Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Pecah kongsi terparah di Timur Tengah sejak era Perang Teluk

Pecah kongsi terparah di Timur Tengah sejak era Perang Teluk Raja Salman sambut kunjungan Donald Trump. ©REUTERS

Merdeka.com - Negara-negara Arab Teluk seperti Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Bahrain, Mesir, Yaman, Libya, kemarin memutus hubungan diplomatik dengan Qatar atas alasan negara itu mendukung terorisme terutama kelompok Ikhwanul Muslimin yang selama ini dianggap sebagai musuh politik di kawasan.

"Pemerintah Republik Mesir memutuskan untuk mengakhiri hubungan diplomatik dengan Qatar karena permusuhan yang terus menerus terjadi antara otoritas Qatar dan Mesir," demikian pernyataan Kementerian Dalam Negeri Mesir, seperti dilansir dari laman Rusia Today, Senin (5/6).

Peristiwa mengejutkan ini menyusul tudingan terhadap Emir Qatar Sheikh Tamim Bin-Hamad yang dikatakan menentang keputusan Negara Teluk dan Amerika Serikat dalam melawan Iran. Dia juga dituduh mengatakan Hamas, Hizbullah, dan Ikhwanul Muslimin bukan organisasi teroris tapi gerakan perlawanan serta menyebut Hamas satu-satunya organisasi yang mewakili rakyat Palestina.

Dilansir laman Haaretz, Senin (5/6), Qatar sudah membantah semua tudingan itu dan mengatakan ada peretas membobol situs kantor berita Qatar dan menyiarkan pernyataan-pernyataan sang Emir. Juru bicara Qatar menyebut ini adalah perang siber yang bertujuan merusak nama baik Qatar. Qatar mengatakan semua ini adalah konspirasi antara UEA dan lobi pro-Israel di Washington bersama para mantan pejabat senior.

Arab Saudi, UEA, dan Bahrain kemarin sudah menyatakan menutup semua perbatasan, baik darat, air, dan udara bagi Qatar. Saudi memberi waktu selambatnya 14 hari bagi warga Qatar untuk segera angkat kaki dari negaranya. Tak hanya itu Qatar juga dikeluarkan dari pasukan koalisi dalam perang di Yaman. Koalisi mengklaim selama ini Qatar mendukung kelompok teroris Al Qaidah dan Negara Islam Irak dan Syam (ISIS).

Menanggapi keputusan Negara Teluk itu, kementerian Luar Negeri Qatar kemarin menyatakan mereka kini tengah menghadapi kampanye kebohongan dan akal-akalan.

"Kampanye hasutan ini berpijak pada kebohongan yang sudah mencapai tahap akal-akalan," kata kementerian luar negeri Qatar.

Diplomat Iran Hamid Abutalebi menyebut kunjungan Presiden Amerika Serikat Donald Trump ke Saudi beberapa waktu lalu sebagai penyebab timbulnya perpecahan di Teluk ini.

"Apa yang terjadi hari ini adalah hasil dari tarian Trump di Riyadh," kata dia dalam akun Twitter. (mdk/pan)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Saudi, UEA dan 7 Negara Islam Lain Tolak Putus Hubungan dengan Israel
Saudi, UEA dan 7 Negara Islam Lain Tolak Putus Hubungan dengan Israel

Saudi, UEA dan 7 Negara Islam Lain Tolak Putus Hubungan dengan Israel

Baca Selengkapnya
Ini Daftar Negara Arab yang Bersekongkol dengan Israel dalam Isu Palestina
Ini Daftar Negara Arab yang Bersekongkol dengan Israel dalam Isu Palestina

Kenapa sejumlah negara Arab selama ini tidak bergerak membantu Palestina karena mereka di belakang bersekongkol dengan Israel.

Baca Selengkapnya
Profil Arab Saudi, Negara Kaya Minyak Bersekongkol dengan Israel
Profil Arab Saudi, Negara Kaya Minyak Bersekongkol dengan Israel

Arab Saudi menjadi salah satu negara yang dicemooh karena memilih sikap tidak acuh atas penderitaan warga Gaza, Palestina.

Baca Selengkapnya
Persekongkolan Jahat, Para Pemimpin Negara Arab Terungkap Minta Israel Kalahkan Hamas
Persekongkolan Jahat, Para Pemimpin Negara Arab Terungkap Minta Israel Kalahkan Hamas

Para pemimpin Arab ini mengungkapkan keinginannya saat bertemu Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken.

Baca Selengkapnya
Uni Emirat Arab Putuskan Hubungan Diplomatik dengan Israel karena Genosida di Gaza
Uni Emirat Arab Putuskan Hubungan Diplomatik dengan Israel karena Genosida di Gaza

Uni Emirat Arab normalisasi hubungan dengan Israel sejak 2020.

Baca Selengkapnya
Pangeran MBS Ancam Blokade Uni Emirat Arab:
Pangeran MBS Ancam Blokade Uni Emirat Arab: "Mereka akan Lihat Apa yang Bakal Saya Lakukan"

Putra Mahkota Arab Saudi, Pangeran Muhammad bin Salman (MBS) mengancam akan memblokade Uni Emirat Arab. Ternyata ini pemicunya.

Baca Selengkapnya
Saudi, Qatar, dan Iran Sebut Israel Provokator Penyebab Konflik Terbaru dengan Palestina
Saudi, Qatar, dan Iran Sebut Israel Provokator Penyebab Konflik Terbaru dengan Palestina

Hamas meluncurkan serangan massal terhadap pasukan dan pemukiman Israel, yang menewaskan sedikitnya 700 orang di Israel dan ratusan lainnya di Gaza.

Baca Selengkapnya
Negara-Negara Arab Serukan Transisi Pemerintahan Damai di Suriah Setelah Dikuasai Pemberontak
Negara-Negara Arab Serukan Transisi Pemerintahan Damai di Suriah Setelah Dikuasai Pemberontak

Setelah pemberontak merebut ibu kota Damaskus, pemerintah dikuasai kelompok Hayat Tahrir al-Sham (HTS).

Baca Selengkapnya
Hasil Investigasi Sebut UEA Rekrut Al-Qaeda dan Tentara Bayaran AS untuk Operasi Pembunuhan di Yaman
Hasil Investigasi Sebut UEA Rekrut Al-Qaeda dan Tentara Bayaran AS untuk Operasi Pembunuhan di Yaman

Kelompok tentara bayaran yang didukung Saudi dan UEA merajalela di Yaman sejak dimulainya perang di negara tersebut sembilan tahun lalu.

Baca Selengkapnya
3 September 1971 Qatar Merdeka dari Inggris, Ini Sejarahnya
3 September 1971 Qatar Merdeka dari Inggris, Ini Sejarahnya

Kemerdekaan Qatar membuka babak baru dalam sejarah negara tersebut, hingga kini dikenal sebagai salah satu negara terkaya di dunia.

Baca Selengkapnya
Terungkap, Ini Alasan Houthi Tidak Menyerang Kapal Kargo Asal China dan Rusia di Laut Merah
Terungkap, Ini Alasan Houthi Tidak Menyerang Kapal Kargo Asal China dan Rusia di Laut Merah

Beberapa perusahaan pelayaran menghindari jalur pelayaran tempat Houthi melancarkan serangan.

Baca Selengkapnya
Pasukan Houthi Yaman Hantam 3 Kapal Perang AS Di Laut Merah dengan Rudal dan Drone
Pasukan Houthi Yaman Hantam 3 Kapal Perang AS Di Laut Merah dengan Rudal dan Drone

Houthi mengklaim serangan itu berhasil mengenai target.

Baca Selengkapnya