Pemilik TB Charles disebut biang keladi diculiknya 7 ABK di Filipina
Merdeka.com - Tujuh anak buah kapal (ABK) tongkang Charles 001 disandera oleh kelompok bersenjata diduga Abu Sayyaf pada 20 Juni lalu. Kapal berisi 13 ABK ini berlayar melewati 'jalur tengkorak' dekat Kepulauan Sulu, Filipina yang rawan perompak. Seharusnya kapal pengangkut batu bara ini bisa menghindari jalur itu. Alhasil penculikan benar-benar terjadi, menyisakan enam awak saja yang dibiarkan penculik kembali ke Pelabuhan Samarinda.
Ini adalah kasus ketiga penyanderaan yang dilakukan kelompok bersenjata Filipina kepada ABK asal Indonesia sepanjang 2016. Berbeda dari dua kasus sebelumnya, insiden terbaru itu terjadi ketika sudah ada moratorium jalur pelayaran bagi kapal bermuatan batu bara dari Tanah Air ke Filipina.
Dalam moratorium yang dikeluarkan Kementerian Perhubungan, disebutkan jalur pengiriman kapal batu bara diwajibkan memutar melewati wilayah Laut China Selatan.
-
Dimana kapal transit? Pukul 14.09, kapal feri tiba di Pelabuhan Tarebung, Pulau Sapudi. Di pulau ini, kapal akan transit selama satu jam.
-
Kapan kapal tersebut tenggelam? Lempengan-lempengan yang diukir dari marmer Purbeck ini merupakan muatan kapal karam bersejarah tertua di Inggris yang tenggelam di lepas pantai Dorset pada masa pemerintahan Henry III di abad ke-13, seperti dikutip dari Ancient Origins, Jumat (14/6).
-
Dimana penyeberangan potensial dari Asia ke Sahul bagi pelaut masa lalu? Studi ini mengidentifikasi dua titik penyeberangan potensial dari Asia ke Sahul yang tersedia bagi para pelaut masa lalu.Salah satu rutenya adalah melalui Papua Barat (sekitar 73.000 tahun lalu) dan turun melalui Queensland utara dan tempat yang sekarang menjadi Teluk (saat itu sebuah danau) Carpentaria. Yang lainnya adalah melintasi landas kontinen Laut Timor (sekitar 75.000 tahun lalu) dan masuk ke Kimberley.
-
Kapan kapal berangkat dari Jangkar? Pukul 09.30, kapal feri tujuan akhir Pelabuhan Kalianget diberangkatkan.
-
Kenapa Keluarga Surbek harus meninggalkan Indonesia? Saat itulah keluarga Surbek terpaksa meninggalkan Indonesia walau itu merupakan pilihan yang sulit bagi mereka. Begitu pula dengan Gladys yang harus berpisah dengan Mino.
Sumber merdeka.com di pemerintahan menyatakan insiden penculikan tujuh ABK kali ini sepenuhnya kesalahan manajemen PT Rusianto Bersaudara selaku pemilik kapal. Nahkoda saat memimpin pelayaran pulang ke Tanah Air melanggar moratorium yang sudah berlaku sejak akhir April 2016.
Merdeka.com memperoleh foto surat pernyataan yang diteken oleh perusahaan pada 31 Mei lalu, menyatakan tidak akan melewati daerah berbahaya di selatan Filipina.
surat pernyataan itu ditandatangani langsung oleh Manager Sertifikasi Roy Iswanto, mengatasnamakan Direktur Operasi PT. Rusianto Bersaudara.
Dalam surat tersebut, dengan jelas disebutkan, pihak perusahaan bertanggung jawab atas segala hal yang terjadi pada ABK saat bertugas.
"Dengan ini kami MENYATAKAN bahwa: Pertama, kami akan berusaha menghindari daerah konflik atau perairan selatan Philippines dan perairan Malaysia Timur. Kedua, apabila dalam pelayaran Armada kami ke perairan Philippines pergi dan kembali terjadi sesuatu hal yang tidak diinginkan maka kami akan bertanggung jawab sepenuhnya," demikian isi surat pernyataan tersebut.
Pernyataan PT Rusianto Bersaudara menaati moratorium (c) 2016 Merdeka.com/IstimewaSaat dikonfirmasi mengenai pelanggaran prosedur oleh nahkoda, juru bicara PT Rusianto Bersaudara menyatakan masih mempelajari fakta lapangan. Demikian pula terkait selentingan bahwa awak kapal memperoleh arahan dari manajemen melewati perairan berbahaya demi menghemat bahan bakar.
"Sampai hari ini, belum bisa kasih konfirmasi pasti tentang apakah jalurnya berubah atau tidak (saat pulang) ke Indonesia," kata Public External Relation PT Rusianto Bersaudara, Taufik Rahman saat ditemui di kantornya, Jalan Mulawarman, Samarinda, Kamis (30/6).
Taufik menerangkan, saat ini dia tidak ingin (mdk/ard)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Korban hilang ini menggunakan kaos abu-abu, celana hitam, dan topi hitam.
Baca SelengkapnyaBeruntung 14 ABK tugboat dan tongkang Royal 17 selamat usai para kelompok perompak.
Baca SelengkapnyaKapal pengangkut barang, KM Lintang Timur Selatan, karam di Selat Malaka, Senin (31/7) sekitar pukul 07.30 WIB. Sebelas awaknya pun hilang.
Baca SelengkapnyaPencarian seorang WN Taiwan yang hilang akibat kapal speedboat terbalik dan tenggelam di Kepulauan Seribu membuahkan hasil. Korban dilaporkan telah ditemukan.
Baca SelengkapnyaKapal tersebut terbalik di sekitar Perairan Pulau Rambut
Baca SelengkapnyaSeorang kru yang selamat mengaku sempat melihat temannya meninggal dunia di tengah lautan
Baca SelengkapnyaPencarian kembali dilanjutkan setelah cuaca mendukung pada Selasa (12/3) pagi.
Baca SelengkapnyaKapal mengangkut 42 orang penumpang dan 16 orang Anak Buah Kapal (ABK).
Baca SelengkapnyaPembelian armada itu semestinya untuk mengatasi masalah penumpukan di pelabuhan.
Baca SelengkapnyaAda 33 orang yang berada di KM Parikudus terdiri dari 3 Anak Buah Kapal (ABK) dan 30 penumpang.
Baca SelengkapnyaKM Sanjaya 86 mengangkut 16 anak buah kapal. Petugas SAR masih melakukan pencarian.
Baca SelengkapnyaBasarnas mengerahkan tujuh unit kapal untuk mencari WN Taiwan yang hilang saat kapal terbalik di Pulau Seribu.
Baca Selengkapnya