Paspor WNI diduga gabung ISIS ditemukan di Marawi, Filipina
Merdeka.com - Bentrokan terjadi antara militer Filipina dan kelompok militan Maute yang berafiliasi dengan Negara Islam Irak dan Syam (ISIS) di Kota Marawi, Filipina Selatan, masih terus terjadi. Bahkan, kini militan yang semakin tersudut itu melakukan aksi provokasi berupa penculikan terhadap jemaat gereja dan pendeta.
Bentrokan tersebut bermula saat tentara Filipina dikirim ke Marawi untuk menyisir tempat persembunyian kelompok Maute. Dalam operasi tersebut, militer Filipina menemukan paspor WNI yang diduga bergabung dengan ISIS dalam pemberontakan tersebut.
"Kami sudah mendengar adanya penemuan paspor WNI atas nama Al Amin di Marawi, namun kabar ini masih belum dikonfirmasi oleh pihak berwenang," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri RI, Arrmanatha Nasir yang ditemui usai menggelar jumpa pers di Kementerian Luar Negeri, Jakarta Pusat, Jumat (26/5).
-
Di mana WNI dievakuasi ke? Pagi ini, saya menerima laporan bahwa mereka telah sampai di Suriah, melalui Damaskus dengan selamat.
-
Siapa yang terlibat dalam perseteruan ini? Keputusan ini muncul sebagai bagian dari perseteruan panjangnya dengan mantan suaminya, Atalarik Syach.
-
Dimana WNA itu ditangkap? HBR belakangan ditangkap Imigrasi Tanjung Perak dan terancam dideportasi ke negaranya lantaran izin tinggalnya sudah tidak berlaku.
-
Siapa WNA yang ditangkap Imigrasi? HBR belakangan ditangkap Imigrasi Tanjung Perak dan terancam dideportasi ke negaranya lantaran izin tinggalnya sudah tidak berlaku.
-
Siapa yang terlibat dalam insiden ini? Seorang driver taksi online di kawasan Jakarta Pusat tengah ramai jadi perbincangan usai kedapatan emosi ke penumpang wanita.
-
Siapa yang terlibat? Konflik pribadi adalah konflik yang melibatkan satu individu dengan individu lainnya.
Tata menuturkan saat ini pemerintah belum bisa memastikan WNI yang bersangkutan benar-benar bergabung dengan ISIS atau tidak. Pasalnya, paspor yang ditemukan bisa jadi bukan paspor asli.
"Paspor tersebut saat ini masih dipegang oleh pihak otoritas Filipina. Kami saat ini hanya bisa menunggu pernyataan resmi dikeluarkan pemerintah Filipina," ungkapnya.
Sementara itu KBRI Davao saat ini terus mengupayakan komunikasi dengan pemerintah Indonesia terkait 17 WNI yang masih ada di wilayah rawan. Namun, sejauh ini semua WNI itu menolak untuk dievakuasi dan keadaan mereka di sana juga masih tergolong aman.
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Hal ini bertujuan untuk memberikan payung hukum bagi aparat di lapangan untuk melakukan penindakan.
Baca SelengkapnyaKedua terduga teroris itu berinisial RJ dan AM. Petugas melakukan penangkapan pada Selasa, 6 Agustus 2024.
Baca SelengkapnyaPPATK telah membekukan beberapa rekening yang berkaitan dengan pegawai KAI tersebut.
Baca SelengkapnyaPenangkapan terhadap Marthen Iba ini merupakan hasil sweeping yang dilakukan oleh TNI-Polri.
Baca SelengkapnyaSebanyak 18 warga Poso yang merupakan mantan simpatisan jaringan teroris mengucapkan ikrar setia kepada NKRI di Mapolres Poso, Kamis (13/6).
Baca SelengkapnyaTiga narapidana terorisme (napiter) mengucapkan ikrar setia kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Baca SelengkapnyaPolda Metro Jaya akan memberikan pernyataan terkait ini nanti sore
Baca SelengkapnyaSalah satu simpatisan ISIS bergerak sendiri adalah DE, karyawan BUMN yang ditangkap Densus 88 Antiteror Polri.
Baca SelengkapnyaAQAP adalah kelompok ekstremis pemberontak yang merupakan bagian jaringan Al-Qaeda aktif di Yaman dan Arab Saudi.
Baca SelengkapnyaKasus ini terbongkar setelah polisi menerima informasi dari intelijen terkait aktivitas penjualan senjata api ilegal.
Baca SelengkapnyaMenko Polhukam Mahfud MD menceritakan sejarah terkait keberadaan Pondok Pesantren Al Zaytun dengan Panji Gumilang sekali pimpinan.
Baca SelengkapnyaPerintah Kapolri itu guna memastikan apakah DE yang merupakan pegawai KAI berdiri sendiri atau tergabung dalam jaringan kelompok teroris lain.
Baca Selengkapnya