Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Pelajaran yang Bisa Dipetik dari Ambruknya Ekonomi Sri Lanka

Pelajaran yang Bisa Dipetik dari Ambruknya Ekonomi Sri Lanka Perjuangan warga Sri Lanka mengantre panjang demi minyak tanah. ©ISHARA S. KODIKARA/AFP

Merdeka.com - Seorang sopir bajaj di ibu kota Sri Lanka, Colombo mengantre BBM selama empat hari. Selama itu, WD Shelton (67) dia tidak tidur dan makan hanya seadanya.

Sejak BBM langka di negara itu, dia tidak bisa mengoperasikan bajajnya. Dia tidak punya pendapatan, sementara dia harus menafkahi keluarganya.

"Kami tidak bisa mencari uang, kami tidak bisa memberi makan keluarga kami," kata Shelton dikutip dari laman The Straits Times.

Orang lain juga bertanya?

Krisis ekonomi terburuk dalam tujuh dasawarsa menghantam Sri Lanka. BBM langka. Sekolah-sekolah ditututup. Para pegawai diminta bekerja dari rumah.

Perdana Menteri Sri Lanka, Ranil Wickremesinghe mengatakan ekonomi negara yang dipenuhi utang itu telah "runtuh" karena kehabisan uang untuk membayar makanan dan bahan bakar.

Sri Lanka sedang mencari bantuan dari negara tetangga India dan China dan dari Dana Moneter Internasional (IMF).

PM Wickremesinghe juga menyebut perekonomian Sri Lanka sedang menuju "titik terendah", seperti dikutip dari laman ABC, Senin (27/6).

Seberapa parah krisis ini?

Pemerintah berutang USD 51 miliar dan gagal membayar bunga pinjaman.

Pariwisata, bagian penting dari pertumbuhan ekonomi, tersendat karena pandemi dan faktor ekonomi setelah serangan bom pada 2019.

Nilai mata uang anjlok sampai 80 persen, membuat impor lebih mahal dan memperburuk inflasi yang sudah tidak terkendali. Menurut data resmi, harga makanan melambung sampai 57 persen.

Hasilnya, negara meluncur menuju kebangkrutan, dengan hampir tidak ada uang untuk mengimpor bahan bakar, susu, gas elpiji, dan lainnya.

Korupsi politik salah satu pemicu masalah besar ini. Korupsi politik tidak hanya membuat kekayaan negara dihambu-hamburkan, tetapi juga mempersulit penyelamatan keuangan negara ini.

Ekonom dari Pusat Pembangunan Global di Washington, Anit Mukherjee mengatakan bantuan apa pun dari IMF atau Bank Dunia harus disertai dengan persyaratan yang ketat untuk memastikan bantuan tersebut tidak salah kelola.

Dia menekankan, Sri Lanka berada di salah satu jalur pelayaran tersibuk di dunia, jadi membiarkan negara dengan signifikansi strategis seperti itu runtuh bukanlah pilihan.

Korupsi dan salah kelola

Para ekonom mengatakan krisis ini disebabkan faktor domestik seperti korupsi dan salah kelola selama bertahun-tahun. Sebagian besar kemarahan publik diarahkan pada Presiden Gotabaya Rajapaksa dan kakaknya, mantan Perdana Menteri Mahinda Rajapaksa. Mahinda mengundurkan diri setelah unjuk rasa anti pemerintah berujung kerusuhan.

Kondisi semakin memburuk dalam beberapa tahun terakhir. Pada 2019, terjadi serangan teror bom yang menewaskan lebih dari 260 orang. Ini berdampak pada sektor pariwisata yang menjadi salah satu sumber devisa, disusul kemudian pandemi Covid-19 yang semakin memperparah keadaan.

Pemerintah perlu meningkatkan pendapatannya karena utang luar negeri untuk proyek infrastruktur besar melonjak, tetapi pemerintah malah mendorong pemotongan pajak terbesar dalam sejarah Sri Lanka.

Kreditur menurunkan peringkat Sri Lanka, melarangnya meminjam lebih banyak uang karena cadangan devisanya merosot.

Pada April 2021, Mahinda Rajapaksa tiba-tiba melarang impor pupuk kimia. Harga bahan pangan pun melonjak.

Untuk menghemat devisa, impor barang-barang yang dianggap mewah dilarang.

Sementara itu, perang Ukraina menyebabkan harga bahan pangan dan minyak semakin mahal. Inflasi mendekati 40 persen dan harga pangan naik hampir 60 persen pada Mei.

Untuk mengatasi kondisi ini, Sri Lanka sedang mengajukan pinjaman ke IMF.

"Sri Lanka menaruh harapan terakhir pada IMF," bunyi headline harian Colombo Times.

Pemerintah Sri Lanka juga mencari bantuan dari China. Amerika Serikat, Jepang, dan Australia menggelontorkan ratusan juta dolar untuk dukungan ekstra. (mdk/pan)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Daya Beli Masyarakat Turun, Mendag Usul Salurkan Bansos hingga Subsidi
Daya Beli Masyarakat Turun, Mendag Usul Salurkan Bansos hingga Subsidi

Pemerintah perlu memberikan bantuan bagi kelas menengah untuk mendorong daya beli kelompok masyarakat itu kembali bangkit.

Baca Selengkapnya
Pemerintah Prediksi Dua Agenda Besar Ini Bisa Dongkrak Daya Beli Masyarakat
Pemerintah Prediksi Dua Agenda Besar Ini Bisa Dongkrak Daya Beli Masyarakat

Menurut pemerintah, deflasi saat ini dipengaruhi oleh penurunan permintaan pasar global akibat konflik internasional.

Baca Selengkapnya
FOTO: Daya Beli Masyarakat Kelas Menengah Turun, Ini Faktor Pemicunya
FOTO: Daya Beli Masyarakat Kelas Menengah Turun, Ini Faktor Pemicunya

BI mengeluarkan data berdasarkan survei konsumen bahwa daya beli masyarakat menurun, khususnya pada kelompok kelas menengah.

Baca Selengkapnya
Untung Rugi Indonesia Alami Deflasi 4 Bulan Berturut-turut
Untung Rugi Indonesia Alami Deflasi 4 Bulan Berturut-turut

Deflasi berturut-turut terjadi sejak Mei hingga Agustus 2024. Per Agustus 2024, BPS mencatat deflasi 0,03 persen.

Baca Selengkapnya
Sri Mulyani Minta Kenang Peristiwa Krisis Moneter 1998: Itu Krisis Paling Parah
Sri Mulyani Minta Kenang Peristiwa Krisis Moneter 1998: Itu Krisis Paling Parah

Kala itu, permasalahan ekonomi muncul akibat ketidakpuasan masyarakat terhadap kondisi perpolitikan saat itu.

Baca Selengkapnya
Badai PHK Menghantui, Program Jaminan Kehilangan Pekerjaan Bisa Jadi Solusi Sementara
Badai PHK Menghantui, Program Jaminan Kehilangan Pekerjaan Bisa Jadi Solusi Sementara

PHK yang terjadi sebagian besar dipicu oleh krisis di berbagai lini pada sektor manufaktur.

Baca Selengkapnya
Ekonomi RI Deflasi Lima Bulan Berturut-turut, BPS Singgung Krisis Ekonomi 1999
Ekonomi RI Deflasi Lima Bulan Berturut-turut, BPS Singgung Krisis Ekonomi 1999

Deflasi pada periode 1999 terjadi selama tujuh bulan berturut-turut. Dalam catatannya, deflasi terjadi pada Maret hingga September.

Baca Selengkapnya
Waspada, Penurunan Daya Beli Berpotensi Tambah Jumlah Pengangguran di Indonesia
Waspada, Penurunan Daya Beli Berpotensi Tambah Jumlah Pengangguran di Indonesia

Dikhawatirkan akan menyebabkan terjadinya pengangguran karena para pengusaha mengurangi pekerjanya, karena menurunnya pendapatan perusahaan.

Baca Selengkapnya
Penyebab Deflasi 5 Bulan Berturut-Turut, Jokowi Pertanyakan Daya Beli Masyarakat Berkurang
Penyebab Deflasi 5 Bulan Berturut-Turut, Jokowi Pertanyakan Daya Beli Masyarakat Berkurang

Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta publik memeriksa betul apa penyebab dari deflasi tersebut.

Baca Selengkapnya
Melihat Gurita Bisnis Sritex, Raksasa Tekstil pada Zamannya yang Terlilit Utang Rp25 Triliun
Melihat Gurita Bisnis Sritex, Raksasa Tekstil pada Zamannya yang Terlilit Utang Rp25 Triliun

Berada di Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah, berdiri megah pabrik tekstil dengan belasan ribu karyawan yang menggantungkan hidup dari lini bisnis ini.

Baca Selengkapnya
Ngerinya Deflasi 2024 Kalahkan 1999 dan 2008: Jadi Sinyal Ekonomi Tak Baik-Baik Saja
Ngerinya Deflasi 2024 Kalahkan 1999 dan 2008: Jadi Sinyal Ekonomi Tak Baik-Baik Saja

Kenaikan inflasi pada sektor transportasi turut memperburuk daya beli masyarakat.

Baca Selengkapnya
Punya Program Makan Gratis, Negara Ini Malah Alami Krisis Pangan
Punya Program Makan Gratis, Negara Ini Malah Alami Krisis Pangan

Sektor pertanian negara itu pun mengalami penurunan produksi, karena kurangnya modal, peralatan, pupuk hingga insektisida yang dibutuhkan oleh para petani.

Baca Selengkapnya