Pejabat di Sekeliling Donald Trump Sembunyikan Informasi Akurat Soal Covid-19
Merdeka.com - Pemerintahan mantan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump disebut mencegah para pejabat kesehatan memberikan informasi akurat terkait Covid-19. Ini dilakukan untuk mendukung pandangan Trump yang meremehkan wabah Covid yang melanda AS. Demikian diungkapkan laporan kongres yang dirilis pada Senin.
Pegawai senior di Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) mengungkapkan kepada para penyelidik, para pejabat di sekeliling Trump merisak para staf dan berusaha menulis ulang laporan mereka agar sesuai dengan arahan Trump yang meremehkan krisis kesehatan masyarakat tersebut.
"Para pejabat mengambil langkah-langkah yang belum pernah terjadi sebelumnya, memasukkan orang politik ke dalam proses publikasi dan membantah laporan ilmiah CDC, termasuk menyusun opini dan pesan publik lainnya yang dirancang berlawanan dengan temuan CDC," jelas laporan tersebut, dikutip dari Al Arabiya, Kamis (20/10).
-
Apa yang Trump lakukan dengan TikTok? Trump menjawab dengan memuji penggunaan platform TikTok dalam kampanyenya, namun mengalihkan fokus dari pertanyaan tersebut.
-
Apa yang terjadi pada Donald Trump? Mantan presiden Amerika Serikat Donald Trump ditembak. Peristiwa tersebut terjadi kala Trump sedang kampanye Pilpres AS di depan pada pendukungnya di Butler, Pennsylvania, Amerika Serikat, pada Sabtu (14/7).
-
Bagaimana Elon Musk menunjukkan dukungannya kepada Trump? Musk juga menyumbangkan sejumlah uang yang tidak diungkapkan ke America PAC, sebuah komite aksi politik yang bekerja untuk memilih Trump. 'Saya sepenuhnya mendukung Presiden Trump dan berharap kesembuhannya cepat,' katanya.
-
Siapa yang digugat Trump? Gugatan yang diajukan oleh Trump Media di 24 Maret ditujukan kepada Andy Litinsky dan Wes Moss, dua mantan kontestan reality show Trump yang kemudian menjadi salah satu pendiri calon dari Partai Republik untuk perusahaan teknologi Presiden.
-
Siapa yang meramalkan Trump? Ramalannya itu dilakukan oleh seorang paranormal bernama Paula Roberts yang disiarkan oleh Fox News pada Januari lalu.
-
Bagaimana Trump mendukung Israel? 'Saya presiden terbaik dalam sejarah Israel. Tidak ada yang melakukan apapun seperti yang saya lakukan ke Israel,' kata Trump Maret lalu dalam wawancaranya dengan Israel Hayom.
Para penyelidik mewawancarai belasan mantan pejabat maupun pejabat CDC saat ini, juga pejabat pemerintah senior untuk dokumen 91 halaman tersebut yang dirilis subkomite terpilih DPR untuk krisis virus corona.
Panel ini menjelaskan bagaimana pejabat yang ditunjuk Trump di Departemen Kesehatan dan Layanan Masyarakat (HHS) berusaha mengambil alih jurnal ilmiah mingguan CDC, Morbidity and Mortality Weekly Report (MMWR), mengedit maupun melarang artikel yang mereka yakini bisa merugikan Trump.
Orang-orang Trump ini juga berusaha mengganti konten, membantah, dan menunda penerbitan 18 jurnal MMWR dan peringatan kesehatan, namun hanya berhasil sedikitnya lima kali.
Laporan tersebut juga mengutip pejabat komunikasi CDC yang mengeluhkan orang dekat Trump di HHS kerap merisak para pegawai CDC yang membuat mereka merasa terancam.
Bahkan Wakil Direktur Penyakit Menular CDC, Jay Butler, pernah dilarang menyampaikan keterangan pers setelah pernyataannya dianggap terlalu mengkhawatirkan.
"Penyelidikan Subkomite Terpilih menunjukkan pemerintahan sebelumnya terlibat dalam kampanye yang belum pernah terjadi sebelumnya terkait keterlibatan politik dalam tanggap darurat pandemi pemerintah federal, yang mengacaukan kesehatan masyarakat demi menguntungkan tujuan politik mantan presiden," jelas ketua panel, Jim Clyburn dalam pernyataannya.
"Sebagaimana ditunjukkan laporan hari ini, Presiden Trump dan orang-orang terdekatnya berulang kali menyerang ilmuwan CDC, berkompromi dengan pedoman badan kesehatan masyarakat dan menekan laporan ilmiah sebagai upaya meremehkan keseriusan virus corona."
Laporan sebelumnya menyebut pemerintahan Trump melarang pejabat kesehatan berbicara di depan umum terkait pandemi. Trump juga disebut menekan Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) agar mengeluarkan izin penggunaan hydroxychloroquine, obat anti-malaria yang dianjurkan Trump untuk mengobati Covid walaupun tidak terbukti manjur.
Partai Republik membantah laporan terbaru ini, menyebutnya partisan. Partai ini juga berjanji melakukan penyelidikan sendiri jika mereka menang di DPR atau Senat pada pemilu paruh waktu pada pertengahan November mendatang.
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Konspirasi mengacu pada kesepakatan rahasia di antara individu untuk terlibat dalam kegiatan ilegal atau merugikan.
Baca SelengkapnyaJangan mudah percaya dan cek setiap informasi yang kalian dapatkan.
Baca SelengkapnyaCalon Gubernur Jakarta Dharma Pongrekun berapi-api saat menjelaskan badai pandemi Covid-19.
Baca SelengkapnyaKasus dugaan korupsi tersebut telah naik ke tahap penyidikan dan KPK telah menetapkan tersangka.
Baca SelengkapnyaLaporan setebal 60 halaman itu menjelaskan secara rinci sejarah penelitian pemerintah
Baca SelengkapnyaKonten pro Palestina tersebut diunggah di akun Facebook pejabat bersangkutan.
Baca SelengkapnyaDalam rapat tersebut, DPR merasa tidak ada kekompakkan antara Menkominfo dan BSSN.
Baca SelengkapnyaInformasi Jokowi terima dari Menkes, kasus Covid-19 masih dalam kondisi yang baik meski memang ada kenaikan.
Baca SelengkapnyaMantan intelijen AS yang bersaksi di depan Kongres mengatakan pemerintah menutup-nutupi informasi soal UFO dan alien.
Baca SelengkapnyaBahkan, muncul narasi menyatakan bahwa virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 tidak ada.
Baca SelengkapnyaAdies Kadir meminta jajaran kepolisian melakukan pengusutan atas adanya kebocoran materi itu.
Baca SelengkapnyaWakil Ketua MPR Fadel Muhammad diperiksa KPK sebagai saksi atas dugaan korupsi Pengadaan APD Covid-19 Kemenkes
Baca Selengkapnya