PBB sebut panglima Myanmar terbukti melakukan pembunuhan massal muslim Rohingya
Merdeka.com - Penyidik Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang menangani konflik Rohingya menyatakan militer Myanmar telah terbukti melakukan pembunuhan massal terhadap etnis minoritas dengan niat melakukan genosida.
"Pemerintah sipil yang dipimpin Aung San Suu Kyi telah menyebarkan kebencian, menghancurkan bukti, dan gagal melindungi minoritas dari kejahatan perang dilakukan tentara di Negara Bagian Rakhine, Kachin, dan negara-negara Shan," ungkap PBB dalam sebuah laporan, dikutip dari Reuters, Senin (27/8).
Konflik bermula tahun lalu saat pasukan pemerintah melakukan serangan brutal di Rakhine sebagai tanggapan atas serangan Tentara Pembebasan Rohingya Arakan (ARSA) ke-30 pos polisi dan pangkalan militer.
-
Siapa yang dituduh terlibat kejahatan perang? Surat perintah tersebut menuduh Benjamin Netanyahu dan Yoav Gallant terlibat secara langsung dalam kejahatan perang, termasuk menggunakan kelaparan sebagai senjata, melakukan pembunuhan massal, serta tindakan tidak manusiawi lainnya.
-
Siapa yang mengklaim adanya bukti penumbalan manusia? Yannis Sakellarakis, direktur Museum Heraklion di Kreta pada saat itu dan seorang sarjana agama dan seni Minoa, dan Efi Sapouna-Sakellaraki, seorang penasihat Yunani di American School of Classical Studies di Athena, menulis dalam artikel bahwa mereka cukup yakin akan adanya praktik penumbalan.
-
Siapa yang membunuh korban? Jasad wanita berinisial R (34) ditemukan di Dermaga Ujung Pulau Pari dengan kondisi sudah membusuk pada 13 April 2024. Pembunuhan tersebut dilakukan oleh pelaku berinisial N yang diketahui memesan layanan Open BO dari R melalui aplikasi WeChat.
-
Bagaimana Komnas HAM mengungkap pelaku? 'Ada penggalian fakta tentang peran-peran Pollycarpus atau peran-peran orang lain yang ada di tempat kejadian perkara atau yang terlibat dalam perencanaan pembunuhan Munir atau yang menjadi alasan TPF ketika itu untuk melakukan prarekonstruksi, melacak percakapan nomor telepon dan lain-lain lah,' kata Usman di Kantor Komnas HAM, Jakarta Pusat, Jumat (15/3).
-
Siapa pemimpin kelompok yang dicurigai? Peristiwa Talangsari 1989 berawal dari kecurigaan masyarakat dan aparat desa terhadap kelompok keagamaan yang dipimpin oleh Warsidi.
-
Siapa yang diduga membunuh MB dan BN? Kedua anak ini diduga dibunuh oleh ibu kandungnya sendiri, Ida Nuryati, yang saat ini masih dalam kondisi shock berat di Rumah Sakit Bhayangkara Kediri.
Namun, serangan itu tidak hanya dikerahkan kepada pasukan ARSA, melainkan warga muslim Rohingya yang telah menetap lama di wilayah tersebut. Akibatnya, banyak korban berjatuhan dan 700.000 warga lain terpaksa melarikan diri ke Bangladesh untuk menghindari kekerasan militer.
"Tindakan militer, termasuk membakar desa-desa, sangat tidak proporsional dengan ancaman keamanan yang diberikan kepadanya. Dengan demikian, mereka ikut berkontribusi terhadap kejahatan tersebut," lapor PBB.
Dalam laporannya, PBB mendefinisikan genosida sebagai tindakan yang tujuannya menghancurkan kelompok nasional, etnis, ras, atau agama secara keseluruhan atau sebagian. Hal semacam itu pernah dilakukan di beberapa negara termasuk Bosnia dan Sudan.
"Kejahatan di Negara Bagian Rakhine dan cara mereka melakukannya, memiliki kesamaan sifat dan ruang lingkup," ungkap Misi Pencari Fakta Internasional Independen PBB di Myanmar.
Atas alasan tersebut, PBB menuntut agar panglima tertinggi dan lima jenderal lain harus dihukum karena telah melakukan kejahatan terburuk.
"Ada informasi yang cukup digunakan untuk menjamin penyelidikan dan penuntutan terhadap pejabat senior yang berada dalam rantai komando Tatmadaw (militer Myanmar). Pengadilan bisa menentukan tanggung jawab mereka atas genosida dan situasi terjadi di Rakhine," tutup laporan setebal 20 halaman tersebut.
Panel PBB yang dipimpin oleh mantan jaksa Indonesia, Marzuki Darusman, menunjuk Panglima Tentara Myanmar, Jenderal Senior Min Aung Hlaing, dan lima jenderal lainnya sebagai orang yang bertanggung jawab atas konflik ini.
Lima jenderal lain termasuk, Brigadir Jenderal Aung Aung, komandan Divisi Infanteri Cahaya ke-33, yang mengawasi operasi di desa pesisir Inn Din di mana 10 tawanan Rohingya dibunuh.
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Konflik Rohingya termasuk kejahatan genosida yang menelantarkan banyak orang.
Baca SelengkapnyaLaporan ini telah disampaikan ke Dewan Hak Asasi Manusia PBB.
Baca SelengkapnyaMabes Polri buka suara atas kasus pengeroyokan dilakukan puluhan Brimob kepada seorang anggota TNI.
Baca SelengkapnyaBareskrim Polri ikut mengusut kasus dugaan tindak pidana perdagangan orang (TPPO) yang melibatkan para pengungsi Rohingya di Aceh.
Baca SelengkapnyaKasus ini sudah terungkap dan enam orang sudah jadi tersangka.
Baca SelengkapnyaJokowi menyebut, pemerintah Indonesia akan menindak tegas pelaku TPPO.
Baca SelengkapnyaKekejaman Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua membunuh aktivis perempuan, Michelle Kurisi di Lanny Jaya pada 28 Agustus 2023 dikecam berbagai pihak.
Baca SelengkapnyaRatusan mayat ditemukan dikubur secara massal di kompleks RS Al-Shifa dan RS Nasser di Jalur Gaza.
Baca SelengkapnyaPolisi menetapkan dua tersangka baru dalam kasus dugaan penyelundupan manusia etnis Rohingya ke Aceh. Dua tersangka itu berinisial MAH (22) dan HB (53).
Baca SelengkapnyaSaat penggeledahan, ditemukan 15 unit ponsel dan smartphone. Para pemiliknya rata-rata pengungsi perempuan.
Baca SelengkapnyaMahfud MD meminta Polri melakukan penanganan hukum secara maksimal.
Baca Selengkapnyatentara Israel juga begitu kejam terhadap perempuan dan anak perempuan Palestina. Tak cuma di Gaza, perlakuan biadab itu juga terjadi di Tepi Barat.
Baca Selengkapnya