Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Penangkapan 2 jurnalis Reuters dinilai ancam kebebasan pers di Myanmar

Penangkapan 2 jurnalis Reuters dinilai ancam kebebasan pers di Myanmar Wa Lone (kiri) dan Kyaw Soe Oo. ©Reuters

Merdeka.com - Aktivis hak asasi manusia di Myanmar menyoroti kebebasan pers di negara berjuluk tanah emas itu. Catatan para aktivis mencatat dalam 20 bulan atau sejak Aung San Suu Kyi berkuasa sekira 29 wartawan setempat ditahan.

Terakhir, dua jurnalis Reuters terakhir ditangkap saat mencoba meliput kekerasan di Negara Bagian Rakhine. Sementara sebagian besar wartawan dibebaskan harus memberi jaminan.

"Ada terlalu banyak risiko yang bertambah pada jurnalis," kata Sonny Swe, salah satu pendiri majalah Frontier yang berbasis di Yangon, seperti dilansir dari Reuters, Jumat (22/12).

Pada bulan Desember ada lima wartawan termasuk dua jurnalis Reuters di penjara. Kedua wartawan bernama Wa Lone dan Kyaw Soe Oo diamankan aparat setempat saat meliput tentang krisis di Rakhine, mereka ditangkap pada 12 Desember di Yangon.

"Saya merasa bahwa kita tidak bergerak maju, malah akan kembali pada masa kebebasan pers dan pidato," kata dia.

Para pekerja media yang ditahan itu pun terancam hukuman 14 tahun penjara di bawah Undang-undang Rahasia Resmi. Akan tetapi pihak Kementerian Informasi menyatakan belum mendapat informasi pasti terkait jumlah jurnalis yang ditahan saat melakukan liputan.

Sementara pihak kepolisian Myanmar menyatakan sejumlah jurnalis ditahan itu tidak ada hubungannya dengan kebebasan pers.

"Ada pandangan berbeda, berdasarkan di mana Anda berdiri. Ada kebebasan pers di Myanmar selama Anda mengikuti peraturan dan peraturan," kata Kyaw Soe, direktur jenderal Kementerian Penerangan.

Kasus ini pun sesalkan sejumlah wartawan. Terlebih media domestik mulai bermunculan sejak masa transisi dari pemerintahan militer dimulai pada tahun 2011 dan penyensoran prapublikasi dicabut pada tahun 2012. Namun tahun ini Myanmar menduduki peringkat 131 dari 180 negara untuk kebebasan pers.

"Pihak berwenang terus memberikan tekanan pada media, bahkan segera turun tangan untuk mengubah kebijakan editorial," kata Reporter Without Borders.

Kyaw Zwa Moe, editor edisi bahasa Inggris Irrawaddy, mengatakan Myanmar memiliki kebebasan pers. Namun garis tersebut tidak terlihat.

"Tidak ada yang tahu dari mana garis itu, karena tidak terlihat. Bila Anda menyentuh atau melewatinya, Anda sudah selesai," tulisnya.

(mdk/gil)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Jurnalis Diduga Diintimidasi Saat Meliput & Foto Jepretannya Dihapus, Ini Kata Polda Papua
Jurnalis Diduga Diintimidasi Saat Meliput & Foto Jepretannya Dihapus, Ini Kata Polda Papua

Seorang jurnalis mendapat perlakuan tak menyenangkan saat meliput di kawasan konservasi Taman Wisata Alam Teluk Youtefa.

Baca Selengkapnya
Polisi Tangkap Wartawan Gadungan Terlibat Perdagangan Orang di Batam
Polisi Tangkap Wartawan Gadungan Terlibat Perdagangan Orang di Batam

Sementara itu, ketiga korban yakni BN (29) asal Tasikmalaya, O (40) asal Subang dan A (28) asal Subang. Kedua pelaku disinyalir untung Rp2 juta per korban.

Baca Selengkapnya
Gonjang-ganjing RUU Penyiaran, Begini Aksi Jurnalis Jember dan Lumajang Tolak Aturan yang Mengancam Kebebasan Pers
Gonjang-ganjing RUU Penyiaran, Begini Aksi Jurnalis Jember dan Lumajang Tolak Aturan yang Mengancam Kebebasan Pers

Sebagian isi draft RUU Penyiaran bertentangan dengan UU Pers

Baca Selengkapnya
Belasan Warga Sukabumi jadi Korban TPPO di Myanmar, Diimingi Gaji Rp35 Juta/Bulan
Belasan Warga Sukabumi jadi Korban TPPO di Myanmar, Diimingi Gaji Rp35 Juta/Bulan

11 warga Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat yang menjadi korban tindak pidana perdagangan orang (TPPO) di Myanmar

Baca Selengkapnya
Dewan Pers Desak Kapolda Metro Turun Tangan Usut Pendukung SYL Tendang Wartawan Usai Sidang Vonis
Dewan Pers Desak Kapolda Metro Turun Tangan Usut Pendukung SYL Tendang Wartawan Usai Sidang Vonis

Kericuhan terjadi usai sidang vonis SYL di PN Tipikor

Baca Selengkapnya
Wartawan Dikeroyok dan Ditabrak Motor di Ancol, Enam Pelaku Diringkus Polisi
Wartawan Dikeroyok dan Ditabrak Motor di Ancol, Enam Pelaku Diringkus Polisi

Polisi menangkap enam pelaku pengeroyokan terhadap seorang wartawan berinisial MS.

Baca Selengkapnya
Nasib Enam Warga Jatim Korban Perdagangan Orang usai Disiksa di Myanmar, Siap Pulang ke Indonesia
Nasib Enam Warga Jatim Korban Perdagangan Orang usai Disiksa di Myanmar, Siap Pulang ke Indonesia

Video mereka minta tolong yang viral di medsos berbuah manis

Baca Selengkapnya
WNI Jadi Korban TPPO di Myanmar, Ketua DPR: Keselamatan Harus Jadi Prioritas
WNI Jadi Korban TPPO di Myanmar, Ketua DPR: Keselamatan Harus Jadi Prioritas

Pemerintah diminta serius menangani kejahatan perdagangan orang karena kasus TPPO sudah seringkali berulang.

Baca Selengkapnya
Anak Buah Pukuli Wartawan karena Pemberitaan, Komandan TNI AL Dicopot
Anak Buah Pukuli Wartawan karena Pemberitaan, Komandan TNI AL Dicopot

TNI-AL bertanggung jawab untuk melakukan proses pengobatan terhadap korban.

Baca Selengkapnya
Dewan Pers: Kritisi Pemberitaan Gunakan Hak Jawab, Tidak Usah Main Kekerasan
Dewan Pers: Kritisi Pemberitaan Gunakan Hak Jawab, Tidak Usah Main Kekerasan

Ninik pun meminta kepada siapapun agar memahami dan bisa menghormati kerja-kerja dari jurnalis.

Baca Selengkapnya
Penyelundup Pengungsi Rohingya di Aceh Timur Ditangkap, Libatkan WNA
Penyelundup Pengungsi Rohingya di Aceh Timur Ditangkap, Libatkan WNA

WNA itu berperan sebagai nakhoda kapal dari Bangladesh ke Indonesia.

Baca Selengkapnya
Dewan Pers Tolak Draf RUU Penyiaran
Dewan Pers Tolak Draf RUU Penyiaran

Ninik menegaskan mandat penyelesaian karya jurnalistik itu seharunya ada di Dewan Pers.

Baca Selengkapnya