PBB: Rumah Menjadi Tempat Paling Berbahaya Bagi Kaum Perempuan
Merdeka.com - Menurut sebuah studi yang dilakukan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), lebih dari separuh perempuan yang meninggal di seluruh dunia pada tahun lalu tewas dibunuh oleh pasangan mereka atau anggota keluarganya sendiri. Hal ini menjadikan rumah adalah tempat paling berbahaya bagi seorang perempuan.
Dalam statistik yang dirilis pada Hari Internasional untuk Penghapusan Kekerasan terhadap Perempuan, Kantor PBB urusan Narkoba dan Kejahatan (UNODC) menghitung, dari total 87.000 kasus pembunuhan perempuan di seluruh dunia pada 2017, sekitar 50.000 atau 58 persen dilakukan oleh pihak intim atau anggota keluarga korban itu sendiri dan sekitar 30.000 atau 34 persen dilakukan oleh pasangan korban.
"Jumlah ini berarti ada enam perempuan yang dibunuh setiap jam oleh orang yang mereka kenal," kata ketua UNODC Yury Fedotov, seperti dikutip dari Asia One, Senin (26/11).
-
Siapa korban pembunuhan? Pelaku ditangkap oleh tim gabungan Resmob Polrestabes Semarang dan Jatanras Polda Jateng di hari yang sama dengan kejadian yaitu Senin (24/7). “Jadi kejadian jam 03.00 wib. Pelaku kami tangkap dalam pelariannya di Solo Jateng pukul 06.00 Wib.“
-
Siapa yang membunuh korban? Jasad wanita berinisial R (34) ditemukan di Dermaga Ujung Pulau Pari dengan kondisi sudah membusuk pada 13 April 2024. Pembunuhan tersebut dilakukan oleh pelaku berinisial N yang diketahui memesan layanan Open BO dari R melalui aplikasi WeChat.
-
Kenapa korban dibunuh? 'Oleh karena pelaku menolak untuk membayar 100 ribu selanjutnya korban memaki-maki dan mengancam pelaku dengan kata-kata yang kasar dan mengancam untuk memanggil abang-abang (keluarga) yang daripada korban,' kata Dirreskrimum Polda Metro Jaya, Kombes Pol Wira Satya Triputra, Kamis (25/4).
-
Siapa yang menjadi korban tewas? Korban meninggal dunia:1. Catur Pancoro (47) warga Tulangan, Sidoarjo.2. Hadi umar F (21), warga Mojo Lebak Mojokerto.3. Aditya Sapulete (38), warga Cungkup Pucuk, Lamongan.
-
Siapa yang terlibat dalam kasus bunuh diri? Polisi dalam hal ini melibatkan ahli untuk melakukan analisis DNA forensik dan pakar psikologi forensik untuk membantu mengusut penyebab satu keluarga tersebut nekat melakukan aksi bunuh diri.
-
Bagaimana cara perempuan itu dibunuh? 'Membunuh orang dengan cekikan ligatur ditafsirkan sebagai bentuk bunuh diri simbolis, karena dengan mencekik diri sendiri, individu itulah yang menyebabkan kematiannya sendiri,' kata para penulis studi tersebut.
Sebagian besar sekitar 80 persen korban pembunuhan di seluruh dunia adalah laki-laki, tetapi perempuan terus menjadi korban tertinggi karena akibat dari ketidaksetaraan gender, diskriminasi dan stereotip negatif.
"Mereka juga yang paling mungkin dibunuh oleh pasangan intim dan keluarga, hal ini menjadikan rumah tempat paling berbahaya bagi seorang wanita," katanya.
"Fakta bahwa perempuan terus dipengaruhi oleh jenis kekerasan seperti ini yang membuktikan bahwa adanya indikasi ketidakseimbangan dalam hubungan kekuasaan antara perempuan dan laki-laki di dalam lingkup domestik," tambahnya.
UNODC menghitung secara global korban pembunuhan terhadap perempuan mencapai sekitar 1,3 korban per 100.000 penduduk perempuan.
Studi ini menemukan bahwa Afrika dan Amerika menjadi tempat perempuan paling berisiko dibunuh oleh pasangan intim atau anggota keluarganya.
Di Afrika, angka ini mencapai sekitar 3,1 korban per 100.000 penduduk perempuan, sementara tingkat di Amerika adalah 1,6 korban, di Oceania 1,3 dan di Asia 0,9.
Sedangkan tingkat terendah ditemukan di Eropa, dengan 0,7 korban per 100.000 penduduk perempuan.
Berdasarkan hasil UNODC, tidak ada kemajuan yang nyata dalam beberapa tahun terakhir ini untuk memerangi kasus ini, meskipun sudah ada undang-undang dan program yang dikembangkan untuk memberantas kekerasan terhadap perempuan.
Kesimpulan dari laporan itu menyoroti kebutuhan untuk pencegahan kejahatan yang efektif dan respons peradilan pidana terhadap kekerasan yang menimpa perempuan.
UNODC juga menekankan perlu langkah-langkah untuk meningkatkan keselamatan dan memberdayakan para korban yang berpotensi terkena kasus ini sambil menahan para pelaku pelecehan yang bertanggung jawab atas perbuatannya.
Penelitian ini juga menyerukan agar ada koordinasi yang lebih besar antara polisi dan sistem peradilan, serta layanan kesehatan dan sosial. UNODC mengatakan, solusi lainnya adalah melibatkan kaum laki-laki termasuk dalam pendidikan dari usia dini.
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Setidaknya tiga perempuan di Indonesia yang menjadi korban Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) di setiap jamnya.
Baca SelengkapnyaDalam kasus bunuh diri, gangguan kesehatan mental menjadi pemicu utama.
Baca SelengkapnyaAnak yang menjadi korban sebanyak 163 dan perempuan sebanyak 104 orang.
Baca SelengkapnyaKDRT merupakan masalah yang masih terus terjadi hingga saat ini. Ketahui sejumlah dampak dan bahayanya.
Baca SelengkapnyaKawiyan memastikan, KPAI terus melakukan pendampingan terhadap anak yang menjadi korban kekerasan.
Baca SelengkapnyaKetua DPR RI Puan Maharani berharap ada program-program dari Pemerintah yang dapat mencegah terjadinya KDRT.
Baca SelengkapnyaHasil penyelidikan polisi diketahui pembunuhan sadis itu dilatarbelakangi persoalan ekonomi dan sakit hati.
Baca SelengkapnyaKemenPPPA mencatat korban kekerasan didominasi oleh anak perempuan
Baca SelengkapnyaPolisi menyebut, keempat korban merupakan anak dari P dan D.
Baca SelengkapnyaBerikut penyebab KDRT yang sering menjadi pemicunya.
Baca SelengkapnyaKasus dugaan pembunuhan ini terbongkar setelah tetangga mencium aroma tidak sedap dari kediaman korban dan pelaku.
Baca SelengkapnyaSaat ini BNPT memiliki berbagai program yang fokus membentuk kekuatan rumah tangga.
Baca Selengkapnya