Pendaki Gunung Everest bersitegang soal kondisi Hillary Step
Merdeka.com - Kondisi jalur pendakian dekat puncak Gunung Everest dikabarkan mengalami perubahan. Kawasan bernama 'Pijakan Hillary' (Hillary Step) runtuh dan membikin pendakian menjadi semakin berbahaya.
Pendaki gunung asal Inggris, Tim Mosedale, mengaku melihat langsung kalau jalur Hillary Step sudah tidak ada. Diduga longsor terjadi karena gempa bumi terjadi dua tahun lalu.
Tim mengaku mendapat kabar Hillary Step sudah raib sejak tahun lalu. Namun, dia mengaku tidak yakin karena area itu tertutup salju.
-
Mengapa pendaki Amerika Serikat ini tersesat? Namun, ia tersesat setelah kehilangan arah, sebagian besar disebabkan oleh kerusakan beberapa jalur penting akibat kebakaran hutan yang baru saja terjadi di wilayah tersebut.
-
Apa yang terjadi jika pendaki jatuh? 'Yang sering naik dan yang sering bikin konten, ini ke bawahnya sangat jauh, bisa sampai puluhan meter. Makanya yang jatuh kami pastikan tidak akan dievakuasi apapun alasannya. Karena apapun alasannya, ini sangat berbahaya,' terang pencinta alam tersebut.
-
Siapa pendaki gunung yang tewas di Everest? Pada Juni 1924, sebuah tim ekspedisi melakukan pendakian Gunung Everest. Di tanggal 8 Juni, pendaki gunung asal Inggris bernama George L Mallory dan seorang mahasiswa teknik bernama Andrew 'Sandy' Irvine berangkat meninggalkan tim ekspedisi mereka untuk mecapai puncak. Sayangnya, mereka tidak pernah terlihat lagi dalam keadaan hidup.
-
Apa yang terjadi pada pendaki di Amerika Serikat? Seorang pendaki dari California, Amerika Serikat, berhasil selamat setelah terjebak di pegunungan selama sepuluh hari.
-
Kapan gunung meletus? Dengan adanya faktor-faktor tersebut, terjadilah letusan gunung meletus yang dapat berdampak pada kerusakan lingkungan dan ancaman terhadap kehidupan manusia.
-
Apa nama gunung tertinggi di Indonesia? Carstenzs Pyramid atau yang lebih dikenal sebagai Puncak Jaya memiliki ketinggian 4.884 mdpl. Gunung satu ini berlokasi di Papua. Bisa dibilang, gunung ini merupakan gunung tertinggi di Indonesia.
"Tahun ini saya kembali ke sana (Everest) dan saya lihat bebatuan Hillary Step sudah tidak ada," kata Tim seperti dilansir dari laman The Guardian, Rabu (24/5).
Hillary Step adalah tebing batu setinggi 12 meter di Gunung Everest. Letaknya ada di tenggara bubungan gunung menuju puncak. Namanya diambil setelah pendaki asal Selandia Baru, Sir Edmund Hillary, sebagai orang pertama berhasil mencapai puncak Everest bersama sherpa Tenzing Norgay pada 1953. Dia harus merayap perlahan dan nyaris vertikal melewati jalur berbahaya itu sebelum tiba di puncak Sagarmatha.
Laporan tentang rusaknya Hillary Step muncul tahun lalu setelah beberapa foto diperlihatkan oleh Yayasan Amerika Himalaya. Namun, saat itu tidak bisa dipastikan karena tertutup salju.
Mosedale yang mencapai puncak ke enam kalinya pada 16 Mei lalu, mengunggah foto tentang kondisi Hillary Step ketika sampai di pos utama pendakian Everest. Kemudian, fotonya dibandingkan dengan gambar diambil setahun sebelumnya memperlihatkan perubahan drastis. Dia mengaku terpukul melihat 'situs bersejarah' itu sudah rusak.
"Itu adalah kepingan sejarah pendakian yang kini hilang," kata Mosedale.
Hillary Step adalah rintangan terakhir sebelum mencapai puncak Everest. Dengan kondisi ini, bisa saja pendakian menjadi lebih mudah atau justru semakin berbahaya. Sebab, di musim pendakian, jalur itu menjadi titik kritis karena kerap terjadi penumpukan arus pendaki naik dan turun. Yang paling rentan justru ketika para pendaki menunggu terlampau lama giliran memanjat tebing itu di bawah udara dingin dan minim oksigen.
Pendapat bertentangan disampaikan oleh Asosiasi Pendakian Gunung Nepal. Menurut mereka, Hillary Step sama sekali tidak rusak.
"Hillary Step masih dalam posisi yang sama. Kecuali memang sekarang lebih banyak tertutup salju, sehingga bebatuannya tidak terlihat," kata Ang Tshering Sherpa.
Pendaki Nepal lainnya, Pasang Tenzing Sherpa, menyatakan dugaan itu kemungkinan akibat para pendaki membuat jalur baru ke puncak Everest dan membikin Hillary Step tidak terlihat.
"Tahun lalu saya memimpin tim untuk membuka jalur ke puncak. Karena sejak gempa tidak ada pendakian, tempat itu terlihat seperti lokasi baru dengan banyak salju. Saya memang tidak melihat tanda jalur lama. Sedangkan buat keamanan, saya sengaja menggeser jalurnya sedikit ke kanan," ujar Pasang. (mdk/ary)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dalam keadaan gelap gulita, mereka tunggang langgang menyelamatkan .
Baca SelengkapnyaPerayaan Hari Everest Internasional, memiliki sejarah menarik.
Baca SelengkapnyaTekanan dari tumbukan lempeng India dan Eurasia 40-50 juta tahun yang lalu membentuk Pegunungan Himalaya.
Baca SelengkapnyaInformasi terbaru dari tim Badan Geologi melaporkan aktivitas Gunung Ruang masih tinggi sebagaimana hasil dari pengamatan yang dilakukan pada Jumat (3/5) malam.
Baca SelengkapnyaPara pendaki panik berlarian saat Gunung Dukono tiba-tiba erupsi hingga mengeluarkan material panas.
Baca SelengkapnyaBeredar sebuah video di media sosial Facebook yang menyebut Gunung Tangkuban Perahu erupsi.
Baca SelengkapnyaPendaki Gunung Lihat Gundukan Hitam di Atas Salju Putih, Begitu Didekati Ternyata Sosok yang Sudah Lama Hilang
Baca SelengkapnyaBeredar video di Facebook memperlihatkan bencana gunung longsor yang diklaim terjadi di Tibet.
Baca SelengkapnyaPenemuan sepatu kuno di Gletser Rongbuk kembali memicu diskusi mengenai keberhasilan George Mallory dan Andrew Irvine mencapai puncak Gunung Everest 1924.
Baca SelengkapnyaGunung Dempo di Pagaralam, Sumatera Selatan, kembali erupsi. Meski dalam dua bulan terakhir sudah dua kali erupsi, status gunung itu tetap pada level waspada.
Baca SelengkapnyaBeredar video kerusakan yang diklaim akibat gempa Tuban, simak penelusurannya
Baca SelengkapnyaPendaki bernama Iqbal ini membagikan momen saat mendaki di Gunung Marapi sebelum erupsi.
Baca Selengkapnya