Paus beberkan alasan hindari kata 'Rohingya' selama di Myanmar
Merdeka.com - Paus Fransiskus mengakhiri kunjungannya ke Myanmar dan Bangladesh untuk menyampaikan pesan kemanusiaan terkait konflik di Rakhine. Paus juga membeberkan kenapa dia tak menggunakan istilah 'Rohingya' selama berada di Myanmar.
"Saya sadar jika dalam pidato resmi saya menggunakan kata itu (Rohingya), mereka akan menutup pintu dialog. Tapi (di tempat umum), saya menggambarkan situasinya, hak-hak mereka yang tidak bisa diabaikan, yaitu hak untuk mendapatkan kewarganegaraan, sehingga saya bisa melanjutkan pertemuan berikutnya," kata Paus di pesawat menuju Roma, Minggu (3/12).
Paus mengakui bahwa dia sempat menangis saat bertemu pengungsi Rohingya pada Jumat lalu di Bangladesh.
-
Apa yang dikatakan Paus Fransiskus dalam pidatonya? Paus Fransiskus, dalam pidatonya, menyinggung perdamaian dunia hingga bagaimana seharusnya seorang pemimpin negara.
-
Apa yang dibahas Paus Fransiskus? Dalam kunjungannya, pemimpin tertinggi umat Katolik itu membahas berbagai hal dalam pidatonya, terutama soal keragaman dan kerukunan di Indonesia.
-
Kenapa kata-kata Paus Fransiskus penting bagi umat? Kata-katanya mendorong umat untuk lebih peduli terhadap sesama, memperjuangkan keadilan, dan mengembangkan sikap rendah hati.
-
Apa isi pesan prangko Paus Fransiskus? Dalam desain prangko tersebut, tertera tiga kata yang memiliki makna mendalam yang mencerminkan nilai-nilai ajaran Katolik, yaitu faith (iman), fraternity (persaudaraan), dan compassion (belas kasih).
-
Bagaimana Paus mendukung kemerdekaan Indonesia? Paus lantas mengakui bahwa Indonesia adalah negara yang merdeka dan terbebas dari penjajah setelah pembacaan proklamasi di tanggal 17 Agustus 1945.
-
Apa pesan utama kata-kata Paus Fransiskus? Kata-katanya mendorong umat untuk lebih peduli terhadap sesama, memperjuangkan keadilan, dan mengembangkan sikap rendah hati.
"Bagi saya, yang penting pesan saya sampai, berusaha menyampaikan langkah demi langkah dan mendengarkan respon mereka," katanya.
Seperti diberitakan sebelumnya, Paus tidak menggunakan kata Rohingya di depan umum saat melakukan rangkaian kunjungan ke Myanmar.
Kelompok Budha yang mayoritas di Myanmar tidak mengakui keberadaan Muslim Rohingya sebagai sebuah kelompok etnis dan identitas. Mereka memperlakukan etnis Rohingya sebagai imigran ilegal dari Bangladesh.
Pejabat Katolik Roma di Myanmar sudah menyampaikan pesan kepada Paus sebelum berkunjung agar tidak menggunakan kata Rohingya karena dikhawatirkan bisa memicu serangan balik terhadap kaum Kristen dan kelompok minoritas lainnya.
Paus bertemu dengan pemimpin militer Myanmar secara pribadi pada Senin lalu, tidak lama setelah mendarat di Yangoon.
Pertemuan tersebut sebenarnya dijadwalkan pada Kamis pagi tapi pihak militer secara tiba-tiba minta dimajukan. Akibatnya, pihak militer bertemu Paus sebelum bertemu pimpinan sipil, tidak seperti yang direncanakan sebelumnya.
"Pertemuan berjalan baik dan kebenaran tidak bisa dinegosiasikan," kata Paus usai bertemu pimpinan militer.
Saat ditanya wartawan apakah Paus menggunakan kata Rohingya dalam pertemuan dengan junta militer, Paus Fransiskus menjawab dengan diplomatis dengan mengutip peribahasa dalam bahasa Latin "Intelleigenti Pauca", yang berarti "Sedikit kata-kata sudah cukup bagi mereka yang mengerti."
Kabar terakhir, pengungsi Myanmar yang menyeberang ke Bangladesh sudah mencapai 625.000 orang untuk menghindari tindak kekerasan dari pihak militer Myanmar yang membalas serangan kelompok militan Rohingya ke pos polisi dan militer pada 25 Agustus lalu.
Menurut keterangan para pengungsi, sejumlah desa warga Rohingya dibakar habis, sebagian dibunuh, kaum wanita diperkosa.
Tapi pihak militer membantah tuduhan terjadinya pembersihan etnis seperti yang disampaikan oleh AS dan PBB.
Kelompok hak azasi manusia mengecam pemimpin de facto Aung San Suu Kyi, pemenang hadiah Nobel Perdamaian yang sempat menjadi tahanan rumah selama 15 tahun sebelum mengikuti pemilihan umum pada 2015.
Aung Suu Kyi dikecam karena tidak berani mengambil sikap terhadap pihak militer yang dituduh melakukan pembersihan etnis warga Rohingya.
Jumat lalu, Paus Fransikus mengadakan pertemuan yang berlangsung secara emosional dengan pengungsi Rohingya di Ibukota Bangladesh Dhaka.
Untuk pertama kali selama perjalanan, Paus mengeluarkan kata Rohingya, meski sebelumnya ia sudah membela nama tersebut dari Vatikan.
"Saya menangis dan berusaha menyembunyikannya," kata Paus yang mengaku ikut terharu dan merasakan siksaan yang mereka alami.
(mdk/ian)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Menurut Menko Polhukam Mahfud MD, Indonesia berhak mengusir mereka
Baca SelengkapnyaJika pemerintah terlambat mengambil kebijakan bisa jadi pekerjaan rumah yang sulit untuk diselesaikan di kemudian hari.
Baca SelengkapnyaPemerintah Indonesia adalah negosiasi dengan pemerintah Myanmar soal pengungsi Rohingya.
Baca SelengkapnyaMenko Mahfud MD buka suara soal pengungsi Rohingya. Menurutnya, Indonesia berhak mengusir mereka.
Baca SelengkapnyaJK mencontohkan konflik yang terjadi di Ambon dan Papua yang membuat warga mengungsi.
Baca SelengkapnyaPengungsi Rohingya kini mendapat penolakan dari warga Aceh. Pemerintah diminta bertindak tegas.
Baca SelengkapnyaMahfud MD sedang mencari jalan keluar mengenai pengungsi Rohingya yang terus bertambah datang ke Indonesia
Baca SelengkapnyaMahfud mengatakan jumlah pengungsi etnis Rohingya terus bertambah karena adanya jaringan mafia tindak pidana perdagangan orang (TPPO).
Baca SelengkapnyaViral Pengungsi Rohingya di Aceh 'Ngelunjak', Menko Muhadjir Ngaku Belum Terima Laporan
Baca SelengkapnyaWapres Ma'ruf Amin membuka opsi untuk menampung para pengungsi Rohingya di Pulau Galang.
Baca SelengkapnyaPemerintah akan mempelajari mengapa para pengungsi bisa berakhir di Indonesia yang semula bukan negara tujuan atau transit.
Baca SelengkapnyaMenkumham Yasonna H Laoly merespon wacana dwi kewarganegaraan untuk diaspora yang tengah mencuat. Dia menyinggung isi Sumpah Pemuda.
Baca Selengkapnya