Pejabat Kesehatan China Akui Disuntik Tiga Vaksin Covid-19 Beda Merek
Merdeka.com - Kepala Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit China (CDC), Gao Fu, mengatakan dia disuntik vaksin Covid-19 tiga kali, di saat perdebatan global terus berlanjut mengenai pentingnya dosis ekstra atau tambahan untuk meningkatkan kekebalan dan perlindungan dari varian baru virus corona.
Kepada majalah pemerintah, Global People pada Minggu, Gao juga mengatakan dia menerima dosis vaksin Covid-19 berbeda atau beda merek, namun tanpa menjelaskan lebih lanjut.
“Saya di antara orang pertama yang mendapatkan vaksin Covid-19 yang dikembangkan di dalam negeri ketika saya disuntik pada Mei tahun lalu,” kata Gao, dikutip dari South China Morning Post, Selasa (20/7).
-
Apa jenis vaksin cacar api? Ada dua jenis utama vaksin cacar api yang digunakan untuk mencegah herpes zoster, yaitu vaksin Zostavax dan vaksin Shingrix.
-
Siapa yang terlibat dalam produksi vaksin dalam negeri? Salah satu proyek unggulannya adalah pengembangan Vaksin Merah Putih atau INAVAC yang bekerja sama dengan Universitas Airlangga (Unair).
-
Bagaimana vaksin kanker ini bekerja? Putin menyatakan keyakinannya bahwa vaksin tersebut, bersama dengan obat imunomodulator generasi baru, akan segera menjadi bagian integral dari terapi individual yang efektif.
-
Bagaimana cara pemberian vaksin cacar monyet? Vaksin ini diberikan dalam dua dosis dengan interval empat minggu,' ujar Maxi.
-
Bagaimana vaksin cacar api bekerja? Zostavax adalah vaksin cacar api generasi pertama yang telah digunakan sejak 2006. Vaksin ini menggunakan virus varicella-zoster yang dilemahkan untuk merangsang respons kekebalan tubuh terhadap virus tersebut.
-
Bagaimana cara meningkatkan ketahanan kesehatan melalui vaksin? Menkes Budi juga menambahkan, untuk mendukung ketahanan kesehatan, diperlukan penelitian yang berkelanjutan dan mengikuti perkembangan teknologi. Pemerintah melalui berbagai program terus mendorong pengembangan vaksin berbasis teknologi terkini.
“Saya sekarang ada tiga suntikan yang menggunakan teknologi berbeda dan dari pabrik berbeda dan saya tidak merasakan adanya ketidaknyamanan apapun.”
Laporan Global People tidak menyebutkan mengapa Gao diberi tiga suntikan, dan tidak dijelaskan pula apakah itu bagian dari penelitian.
Gao adalah pakar kesehatan masyarakat pertama China yang menyerukan penelitian pencampuran vaksin agar vaksin bisa memberikan perlindungan yang tinggi.
Pernyataan yang dilontarkan pada April itu dipandang secara luas sebagai pengakuan publik terkait rendahnya efektivitas vaksin China, setelah lebih dari 164 juta dosis diberikan di negara tersebut. Namun Gao kemudian mengatakan itu adalah komentar umum tentang vaksin Covid-19 di seluruh dunia, dan menurutnya mengubah interval dosis dan teknologi pencampuran dapat meningkatkan kekebalan.
Menurut Gao, para ilmuwan China ibarat sedang bermain "kejar-kejaran" saat mencoba menguji seberapa besar efektivitas vaksin melawan varian baru virus corona selama wabah di negara itu.
“Sejauh ini, vaksin kami berhasil, terutama dalam menghadapi varian Delta,” kata Gao kepada majalah itu.
“Ada kemungkinan vaksin virus corona akan menjadi lebih mirip seperti vaksin flu” dan kehidupan bisa kembali normal setelah “tingkat tertentu” pengendalian pandemi tercapai.
Gao sendiri telah terlibat dalam pengembangan vaksin berbasis protein dengan Anhui Zhifei Longcom yang telah disetujui untuk penggunaan darurat di China dan sedang dalam uji coba manusia tahap akhir di Uzbekistan, Indonesia, Pakistan, dan Ekuador. Vaksin itu terbukti sebagian besar mempertahankan efek penetralnya terhadap beberapa varian, termasuk varian Delta, tetapi dengan beberapa potensi yang berkurang, menurut sebuah makalah yang diunggah di server pracetak .bioRxiv.org pada Jumat.
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Lonjakan kasus penyakit mirip influenza ini membuat sebuah RS di China penuh. Banyak pasien anak-anak yang terpaksa dirawat di koridor dan tangga rumah sakit.
Baca SelengkapnyaNamun kalau untuk yang komorbid, kata Menkes, risiko tetap ada karena virusnya tidak hilang.
Baca SelengkapnyaVaksin booster masih gratis dan dapat ditemukan di puskesmas atau faskes terdekat.
Baca SelengkapnyaCovid-19 varian JN.1 dilaporkan berkaitan erat dengan varian BA.2.86 dan dikhawatirkan dapat mempengaruhi pola penularan dan tingkat keparahan penyakit.
Baca SelengkapnyaTerdapat tiga kasus cacar monyet di DKI Jakarta, kasus pertama ditemukan Agustus 2022 lalu.
Baca SelengkapnyaDua kasus kematian baru dari pasien Covid-19 pada Desember 2023.
Baca SelengkapnyaKasus pneumonia tengah melonjak di China sejak pertama kali dilaporkan pada 13 November 2023.
Baca SelengkapnyaBeredar penyebaran virus mpox merupakan efek samping vaksin Covid-19
Baca SelengkapnyaRencana pemberian booster ketiga ini buntut kembali meningkatnya kasus Covid-19.
Baca SelengkapnyaViral Bayi Meninggal Pascaimunisasi di Sukabumi, Ini Kronologinya Menurut Kemenkes
Baca SelengkapnyaPenyakit Pernapasan Melonjak di China, WHO Minta Penjelasan
Baca SelengkapnyaPemerintah berupaya mencegah penyebaran Mpox dengan melakukan vaksinasi yang sudah disetujui WHO dan BPOM.
Baca Selengkapnya