Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Pasukan PBB ditarik, relawan Swiss di Sudan malah diculik

Pasukan PBB ditarik, relawan Swiss di Sudan malah diculik anak-anak sudan belajar mengaji selama ramadan. ©2017 REUTERS/Mohamed Nureldin Abdallah

Merdeka.com - Baru sepekan Perserikatan Bangsa-Bangsa memutuskan memangkas jumlah pasukan penjaga perdamaian mereka di Negara Bagian Darfur, Sudan, sudah terjadi penculikan terhadap orang asing. Korbannya adalah seorang relawan kemanusiaan perempuan asal Swiss.

Sayangnya, identitas relawan itu belum diketahui. Termasuk alasan penculikan itu. Apakah disandera kelompok bersenjata atau bandit yang mencari tebusan. Amerika Serikat pun baru beberapa hari memutuskan mencabut embargo perdagangan selama dua dekade terhadap Sudan.

Menurut petinggi lembaga bantuan PBB di Sudan, Marta Ruedas, korban penculikan bukan anak buahnya. Namun, dia sudah beberapa tahun tinggal di Sudang, dan bekerja buat lembaga nirlaba Swiss buat membantu anak-anak korban konflik.

Orang lain juga bertanya?

"Dia bukan staf PBB, tetapi kami sering bekerja sama dengannya," kata Ruedas.

Ruedas mengatakan, korban penculikan itu biasa menangani wilayah Ibu Kota El Fashir, Negara Bagian Darfur Utara. Kabarnya korban diculik sekelompok orang bersenjata di dekat tempat tinggalnya di Pusat Penelitian Pertanian.

Kementerian Luar Negeri Swiss menyatakan sudah mengetahui kabar penculikan warga negaranya dan bakal memantau terus perkembangannya. "Perwakilan kami kini sedang berkoordinasi dengan pemerintah setempat," demikian pernyataan Kementerian Luar Negeri Sudan.

Insiden itu menimbulkan pertanyaan soal klaim kalau konflik bersenjata di Darfur sudah berakhir. Bahkan sejumlah relawan di Darfur kini khawatir akan keselamatan mereka, karena jumlah pasukan PBB dipangkas di beberapa daerah. Sebab, biasanya mereka selalu dikawal oleh pasukan PBB ketika hendak menuju ke daerah rawan. Di masa lalu, penculikan terhadap relawan Sudan dan asing juga kerap terjadi.

PBB mengirim pasukan ke Darfur sejak konflik berdarah meletup pada 2003. Pertikaian itu merenggut 300 ribu korban jiwa, dan membikin 2,5 juta penduduk terusir dari tempat tinggal mereka.

Konflik mencuat setelah pemberontak etnis minoritas melawan pemerintah Sudan dipimpin Presiden Omar al-Bashir. Mereka menuding Omar membiarkan penduduk di Darfur melarat karena alasan politis. Para pengamat juga sanksi kalau konflik bersenjata di Darfur sudah berakhir. Sebab, pemberontak yang tersingkir bisa kembali kapan pun. (mdk/ary)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
2 Prajurit Luka Saat Israel Serang Lebanon, Kasad: akan Dibahas di Mabes TNI, jadi Bahan Evaluasi
2 Prajurit Luka Saat Israel Serang Lebanon, Kasad: akan Dibahas di Mabes TNI, jadi Bahan Evaluasi

Kasad mengaku belum mendapat arahan khusus dari Panglima TNI untuk menambah jumlah prajurit untuk misi perdamaian PBB di Lebanon (UNIFIL).

Baca Selengkapnya
33 Personel Polri Terima Penghargaan dari UNMISS, Dinilai Berkontribusi Nyata di Misi Perdamaian
33 Personel Polri Terima Penghargaan dari UNMISS, Dinilai Berkontribusi Nyata di Misi Perdamaian

Police Commissioner Christina Fossen menyampaikan, apresiasi sangat diberikan atas kehadiran delegasi Polri

Baca Selengkapnya
Badan PBB: Kemungkinan Banyak Pengungsi Rohingya Tewas akibat Kapal Terbalik di Laut Aceh Barat
Badan PBB: Kemungkinan Banyak Pengungsi Rohingya Tewas akibat Kapal Terbalik di Laut Aceh Barat

Pengungsi Rohingya yang selamat mengatakan kapal tersebut sebenarnya mengangkut 151 orang, sedangkan yang sudah berhasil diselamatkan baru 75 orang.

Baca Selengkapnya
Pengungsi Rohingya Kabur dari Tempat Penampungan Sementara di Aceh Timur
Pengungsi Rohingya Kabur dari Tempat Penampungan Sementara di Aceh Timur

Belasan pengungsi tersebut kabur dengan cara merusak pagar jaring besi.

Baca Selengkapnya
Amerika, Inggris, hingga Australia Kompak Hentikan Pendanaan ke PBB, Ini Alasannya
Amerika, Inggris, hingga Australia Kompak Hentikan Pendanaan ke PBB, Ini Alasannya

Australia, Kanada, dan Finlandia juga menyatakan akan berhenti sementara dalam mendanai UNRWA.

Baca Selengkapnya
Jokowi Kutuk Serangan Israel ke UNIFIL: Pasukan Perdamaian Kok Diserang
Jokowi Kutuk Serangan Israel ke UNIFIL: Pasukan Perdamaian Kok Diserang

Jokowi menegaskan bahwa pasukan perdamaian tak boleh diserang.

Baca Selengkapnya
Kapolri Lepas Kontingen Garbha Satgas FPU 5 Minusca: Keberhasilan Misi Harga Mati
Kapolri Lepas Kontingen Garbha Satgas FPU 5 Minusca: Keberhasilan Misi Harga Mati

Diikuti 140 personel Polri dengan rincian 116 Polki (Polisi Laki) dan 24 Polwan (Polisi Wanita).

Baca Selengkapnya
PBB Ungkap Ratusan Mayat Warga Palestina di Gaza Tertimbun Sampah, Tangan Terikat dan Ditelanjangi
PBB Ungkap Ratusan Mayat Warga Palestina di Gaza Tertimbun Sampah, Tangan Terikat dan Ditelanjangi

Ratusan mayat ditemukan dikubur secara massal di kompleks RS Al-Shifa dan RS Nasser di Jalur Gaza.

Baca Selengkapnya
Indonesia Kutuk Keras Serangan Israel ke Markas UNIFIL: Pelanggaran Besar!
Indonesia Kutuk Keras Serangan Israel ke Markas UNIFIL: Pelanggaran Besar!

IDF melepaskan tembakan ke markas pasukan perdamaian Perserikatan Bangsa-Bangsa UNIFIL di Naqoura

Baca Selengkapnya
Momen Irjen Krishna Murti Lepas Anggota Tugas ke Negara Konflik 'Saya Lebih Bahagia Kalian Kembali Selamat'
Momen Irjen Krishna Murti Lepas Anggota Tugas ke Negara Konflik 'Saya Lebih Bahagia Kalian Kembali Selamat'

Momen pelepasan personel Bhayangkara FPU 5 MINUSCA ke Afrika Tengah.

Baca Selengkapnya
UNHCR Blak-blakan Buka Suara soal Penyelundupan Rohingya di Aceh
UNHCR Blak-blakan Buka Suara soal Penyelundupan Rohingya di Aceh

Satu orang sudah ditetapkan sebagai tersangka kasus penyelundupan Rohingya ke Aceh.

Baca Selengkapnya
Kabar Terbaru Belasan Pencari Suaka di Setiabudi Jakarta Selatan, Ada dari Sudan hingga Yaman
Kabar Terbaru Belasan Pencari Suaka di Setiabudi Jakarta Selatan, Ada dari Sudan hingga Yaman

Pencari suaka itu dibawa ke gedung Direktorat Jenderal Imigrasi untuk didata.

Baca Selengkapnya