PBB: 2018 Tahun Mematikan Bagi Anak-Anak Suriah
Merdeka.com - Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) melaporkan, 2018 adalah tahun yang paling mematikan bagi anak-anak di Suriah. Penyebabnya ialah perang yang kini memasuki tahun ke-9.
Dalam pernyataan yang dikeluarkan pada Senin (11/3), UNICEF menyampaikan telah memverifikasi 1.106 kematian anak akibat pertempuran pada 2018. Dilansir dari Al Jazeera, Selasa (12/3), laporan tersebut menunjukkan jumlah korban terbanyak jatuh pada 2011 sejak konflik pecah di Suriah.
Namun diperkirakan juga jumlahnya jauh lebih tinggi.
-
Kapan jumlah anak yatim piatu akibat perang meningkat? Jumlah anak yatim piatu meningkat akibat peristiwa perang.
-
Dimana anak yatim piatu akibat perang lebih banyak? Jumlah anak yatim piatu lebih rendah di negara-negara maju, namun jauh lebih tinggi di negara-negara yang pernah dilanda perang dan epidemi.
-
Apa jenis kanker yang paling sering menyerang anak di Indonesia? Di Indonesia, jenis kanker yang paling banyak menyerang anak-anak adalah leukemia (kanker darah), lymphoma (kanker kelenjar getah bening), dan tumor otak.
-
Kenapa anak korban perang mengalami PTSD? Anak-anak yang menjadi saksi atau korban langsung dari perang dapat mengalami PTSD. Mereka mungkin mengalami kilas balik, mimpi buruk, atau gejala lain yang terkait dengan trauma, seperti ketakutan yang intens, kesulitan tidur, atau konsentrasi yang terganggu.
-
Apa saja efek psikologis anak korban perang? Anak-anak yang menjadi korban perang seringkali mengalami berbagai efek psikologis yang serius sebagai akibat dari pengalaman traumatis yang mereka alami.
-
Mengapa anak-anak dikorbankan? Pemakaman anak-anak di gundukan ini mungkin merupakan persembahan untuk memberi energi pada ladang,' kata Prieto, seperti dikutip Live Science.
"Saat ini, ada kesalahpahaman yang mengkhawatirkan bahwa konflik di Suriah akan segera berakhir, tidak," kata Direktur Eksekutif UNICEF, Henrietta Fore.
"Anak-anak di beberapa bagian negara tetap dalam bahaya selama konflik yang telah berlangsung delapan tahun lamanya," lanjutnya.
Penyebab terbesar jatuhnya korban anak-anak adalah persenjataan yang tidak meledak, yang menyebabkan 434 kematian dan cedera tahun lalu. Perang Suriah telah menewaskan ratusan ribu orang dan mengusir jutaan orang dari negara itu.
Turki dan Rusia, salah satu sekutu setia pemerintah Suriah, menengahi kesepakatan pada September lalu, untuk menciptakan zona demiliterisasi di wilayah barat laut Idlib, yang akan bebas dari semua senjata berat dan pejuang. Kesepakatan tersebut membantu mencegah serangan pemerintah terhadap kawasan itu, yang merupakan benteng besar terakhir penentang Presiden Bashar al-Assad.
Kendati demikian, Fore menyatakan keprihatinannya dengan intensifikasi kekerasan di Idlib, tempat 59 anak dilaporkan tewas dalam beberapa pekan terakhir.
"UNICEF sekali lagi mengingatkan para pihak yang terlibat konflik, dan juga komunitas global, bahwa anak-anak di negara itu (Suriah) yang paling menderita dan yang paling dirugikan. Setiap konflik berlanjut adalah hari lain yang dicuri dari masa kecil mereka," tegasnya.
Sejak Januari, sekitar 60 anak tewas ketika berusaha mencapai kamp al-Hol di Suriah timur laut, yang kini menjadi rumah bagi lebih dari 65.000 orang yang melarikan diri dari ISIS. Ribuan orang membanjiri kamp al-Hol ketika Pasukan Demokratik Suriah (SDF) yang didukung AS mengepung sisa-sisa terakhir kekuasaan teritorial ISIS di Desa Baghouz, yang dikepung dekat perbatasan Irak.
"Suriah masih menjadi salah satu tempat paling berbahaya di dunia untuk anak-anak, dengan kekerasan, ketidakamanan dan pengungsian yang berkelanjutan," kata Juru Bicara Save the Children, Caroline Anning.
"Bahkan ketika konflik telah mereda, risiko dari sisa-sisa perang yang meledak seperti ranjau darat dan amunisi tandan semakin meningkat," pungkasnya.
Reporter: Happy Ferdian Syah UtomoSumber: Liputan6
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Anak-anak merupakan korban nomor satu dalam perang brutal Israel di Jalur Gaza.
Baca SelengkapnyaJumlah anak yatim piatu akibat peristiwa perang selama beberapa abad terakhir, hingga tahun 2001 terus meningkat.
Baca SelengkapnyaLembaga HAM yang berbasis di Jenewa, Swiss, menyatakan Israel membunuh 17.000 anak-anak Palestina di Jalur Gaza sejak Oktober tahun lalu.
Baca SelengkapnyaPBB: Setiap Hari Ada 10 Anak Gaza yang Satu atau Dua Kakinya Harus Diamputasi karena Serangan Israel
Baca SelengkapnyaViral Video Dua Bocah Palestina Ditembak Mati Sniper Israel di Tepi Barat
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi singgung kondisi negara di dunia yang sedang memanas
Baca SelengkapnyaPerang genosida Israel di Jalur Gaza telah berlangsung selama delapan bulan.
Baca SelengkapnyaJet tempur Israel mengebom sekolah PBB di Jalur Gaza hingga menewaskan puluhan pengungsi yang tertidur di lantai atas bangunan.
Baca SelengkapnyaIsrael kembali menjadikan sekolah yang ditempati para pengungsi di Jalur Gaza sebagai target serangan mereka.
Baca SelengkapnyaLaporan itu disampaikan oleh juru bicara UNICEF dalam jumpa pers di Jenewa kemarin.
Baca SelengkapnyaPeperangan membuat anak-anak di Jalur Gaza harus menanggung akibat buruk secara psikologis, emosional, atau perilaku.
Baca SelengkapnyaAnak-anak korban perang menerima dampak psikologis yang memprihatinkan
Baca Selengkapnya