Pelajaran dari Hokkaido, Sukses Tekan Wabah Corona Tapi Kecolongan Gelombang Kedua
Merdeka.com - Hokkaido di Jepang pernah menjadi sorotan karena berhasil mengatasi krisis virus corona. Terjadi penurunan signifikan jumlah kasus. Tetapi Hokkaido kembali menjadi perhatian karena tengah berjuang menghadapi gelombang infeksi kedua.
Pada akhir Februari, Hokkaido menjadi wilayah pertama di Jepang yang menyatakan keadaan darurat karena Covid-19.
Sekolah ditutup, pertemuan skala besar dibatalkan dan orang-orang dipaksa tinggal di rumah. Pemerintah setempat melacak dan mengisolasi siapa pun yang pernah melakukan kontak dengan korban secara agresif.
-
Aturan apa yang dicabut tentang masker? Pemerintah Indonesia akhirnya mencabut kebijakan wajib menggunakan masker bagi masyarakat di tempat umum. Kebijakan tersebut tertuang dalam Surat Edaran (SE) Nomor 1 Tahun 2023 tentang Protokol Kesehatan pada Masa Transisi Endemi Corona Virus Disease 2019 (Covid-19).
-
Kapan aturan wajib masker di KRL dicabut? “Sesuai dengan SE tersebut, mulai 12 Juni 2023 seluruh pengguna perjalanan Commuter Line diperbolehkan tidak menggunakan masker apabila dalam keadaan sehat dan tidak berisiko tertular atau menularkan Covid-19,“
-
Apa dampak pandemi Covid-19? Pandemi Covid-19 mengubah tatanan kesehatan dan ekonomi di Indonesia dan dunia. Penanganan khusus untuk menjaga keseimbangan dampak kesehatan akibat Covid-19 serta memulihkan ekonomi harus dijalankan.
-
Bagaimana LPDUK berbenah setelah pandemi? Sesuai arahan Menpora Dito Ariotedjo, LPDUK mencoba melakukan transformasi dengan menjadi lembaga yang lebih progresif dan mendukung ekosistem Industri Olahraga sebagai bagian dari DBON.
-
Kapan waktu yang tepat untuk menggunakan masker ini? Masker ini bisa digunakan 2-3 kali dalam seminggu untuk hasil yang optimal dalam mencerahkan dan melembapkan kulit wajah.
-
Bagaimana penanganan Covid-19 di Indonesia? Jokowi memilih menggunakan strategi gas dan rem sejak awal untuk menangani pandemi Covid-19. Gas dan rem yang dimaksudkan Jokowi diimplementasikan dalam tiga strategi yakni penanganan kedaruratan kesehatan, jaring pengaman sosial, dan pemulihan ekonomi. Inilah yang kemudian menjadi ujung tombak dalam penanganan Covid-19 di Indonesia.
Kebijakan itu berhasil dan pada pertengahan Maret jumlah kasus baru turun menjadi satu atau dua per hari. Pada 19 Maret keadaan darurat dicabut, dan pada awal April, sekolah dibuka kembali.
Tapi sekarang, hanya 26 hari setelah keadaan darurat dicabut, peraturan baru harus diberlakukan.
Dalam sepekan terakhir, Hokkaido telah mencatat 135 kasus baru Covid-19 yang dikonfirmasi. Berbeda dengan wabah pertama pada Februari, tidak ada bukti virus telah diimpor kembali dari luar Jepang.
Tak satu pun dari kasus baru tersebut adalah orang asing, juga tidak ada dari mereka yang terinfeksi bepergian ke luar Jepang pada bulan lalu.
Bagaimana Wabah Virus Ditangani di Hokkaido?
Pertama, jika Anda melakukannya terlalu awal, Anda bisa mengendalikannya.
"Relatif mudah untuk menangani klaster, untuk menelusuri jejak dan mengisolasi," kata Profesor Kenji Shibuya dari King's College London, dilansir dari BBC, Kamis (16/4).
"Pihak berwenang cukup sukses dalam pendekatan kontrol klaster mereka. Jepang berada pada fase paling awal dari wabah saat itu. Itu dilokalisasi dan itu adalah kisah sukses."
Dalam hal ini, Hokkaido memiliki beberapa kesamaan dengan apa yang terjadi di Kota Daegu, Korea Selatan. Di sana, wabah besar dilacak secara agresif. Mereka yang terinfeksi diisolasi dan wabah berhasil ditekan.
Tapi pelajaran kedua dari Hokkaido jauh lebih tidak meyakinkan.
Setelah wabah Daegu, pemerintah Korea Selatan memulai program tes besar-besaran untuk melacak epidemi. Jepang melakukan yang sebaliknya.
Bahkan sekarang, lebih dari tiga bulan setelah Jepang mencatat kasus pertama, tes hanya dilakukan untuk sebagian kecil populasi.
Awalnya, pemerintah mengatakan tes skala besar adalah "pemborosan sumber daya".
Pertama, Kementerian Kesehatan Jepang khawatir rumah sakit akan kewalahan oleh orang yang dites positif - tetapi hanya memiliki gejala kecil. Dan pada skala yang lebih luas, tes Covid-19 adalah tanggung jawab pusat kesehatan setempat dan bukan di tingkat pemerintah nasional.
Beberapa pusat kesehatan lokal tidak dilengkapi dengan staf atau peralatan untuk menangani tes dalam skala besar. Ini berarti pihak berwenang di Jepang tidak memiliki gagasan yang jelas tentang bagaimana virus ini bergerak di tengah populasi, kata Prof Shibuya.
"Kami berada di tengah fase ledakan wabah," katanya.
"Pelajaran utama yang dapat diambil dari Hokkaido adalah bahwa bahkan jika Anda berhasil dalam penghentian (penyebaran virus) pertama kali, sulit untuk mengisolasi dan mempertahankan penghentian untuk jangka waktu yang lama. Kecuali jika Anda memperluas kapasitas pelaksanaan tes, sulit untuk mengidentifikasi penularan komunitas dan penularan rumah sakit. "
Jalan Masih Panjang
Pelajaran ketiga adalah bahwa "realitas baru" ini akan berlangsung jauh lebih lama dari yang diperkirakan kebanyakan orang.
Hokkaido sekarang harus memaksakan kembali pembatasan tersebut, meskipun versi Jepang dari "lockdown" Covid-19 lebih lunak daripada yang diberlakukan di tempat lain.
Kebanyakan orang masih akan bekerja. Sekolah mungkin ditutup, tetapi toko-toko dan bahkan bar tetap buka.
Prof Shibuya berpikir tanpa langkah-langkah yang lebih keras, Jepang memiliki sedikit harapan untuk mengendalikan apa yang disebut "gelombang kedua" infeksi yang sekarang terjadi, tidak hanya di Hokkaido, tetapi di seluruh negeri.
"Pelajaran utama adalah bahkan jika Anda berhasil dalam menahan (penularan) secara lokal tetapi ada penularan yang terjadi di bagian lain negara itu, selama orang bergerak, sulit untuk mempertahankan status bebas virus".
Kendati demikian, perekonomian di Hokkaido terpuruk. Pulau ini sangat tergantung pada pariwisata, dan Jepang telah melarang kunjungan dari AS dan Eropa dan sebagian besar negara di Asia.
Pemilik bar di kota Chitose terpaksa menutup usahanya dan memberhentikan stafnya. Lebih jauh ke utara di kota Asahikawa, Naoki Tamura mengatakan, barnya masih buka tetapi hampir tidak ada pelanggan.
"Satu atau dua datang setiap malam," katanya.
"Dulu ada banyak turis dari China dan Asia Tenggara. Mereka benar-benar hilang. Kami tidak mendengar orang ngomong bahasa asing di jalan sekarang. Tempat penginapan yang lebih kecil harus ditutup. Bisnis pariwisata benar-benar payah."
Keadaan darurat baru secara resmi akan selesai pada 6 Mei, akhir liburan "Minggu Emas" Jepang.
Tetapi seorang pejabat pemerintah setempat yang bekerja pada penanggulangan epidemi di Hokkaido mengatakan, mereka mungkin harus mempertahankan langkah-langkah itu lebih lama.
"Kami merasa kami harus terus melakukan hal yang sama," katanya. "Tujuannya adalah untuk meminimalkan kontak antara orang-orang untuk menghentikan penyebaran virus."
Jadi berapa lama?
"Sampai kita menemukan vaksin," katanya. "Kita harus terus berusaha menghentikan ekspansi."
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Informasi Jokowi terima dari Menkes, kasus Covid-19 masih dalam kondisi yang baik meski memang ada kenaikan.
Baca SelengkapnyaBahkan, muncul narasi menyatakan bahwa virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 tidak ada.
Baca SelengkapnyaMeskipun Covid-19 yang muncul saat ini sudah tidak berbahaya seperti dulu.
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi meneken Perpres ini 4 Agustus 2023.
Baca SelengkapnyaKemenkes mengimbau masyarakat tetap menjaga kesehatan. Selain itu, tidak lupa pakai masker di keramaian dan rajin mencuci tangan .
Baca SelengkapnyaPeningkatan kasus Covid-19 terlihat di Depok, Jawa Barat, dan sejumlah wilayah lainnya.
Baca SelengkapnyaPB IDI mengimbau masyarakat untuk menerapkan lagi protokol kesehatan seperti memakai masker dan menghindari kerumunan.
Baca SelengkapnyaDua kasus kematian baru dari pasien Covid-19 pada Desember 2023.
Baca SelengkapnyaLima tahun telah berlalu sejak dunia diserang virus corona Covid-19 yang mematikan. Simak sederet potret dramatisnya!
Baca SelengkapnyaKepala sebuah klinik di Tokyo, Ando Sakuro mengatakan bahwa sepuluh orang telah teruji positif setiap hari sejak akhir Juni.
Baca SelengkapnyaMasyarakat juga diminta segera melengkapi vaksinasi Covid-19, khususnya pada kelompok berisiko.
Baca Selengkapnyamengonfirmasi tren kasus mingguan Covid-19 di Indonesia kembali mengalami peningkatan.
Baca Selengkapnya