Pecah kongsi terparah di Timur Tengah sejak era Perang Teluk
Merdeka.com - Negara-negara Arab Teluk seperti Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Bahrain, Mesir, Yaman, Libya, kemarin memutus hubungan diplomatik dengan Qatar atas alasan negara itu mendukung terorisme terutama kelompok Ikhwanul Muslimin yang selama ini dianggap sebagai musuh politik di kawasan.
"Pemerintah Republik Mesir memutuskan untuk mengakhiri hubungan diplomatik dengan Qatar karena permusuhan yang terus menerus terjadi antara otoritas Qatar dan Mesir," demikian pernyataan Kementerian Dalam Negeri Mesir, seperti dilansir dari laman Rusia Today, Senin (5/6).
Peristiwa mengejutkan ini menyusul tudingan terhadap Emir Qatar Sheikh Tamim Bin-Hamad yang dikatakan menentang keputusan Negara Teluk dan Amerika Serikat dalam melawan Iran. Dia juga dituduh mengatakan Hamas, Hizbullah, dan Ikhwanul Muslimin bukan organisasi teroris tapi gerakan perlawanan serta menyebut Hamas satu-satunya organisasi yang mewakili rakyat Palestina.
-
Kenapa Qatar memutuskan merdeka? Keputusan Qatar untuk merdeka didorong oleh perubahan geopolitik di kawasan Timur Tengah dan keinginan untuk mengelola sumber daya minyaknya secara mandiri.
-
Apa yang terjadi setelah Qatar merdeka? Kemerdekaan Qatar membuka babak baru dalam sejarah negara tersebut, yang kini dikenal sebagai salah satu negara terkaya di dunia berkat cadangan minyak dan gas alamnya yang melimpah.
-
Apa yang terjadi di Arab Saudi? Baru-baru ini dunia dihebohkan dengan fenomena salju yang turun di tengah padang pasir di wilayah Al-Jaws di Arab Saudi.
-
Siapa yang berhadapan dengan Arab Saudi? Timnas Indonesia berhadapan dengan Arab Saudi pada matchday pertama Grup C Kualifikasi Piala Dunia 2026 yang berlangsung pada Jumat (6/9) dini hari WIB.
-
Kenapa Arab Saudi melakukan embargo minyak? Ini adalah balasan bagi AS yang selama perang Yom Kippur terus menerus mengirimkan senjata ke Israel untuk melawan negara-negara Arab.
-
Siapa yang memberikan dukungan penuh pada negara-negara Arab? Uni Soviet memberi dukungan penuh pada negara-negara Arab dalam persiapan perang melawan Israel.
Dilansir laman Haaretz, Senin (5/6), Qatar sudah membantah semua tudingan itu dan mengatakan ada peretas membobol situs kantor berita Qatar dan menyiarkan pernyataan-pernyataan sang Emir. Juru bicara Qatar menyebut ini adalah perang siber yang bertujuan merusak nama baik Qatar. Qatar mengatakan semua ini adalah konspirasi antara UEA dan lobi pro-Israel di Washington bersama para mantan pejabat senior.
Arab Saudi, UEA, dan Bahrain kemarin sudah menyatakan menutup semua perbatasan, baik darat, air, dan udara bagi Qatar. Saudi memberi waktu selambatnya 14 hari bagi warga Qatar untuk segera angkat kaki dari negaranya. Tak hanya itu Qatar juga dikeluarkan dari pasukan koalisi dalam perang di Yaman. Koalisi mengklaim selama ini Qatar mendukung kelompok teroris Al Qaidah dan Negara Islam Irak dan Syam (ISIS).
Menanggapi keputusan Negara Teluk itu, kementerian Luar Negeri Qatar kemarin menyatakan mereka kini tengah menghadapi kampanye kebohongan dan akal-akalan.
"Kampanye hasutan ini berpijak pada kebohongan yang sudah mencapai tahap akal-akalan," kata kementerian luar negeri Qatar.
Diplomat Iran Hamid Abutalebi menyebut kunjungan Presiden Amerika Serikat Donald Trump ke Saudi beberapa waktu lalu sebagai penyebab timbulnya perpecahan di Teluk ini.
"Apa yang terjadi hari ini adalah hasil dari tarian Trump di Riyadh," kata dia dalam akun Twitter. (mdk/pan)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Saudi, UEA dan 7 Negara Islam Lain Tolak Putus Hubungan dengan Israel
Baca SelengkapnyaKenapa sejumlah negara Arab selama ini tidak bergerak membantu Palestina karena mereka di belakang bersekongkol dengan Israel.
Baca SelengkapnyaArab Saudi menjadi salah satu negara yang dicemooh karena memilih sikap tidak acuh atas penderitaan warga Gaza, Palestina.
Baca SelengkapnyaPara pemimpin Arab ini mengungkapkan keinginannya saat bertemu Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken.
Baca SelengkapnyaUni Emirat Arab normalisasi hubungan dengan Israel sejak 2020.
Baca SelengkapnyaPutra Mahkota Arab Saudi, Pangeran Muhammad bin Salman (MBS) mengancam akan memblokade Uni Emirat Arab. Ternyata ini pemicunya.
Baca SelengkapnyaHamas meluncurkan serangan massal terhadap pasukan dan pemukiman Israel, yang menewaskan sedikitnya 700 orang di Israel dan ratusan lainnya di Gaza.
Baca SelengkapnyaSetelah pemberontak merebut ibu kota Damaskus, pemerintah dikuasai kelompok Hayat Tahrir al-Sham (HTS).
Baca SelengkapnyaKelompok tentara bayaran yang didukung Saudi dan UEA merajalela di Yaman sejak dimulainya perang di negara tersebut sembilan tahun lalu.
Baca SelengkapnyaKemerdekaan Qatar membuka babak baru dalam sejarah negara tersebut, hingga kini dikenal sebagai salah satu negara terkaya di dunia.
Baca SelengkapnyaBeberapa perusahaan pelayaran menghindari jalur pelayaran tempat Houthi melancarkan serangan.
Baca SelengkapnyaHouthi mengklaim serangan itu berhasil mengenai target.
Baca Selengkapnya