Pemimpin Junta Myanmar Gunakan Pandemi Covid sebagai Senjata Politik
Merdeka.com - Dengan melonjaknya angka kematian karena virus corona di Myanmar, dugaan dari para penduduk dan aktivis HAM meningkat bahwa pemerintah militer, yang melakukan kudeta pada Februari lalu, menggunakan pandemi untuk mengkonsolidasikan kekuasaan dan menyingkirkan oposisi.
Beberapa waktu lalu, angka kematian per kapita di Myanmar melampaui Indonesia dan Malaysia menjadi yang terburuk di Asia Tenggara. Sistem kesehatan yang telah lumpuh sebelumnya dengan cepat dibanjiri pasien Covid-19.
Persediaan oksigen tinggal sedikit. Pemerintah membatasi penjualan kepada swasta di banyak tempat, dengan alasan mencegah penimbunan. Tapi hal itu mendorong kecurigaan stok diarahkan untuk pendukung pemerintah dan rumah sakit militer.
-
Kenapa suplai air PAM berkurang? Akibatnya, kuantitas air PAM yang sampai ke masyarakat menjadi berkurang.
-
Di mana air bersih semakin menipis? Contohnya, di Australia sebagian besar airnya berasal dari air hujan yang masuk ke saluran air utama yang mereka miliki.
-
Kenapa pemerintah mau kurangi subsidi BBM? 'Jadi yang teman-teman pantas membutuhkan subsidi ini kita tentunya akan jaga. Jadi masyarakat yang ekonominya rentan pasti akan terus berikan, kita tidak mau naikan harganya,' tegasnya di Jakarta, Senin (5/8).'Tapi mungkin ada teman-teman juga yang ke depannya sebenarnya harusnya sudah enggak butuh lagi subsidinya, itu bisa diarahkan untuk tidak menggunakan,' kata Rachmat.
-
Mengapa Si Manis Mart membatasi pembelian? 'Untuk pembelian kami batasi. Misal, seorang beli beras maksimal 10 kg, cabai, bawang, dan telur dibatasi 2 kg. Kami tidak cari keuntungan dan hanya menjaga stabilitas harga.
-
Gimana cara Mentan mengurangi impor? 'Apresiasi juga kepada Pak Amran yang dengan semangat untuk mengurangi impor hasil-hasil pertanian seperti beras, gula, jagung, dan seterusnya. Saya percaya kalau seluruh potensi bangsa ini didorong untuk memenuhi kebutuhan itu, pasti impor kita dapat dikurangi dan kita kembali bergantung pada hasil dalam negeri,' katanya.
-
Bagaimana cara negara-negara menjaga kualitas udara? Negara-negara ini telah menerapkan berbagai kebijakan serta teknologi untuk menurunkan emisi polutan dan menjaga kebersihan lingkungan.
Pada saat bersamaan, tenaga medis telah ditargetkan setelah memelopori gerakan pembangkangan sipil yang mendesak para profesional dan PNS tidak bekerja sama dengan pemerintah atau Dewan Pemerintah Negara (SAC).
“Mereka telah menghentikan distribusi APD dan masker, dan mereka tidak memperbolehkan warga sipil yang mereka curigai mendukung gerakan demokrasi dirawat di rumah sakit, dan mereka menangkap dokter yang mendukung gerakan pembangkangan sipil,” jelas pakar HAM Myanmar PBB dan anggota pendiri Dewan Penasihat Khusus untuk Myanmar, Yanghee Lee.“Untuk oksigen, mereka melarang penjualannya ke warga sipil atau orang yang tidak mendukung SAC, jadi mereka menggunakan sesuatu yang bisa menyelamatkan rakyat untuk melawan rakyat,” lanjutnya, dikutip dari laman ABC News, Selasa (3/8).
“Militer menjadikan Covid sebagai senjata.”
Wakil Menteri Informasi Myanmar, Zae Min Tun tidak menanggapi pertanyaan terkait dugaan tersebut, tapi dengan meningkatnya tekanan dari dalam dan luar negeri untuk mengendalikan pandemi, para pemimpin membela diri dengan menerbitkan artikel di media mereka.
Di koran pemerintah Global New Light of Myanmar, beberapa artikel menyoroti upaya pemerintah, termasuk apa yang disebut mendorong kelanjutan vaksinasi dan meningkatkan pasokan oksigen.
Komandan militer yang memimpin SAC, Jenderal Senior Min Aung Hlaing dikutip mengatakan, upaya yang sedang dilakukan untuk mendapat dukungan dari ASEAN dan “negara-negara sahabat” yang tidak disebutkan secara spesifik.
“Upaya-upaya harus dilakukan untuk memastikan kesehatan negara dan rakyat yang lebih baik,” ujarnya.
Angka kematian juga diduga jauh lebih tinggi dari angka resmi.“Ada perbedaan besar antara jumlah kematian aktual karena Covid-19 dari Dewan Militer dan realita,” kata seorang dokter dari Rumah Sakit Umum Mawlamyine kepada The Associated Press, yang tidak mau disebutkan namanya.
“Ada banyak orang di masyarakat yang meninggal karena penyakit ini dan tidak bisa dihitung.”
Banyak video beredar di media sosial menunjukkan kematian yang nampaknya korban virus corona yang meregang nyawa di rumah-rumah mereka karena tidak mendapatkan perawatan dan antrean panjang warga menunggu pasokan oksigen. Pemerintah membantah laporan tempat pemakaman di Yangon dibanjiri jenazah korban Covid, namun beberapa waktu lalu mengumumkan mereka sedang membangun tempat fasilitas baru yang bisa mengkremasi 3.000 jenazah per hari.
“Dengan membiarkan Covoid-19 lepas kendali, junta militer mengecewakan rakyat Burma serta wilayah dan dunia yang lebih luas, yang dapat terancam oleh varian baru yang dipicu oleh penyebaran penyakit yang tidak terkendali di tempat-tempat seperti Myanmar,” jelas Wakil Direktur Human Rights Watch Asia, Phil Robertson.
“Masalahnya adalah junta lebih peduli untuk mempertahankan kekuasaan daripada menghentikan pandemi.”
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sejak 12 tahun lalu, sektor pertembakauan sudah sepakat dan disiplin menjalani implementasi aturan mengenai pengamanan zat adiktif.
Baca SelengkapnyaAHY tidak menginginkan masyarakat tergantung pada bantuan jangka pendek.
Baca SelengkapnyaSelama ini rokok menjadi komoditas penyumbang omzet terbesar bagi pedagang pasar.
Baca SelengkapnyaDengan adanya pelarangan menjual rokok secara eceran maka pengeluaran masyarakat akan semakin besar untuk membeli rokok.
Baca SelengkapnyaKementerian Kesehatan (Kemenkes) meminta masyarakat untuk tidak panik dengan adanya pneumonia misterius yang tengah merebak di China dan Eropa.
Baca SelengkapnyaASN dan warga mampu di Banyuwangi dilarang menggunakan elpiji 3 kilogram bersubsidi untuk memasak di rumah maupun untuk usaha
Baca SelengkapnyaSaat ini, sejumlah rekan profesi pengemudi ojek online (ojol) membutuhkan waktu yang cukup lama untuk memperoleh Pertalite.
Baca SelengkapnyaNegara Ini Geser Afghanistan Sebagai Produsen Opium Terbesar di Dunia
Baca Selengkapnya"Saya sih enggak apa-apa kalau memang pada akhirnya dibatasi untuk mereka yang terdaftar (masyarakat miskin), asal penyeluhannya ke masyarakat jelas," kata Reza
Baca SelengkapnyaPembelian beras di ritel modern kini dibatasi maksimal 15 kg per transaksi.
Baca SelengkapnyaHal itu sebagai upaya melancarkan alur pendistribusiannya tepat sasaran ke masyarakat.
Baca SelengkapnyaMenurut Menkes, perbincangannya dengan kelompok pelaku usaha sejauh ini positif.
Baca Selengkapnya