Pemerintah cari kebenaran jihadis WNI dieksekusi ISIS karena AIDS
Merdeka.com - Berita mengenai warga negara Indonesia (WNI) yang dieksekusi mati ISIS lantaran menyebarkan virus AIDS masih dicari kebenarannya. Juru bicara Kementerian Luar Negeri Arrmanatha Nasir mengatakan telah meminta verifikasi konkret dari penulis pertama, yakni wartawan Daily Mail.
Menurut Tata, sapaan akrabnya, si penulis tidak bisa melakukan klarifikasi kebenaran berita yang dibuatnya. Si penulis mengatakan, dia mendapat berita tersebut dari kelompok aktivis lokal.
"Berita itu tidak bisa diverifikasi, aktivis tersebut tidak bisa memverifikasi identitas WNI dan kapan waktu eksekusi terjadi" ujarnya saat jumpa pers di Kementerian Luar Negeri, Kamis (25/6).
-
Di mana WNI dievakuasi ke? Pagi ini, saya menerima laporan bahwa mereka telah sampai di Suriah, melalui Damaskus dengan selamat.
-
Dimana korban dieksekusi? Berdasarkan keterangan yang diperoleh dari hasil interogasi, korban dieksekusi di tempat indekos tersangka di Desa Triharjo, Sleman.
-
Siapa saja yang tewas dalam serangan gerilyawan Indonesia? Letnan Satu Will Schumler dan Wilhelm Jens tewas saat diserang gerilyawan Indonesia di Bogor.
-
Bagaimana cara IS membunuh NKS? Polisi berhasil menangkap pelaku inisial IS, pelaku pembunuhan dan pemerkosaan terhadap NKS (18), seorang gadis penjual gorengan yang merupakan warga Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat (Sumbar).
-
Siapa pelaku pembunuhan NKS? Polisi berhasil menangkap pelaku inisial IS, pelaku pembunuhan dan pemerkosaan terhadap NKS (18), seorang gadis penjual gorengan yang merupakan warga Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat (Sumbar).
-
Siapa yang melakukan eksekusi di Kampung Gantungan Sirah? Wardiman bercerita, waktu zaman penjajahan Belanda, lokasi kampung itu digunakan sebagai tempat para tentara Belanda melakukan kekerasan terhadap warga pribumi.
Sebelumnya diberitakan oleh the Daily Mail, WNI yang dituding menyebarkan virus AIDS itu dieksekusi di Shaddadi, selatan Provisi Hasaka, Suriah, pekan lalu.
Selain lewat penulis awal berita tersebut, Kemenlu pun mencoba melakukan verifikasi lewat KBRI di Damaskus, Ankara, dan Istanbul.
"Kapan, di mana, tidak ada detail. Kami belum bisa verifikasi pembenaran berita tersebut," lanjutnya.
Lepas dari akurasinya, pemerintah mengakui cukup banyak WNI pergi ke Suriah atau Irak untuk bergabung dengan ISIS. Dari perhitungan kasar BNPT, ada 500-an warga Indonesia memilih jadi jihadis khilafah.
Informasi ini didapatkan jurnalis barat yang memiliki kontak dengan kelompok aktivis lokal, Sound And Picture. Para informan di kawasan konflik itu memastikan militan asal Indonesia ini sejak lama menyadari dirinya terjangkit virus mematikan tersebut, sebelum akhirnya memutuskan bergabung dengan ISIS. (mdk/ard)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Di samping adanya korban baru, Kadispenad, Brigjen TNI Hamim Tohari juga mengungkap adanya tersangka baru dari sipil inisial MS.
Baca SelengkapnyaBenarkah WNA Mexico tembak polisi hingga tewas? Begini penelusurannya
Baca SelengkapnyaIdentitas dua anggota TNI yang membantu Praka RM menculik dan menganiaya pemuda asal Aceh, Imam Masykur (25) diungkap ke publik.
Baca SelengkapnyaJuru Bicara Densus 88 Antiteror Polri, Kombes Aswin Siregar menjelaskan terkait dua tersangka yang tewas adalah teroris di Lampung, pada 12 April 2023.
Baca SelengkapnyaPomdam Jaya masih menunggu hasil pemeriksaan tim autopsi untuk menjelaskan penyebab kematian pemuda asal Aceh yang diculik 3 anggota TNI.
Baca SelengkapnyaMeski begitu, ia memastikan hingga kini belum ada peningkatan eskalasi ancaman teroris di Indonesia.
Baca SelengkapnyaTernyata terdapat fakta baru usai dilakukan visum, dokter menemukan luka lubang di dada kiri korban.
Baca SelengkapnyaDalam berkas dakwaan terungkap dari ulahnya membohongi keluarga Iwan, Serda Ardan bisa mengantongi Rp200 juta lebih.
Baca SelengkapnyaTNI berjanji mengusut kasus tersebut secara transparan.
Baca SelengkapnyaIM secara sadis disiksa dengan benda tumpul di bagian punggungnya saat berada di dalam mobil oleh para pelaku.
Baca SelengkapnyaKeluarga diminta setor Rp200 juta agar anaknya lulus, padahal sudah dibunuh
Baca SelengkapnyaPanglima TNI Laksamana TNI Yudo Margono memastikan proses hukum terhadap anggotanya yang melakukan pelanggaran tindak pidana.
Baca Selengkapnya