beberapa kelompok masyarakat, terutama di kalangan intelektual dan militer, merasa tidak puas dengan sistem ini yang memberikan kekuasaan penuh pada raja.
-
Bagaimana PDIP memenangkan pemilu? Kemenangan ini menunjukkan bahwa citra dan program kerja yang ditawarkan oleh PDIP dapat diterima oleh masyarakat luas.Hal ini juga menegaskan bahwa visi dan misi partai ini sesuai dengan kebutuhan dan harapan masyarakat Indonesia.
-
Apa partai pemenang pemilu 2019? Partai pemenang pemilu 2019 adalah Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dengan persentase 19.33% dari total suara sah yang diperoleh.
Tujuh partai oposisi Thailand kemarin membentuk sebuah aliansi bertajuk 'Barisan Demokratis' setelah kuat dugaan pemilu telah telah 'dicurangi'.
Partai oposisi mengklaim pihaknya memenangkan suara mayoritas di majelis rendah parlemen dan memiliki hak untuk membentuk pemerintahan.
"Kami ingin menghentikan rezim ini agar tidak berkuasa," kata kandidat Perdana Menteri Pheu Thai, Sudarat Keyuraphan, dalam sebuah konferensi pers, dikutip dari Aljazeera, Rabu (27/3).
Sebagaimana diketahui, hasil pemilihan umum Thailand masih diselimuti keraguan karena hasil tidak resmi pemilu masih ditunda hingga setidaknya Jumat mendatang. Ada dugaan pembelian suara dan penyimpangan dalam penghitungan surat suara.
Pengumuman hasil Pemilu Thailand 2019 sebelumnya dijadwalkan pada Senin 25 Maret. Namun beberapa pihak melaporkan adanya perbedaan penghitungan jumlah suara. Pengumuman resmi pemilu akan diumumkan paling lambat 9 Mei mendatang.
Berdasarkan sebagian hasil yang keluar, Partai Palang Pracha Rath (PPRP) yang pro-militer masih memimpin hasil pemilu. Dengan demikian, Prayuth Chan-ocha masih menjadi kandidat kuat sebagai perdana menteri.
Namun, aliansi yang dibentuk oleh mayoritas oposisi di majelis rendah bisa menyebabkan kebuntuan di parlemen.
Sudarat mengatakan dengan berkoalisi, aliansi oposisi bisa meraih sedikitnya 255 kursi majelis rendah dari hasil pemilu yang sudah dihitung.
"Meski perhitungan masih berjalan, kami yakin bisa meraih sedikitnya 255 kursi," kata Sudarat.
"Kami nyatakan barisan demokratis yang menentang kekuasaan militer memimpin mayoritas kursi parlemen."
Sekretaris Jenderal Pheu Thai, Phumtham Wechayachai mengatakan kepada wartawan, barisan demokratis saat ini meliputi Partai Kemajuan Masa Depan, Pheu Chart, Prachachart, Seri Ruam Thai, Kekuatan Rakyat dan Ekonomi Baru Thailand.
"Kami akan bekerja sama dengan semua partai yang ada dalam jumpa pers hari ini apa pun yang akan terjadi. Kami siap menghentikan rezim yang ingin tetap berkuasa ini," kata Thanathorn Juangroongruangkit, 40 tahun, dari partai Kemajuan Masa Depan.
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Paetongtarn Shinawatra merupakan putri miliarder yang juga mantan PM Thailand Thaksin Shinawatra.
Baca SelengkapnyaKonstitusi Thailand pada 10 Desember 1932 menandai peralihan dari monarki absolut ke monarki konstitusional.
Baca SelengkapnyaPDI Perjuangan menjadi partai dengan perolehan suara terbesar
Baca SelengkapnyaProses penghitungan suara dilakukan KPU hingga kini masih berlangsung.
Baca SelengkapnyaKericuhan mewarnai rapat parlemen Taiwan ketika membahas reformasi wewenang pada Jumat (17/5).
Baca SelengkapnyaPelapor dugaan PHPU dapat meregister perkaranya dalam kurun waktu 3X24 jam terhitung dari KPU merilis hasil putusan pemilu.
Baca SelengkapnyaPutusan MK itu membuat partai politik tidak meraih kursi di DPRD dapat mengusung calon di Pilkada 2024.
Baca SelengkapnyaPPP meminta MK membatalkan keputusan KPU soal hasil Pileg 2024.
Baca SelengkapnyaDinasti Shinawatra kembali melanjutkan perjalanan dunia politik di Thailand.
Baca SelengkapnyaPerolehan suara PDIP berdasarkan real count sementara sebesar 16,89 persen
Baca SelengkapnyaPanja Baleg DPR menyetujui syarat baru pencalonan calon kepala daerah di pilkada diputuskan MK namun berlaku bagi partai non parlemen.
Baca SelengkapnyaAdapun total jumlah TPS di Papua Tengah sebanyak 4.484 TPS.
Baca Selengkapnya