Pemerkosaan massal bocah delapan tahun kembali bikin geger India
Merdeka.com - India kembali diguncang peristiwa pemerkosaan massal dan pembunuhan terhadap seorang bocah perempuan berusia delapan tahun di Negara Bagian Jammu dan Kashmir.
Mayat gadis kecil itu ditemukan di sebuah hutan di kawasan Himalaya, pada akhir Januari lalu setelah polisi melakukan pencarian.
Kasus ini menjadi sorotan nasional bahkan dunia.
-
Siapa pelaku pemerkosaan? 'Kejadian ini berawal dari kejadian longsor di daerah Padalarang Bandung Barat. Kebetulan keluarga korban ini rumahnya terdampak sehingga mereka mengungsi ke kerabatnya (AR) untuk sementara,' ucap Kapolres Cimahi, AKBP Tri Suhartanto, Selasa (3/9).
-
Dimana gadis itu ditemukan? Seorang pria yang kebetulan lewat dan sedang mengemudi sebuah mobil menemukan gadis malang tersebut.
-
Dimana kerangka gadis itu ditemukan? Arkeolog menemukan kerangka seorang gadis berusia 15 tahun yang dikubur secara tidak lazim pada tahun 680-880 di desa Conington, Cambridgeshire, Inggris.
-
Bagaimana korban terjebak ke dalam budak seks? Korban yang baru lulus SMK tidak berpikir panjang untuk menemui pelaku lantaran dijanjikan pekerjaan untuk mengelola kafe di Kota Solo. Ternyata ini hanya modus pelaku. Selama lima bulan, sejak Mei-September 2022, korban disekap dan disetubuhi pelaku berinisial JM itu.
-
Kapan pemerkosaan itu terjadi? 'Keluarga korban direlokasi, namun untuk mempersiapkan tersebut korban masih tinggal dengan pamannya. Pada kesempatan itu pamannya tersebut itu melakukan kekerasan seksual kepada yang bersangkutan itu sebanyak 4 kali. Sehingga mengakibatkan korban hamil dan saat ini korban sudah melahirkan,' kata Kapolres Cimahi, AKBP Tri Suhartanto melanjutkan.
-
Siapa yang dihukum karena melakukan pemerkosaan terhadap putrinya di Hyderabad? Pada Jumat (21/6), pengadilan kota dengan hakim khusus untuk kasus-kasus yang terdaftar di bawah Undang-Undang Perlindungan Anak dari Pelanggaran Seksual (POCSO) memvonis ayahnya dan menjatuhkan hukuman penjara seumur hidup.
Dilansir dari laman CNN, Sabtu (14/4), polisi mengatakan korban, yang berasal dari komunitas nomaden muslim Bakarwals, diculik ketika menggembalakan kuda di padang rumput pada 12 Januari. Dari sana, dia diduga dibawa ke sebuah kuil Hindu tempat dia dibius dan disekap selama lima hari.
Selama penyekapan, polisi mengatakan, korban diperkosa berulang kali oleh sejumlah pria berbeda, sebelum dibunuh dan dibuang ke hutan terdekat pada 17 Januari. Laporan postmortem menyimpulkan gadis malang itu dicekik hingga tewas.
Polisi telah menangkap delapan pria sehubungan kasus ini, termasuk seorang pensiunan pejabat pemerintah dan tiga anggota polisi. Namun tindakan polisi ini justru digiring pada isu sektarian.
Para terdakwa, yang seluruhnya beragama Hindu, menuding kasus ini "dimotori" oleh koalisi nasionalis religius dan ahli hukum tersumpah. Keduanya telah mendesak agar kasus ini diserahkan pada penyelidik federal.
Ketegangan memuncak pekan lalu ketika protes keras terjadi di luar gedung pengadilan setempat, saat itu para anggota asosiasi pengacara negara berusaha menghentikan polisi mengajukan tuntutan terhadap para terdakwa.
Didukung kelompok nasionalis Hindu sayap kanan yang disebut Dewan Kesatuan Hindu, asosiasi pengacara negara menuntut Biro Pusat Investigasi (CBI) mengambil alih kasus ini.
"Kami ingin penyelidikan oleh CBI. Investigasi tidak berdasarkan fakta yang benar. Korban dan terdakwa 'terikat' agama," kata B.S. Slathia, presiden Asosiasi Pengacara Jammu.
Insiden pemerkosaan dan pembunuhan itu terjadi di kota kecil Kathua, di wilayah selatan Jammu di mana umat Hindu membentuk mayoritas penduduk. Bagian utara Jammu merupakan wilayah Kashmir yang disengketakan dan dikelola oleh India. Itu didominasi warga muslim.
Komunitas nomaden bocah malang yang jadi korban kebengisan sekelompok orang tersebut, secara tradisional telah berpindah antara dua daerah. Mereka bepergian ke Jammu dengan ternak selama musim dingin dan kembali ke wilayah Kashmir ketika salju mencair di musim semi.
Praktik ini telah berlangsung selama beberapa generasi. Namun dalam beberapa tahun terakhir, para pengembara kian dimusuhi oleh penduduk Hindu di wilayah tersebut, yang mengklaim mereka melanggar batas tanah.
Vijay Sharma, pemimpin Dewan Kesatuan Hindu, mengklaim pemerintah negara bagian mengambil sikap lunak terhadap populasi minoritas muslim di wilayah itu.
Jumlah muslim di wilayah itu meningkat dalam beberapa tahun terakhir, menyusul kedatangan ribuan pengungsi Rohingya dari Myanmar.
"Kami sudah menjadi negara yang sensitif dan mereka (muslim) adalah ancaman. Populasi mereka meningkat," kata Sharma menambahkan bahwa kasus pemerkosaan dan pembunuhan bocah delapan tahun itu cukup rumit.
Reporter: Khairisa Ferida
Sumber: Liputan6.com
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Setelah turis Spanyol yang diperkosa massal di negara bagian Jharkand, kali ini korbannya adalah warga lokal di negara bagian Uttar Pradesh.
Baca SelengkapnyaKawanan monyet itu menyelamatkan seorang bocah perempuan di India yang hendak diperkosa.
Baca SelengkapnyaRemaja Putri 16 Tahun di Flores Timur Digilir 12 Pria, Seorang Pelaku Berusia Anak-Anak
Baca SelengkapnyaPrengki menyebut sebelumnya sudah dilakukan mediasi dengan beberapa terlapor.
Baca SelengkapnyaTerduga pemerkosa gadis keterbelakangan mental hingga hamil enam bulan asal Banyuasin, Sumatera Selatan, IN (23), bertambah menjadi 10 orang.
Baca SelengkapnyaSeorang siswi SMP di Lampung inisial NA, disekap dan diperkosa secara bergilir oleh 10 pria selama tiga hari.
Baca SelengkapnyaKorban ditemukan di Kampung Ciketing, Kecamatan Bantargebang, Kota Bekasi.
Baca SelengkapnyaSejak ditemukan, korban menjalani pemulihan baik fisik maupun psikologinya.
Baca SelengkapnyaPolisi tidak menemukan ada unsur pembunuhan berencana pada kasus pencabulan dan pembunuhan seorang bocah perempuan terbungkus karung di Bekasi.
Baca SelengkapnyaAksi penyekapan dan pemerkosaan secara bergiliran selama tiga hari oleh 10 pelaku terhadap siswi SMP di Lampung Utara, Lampung, NA (15), sudah terencana.
Baca SelengkapnyaKasus pembunuhan bocah perempuan berinisial GH (9) ini terungkap berawal dari orang tua korban yang melaporkan kehilangan anaknya ke Polres Metro Bekasi Kota.
Baca SelengkapnyaMiris, Siswi SMA di Tapanuli Tengah jadi Korban Pemerkosaan 10 Laki-laki
Baca Selengkapnya