Pendiri Huawei Puji Trump dan Bantah Perusahaannya Jadi Mata-mata China
Merdeka.com - Pendiri perusahaan Hauwei, Ren Zhengfei, membantah tuduhan bahwa perusahaanya di bidang telekomunikasi itu menjadi mata-mata pemerintah China. Dia juga memuji Donald Trump sebagai presiden hebat, menepis tuduhan Washington bahwa Huawei adalah ancaman bagi keamanan nasional AS.
Berbicara kepada media luar untuk pertama kalinya dalam tiga tahun terakhir, Ren (74), mengatakan dia mencintai China dan mendukung Partai Komunis. Namun pihaknya tak pernah diminta untuk berbagi "informasi tak benar" tentang partner perusahaannya.
"Saya pribadi tak akan pernah merugikan kepentingan pelanggan saya dan diri sendiri, dan perusahaan saya tak akan menerima permintaan tersebut," kata dia kepada reporter di Shenzen, sebagaimana dilaporkan The Wall Street Journal, dilansir dari CNN, Kamis (17/1).
-
Siapa bos China yang membuat pernyataan kontroversial? Dalam perkembangan terbaru, ia telah meminta maaf atas komentarnya yang kontroversial.
-
Mengapa Kemnaker mengapresiasi Huawei? 'Saya harap kepatuhan Huawei Indonesia dalam menjalankan bisnisnya dan kepeduliannya terhadap masyarakat sekitar dan masyarakat Indonesia pada umumnya, dapat menjadi motivasi bagi perusahaan-perusahaan lain milik RRT, ' kata Ida Fauziyah melalui Siaran Pers Biro Humas, Sabtu (6/7/2024).
-
Siapa yang bertemu dengan President of Global Government Affairs Huawei? Apresiasi Ida Fauziyah diungkapkan saat meet and greet dengan President of Global Government Affairs Huawei, Bao Jialing, di Shenzhen, Republik Rakyat Tiongkok (RRT), Sabtu (6/7).
-
Siapa yang diajak Huawei berkolaborasi? Selaras dengan komitmen global Huawei, kami mengundang dan melibatkan para mitra dan pemangku kepentingan untuk bersama-sama meletakkan pondasi yang kokoh untuk penguatan ekonomi digital,' katanya.
-
Siapa yang dituduh sebagai hacker oleh China? Kementerian Keamanan Nasional China menuduh kelompok hacker yang diduga didukung oleh militer Taiwan, yaitu Anonymous 64, melakukan serangan siber dengan tujuan sabotase antipropaganda terhadap sejumlah target di China.
-
Bagaimana respon CEO teknologi tentang kemenangan Trump? Beberapa CEO terkemuka memberikan pernyataan positif mengenai kemenangan Trump, menunjukkan adanya perubahan sikap di kalangan pemimpin industri seperti dikutip dari The Verge, Kamis (7/11).
Pejabat pemerintah AS mengatakan Beijing bisa memanfaatkan peralatan milik Huawei untuk mengintai warga Amerika. Perusahaan tersebut juga dicegah memasok peralatan 5G generasi berikutnya ke Australia dan Selandia Baru.
Perusahaan ini menarik perhatian secara meluas seiring penahanan Kepala Bagian Keuangan (CFO), yang merupakan putri Ren Zhengfei, Meng Wanzhou, bulan lalu di Kanada. Meng telah dibebaskan dengan jaminan namun menghadapi mekanisme hukum yang panjang dalam proses ektradisi ke AS. Pemerintah AS menuding Meng membantu perusahaan menghindari sanksi terhadap Iran.
Ren menyampaikan selama wawancara bahwa dia sangat merindukan putrinya. Huawei berulang kali mengatakan tidak mengetahui kesalahan CFO-nya.
Huawei adalah salah satu perusahaan teknologi terdepan di China. Perusahaan ini menjual lebih banyak ponsel pintar dibandingkan Apple (AAPL) dan membangun jaringan telekomunikasi yang canggih di berbagai negara di seluruh dunia, bersaing dengan Nokia dan Ericsson.
Perusahaan ini juga telah berulang kali menyangkal tuduhan bahwa operasionalnya berada di bawah pengaruh pemerintah China dan mengatakan bahwa Huawei adalah perusahaan swasta yang dimiliki para karyawannya.
"Tak ada lembaga eksternal yang memiliki saham kami, walaupun hanya 1 sen," kata Ren.
Ren menurunkan tensi ketegangan Huawei dan AS. Dia menganalogikan Huawei "sekecil biji wijen yang terperangkap di tengah konflik dua kekuatan besar," berdasarkan transkrip wawancara yang diterima CNN. "Trump adalah presiden hebat, dalam arti bahwa ia berani memotong pajak," tambahnya.
Dia juga menambahkan, penting memperlakukan semua negara dan perusahaan dengan baik, sehingga mereka bisa berinvestasi di Amerika Serikat. (mdk/noe)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Tindakan Huawei ini membuat parlemen AS berang. Bahkan sampai serukan boikot.
Baca SelengkapnyaSaat usianya menginjak 75 tahun, pendiri Huawei memiliki kekayaan sebesar USD 1,3 miliar atau Rp18,28 triliun (USD 1 = Rp14.066).
Baca SelengkapnyaFakta membuktikan sanksi AS terhadap perusahaan China tak selalu berjalan mulus.
Baca SelengkapnyaIda Fauziyah menjelaskan bentuk kepedulian terlihat dari salah satu Corporate Social Responsibility (CSR) Huawei.
Baca SelengkapnyaSebelumnya China telah melarang para pejabatnya menggunakan iPhone. Alasannya keamanan siber.
Baca SelengkapnyaTudingan ini cukup serius karena FBI menilai dua negara itu ingin mencuri data-data rahasia AS.
Baca SelengkapnyaMenteri Pertahanan Taiwan Wellington Koo mengatakan bahwa China adalah pelaku serangan siber di seluruh dunia.
Baca SelengkapnyaAda beberapa alasan mengapa iPhone 15 tak laku di China.
Baca SelengkapnyaPembatasan yang dilakukan pemerintah China memang belum diumumkan secara resmi, namun sudah menimbulkan kekhawatiran.
Baca SelengkapnyaBegini reaksi Elon Musk bersemangat klaim Donald Trump menang pilpres AS.
Baca SelengkapnyaAS Makin Dibayang-bayangi Kecanggihan Teknologi China yang Dianggap Bisa Mendominasi
Baca SelengkapnyaMeski begitu, Mendag Zulkifli mengaku tak meresnpons serius ungkapan tersebut. Dia hanya mengamini kalau Indonesia kelak akan menjadi negara besar.
Baca Selengkapnya