Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Peneliti: Virus Corona Bisa Bertahan di Suhu Tinggi

Peneliti: Virus Corona Bisa Bertahan di Suhu Tinggi Sel Tubuh Terinfeksi Virus Corona. ©2020 Handout via REUTERS.

Merdeka.com - Virus corona baru SARS-Cov-2 yang menyebabkan penyakit Covid-19 bisa bertahan dalam waktu lama dalam suhu tinggi. Demikian menurut sebuah eksperimen dari tim ilmuwan Prancis.

Profesor Remi Charrel dan para koleganya di Universitas Aix-Marseille di selatan Prancis memanaskan virus corona hingga suhu 60 derajat Celcius selama satu jam dan menemukan sejumlah virus masih mampu menggandakan diri.

Para ilmuwan sampai harus memanaskan hingga suhu mendidih untuk benar-benar membunuh virus corona, menurut kajian mereka yang dirilis di bioRxiv.org Sabtu lalu. Hasil ini mempunyai dampak serius terhadap keselamatan para teknisi laboratorium yang bekerja meneliti virus ini.

Orang lain juga bertanya?

Tim Prancis ini mengujicoba sel ginjal monyet hijau Afrika, materi inang standar untuk ujicoba, dengan virus yang didapat dari seorang pasien di Berlin, Jerman. Sel itu dimasukkan ke dalam tabung dan mewakili dua tipe lingkungan, satu yang "bersih dari protein" dan satu lagi yang "kotor/mengandung protein" untuk memperlihatkan simulasi efek kontaminasi dalam kehidupan nyata, misalnya ketika tes swab dilakukan.

Setelah dipanaskan, virus yang berada di lingkungan bersih dari protein benar-benar mati. Sementara di tabung yang mengandung protein virus itu bertahan.

Proses pemanasan ini memang cukup membuat virus tersebut sempat tidak efektif namun di lingkungan semacam itu virus ini masih bisa memulai lagi aktivitasnya, kata makalah para ilmuwan.

Dikutip dari laman South China Morning Post, Selasa (15/4), uji coba dengan memanaskan hingga 60 derajat Celcius selama satu jam ini adalah protokol standar yang diberlakukan di banyak laboratorium pengujian untuk menekan penyebaran virus mematikan, termasuk Ebola.

Bagi virus corona baru, suhu tinggi ini mungkin cukup untuk membunuh sampel yang kandungan virusnya sedikit. Namun pada sampel yang kandungan virusnya banyak, sebagian virus ini masih bisa bertahan.

Tim peneliti Prancis kemudian mengungkapkan, suhu yang lebih tinggi berpeluang membunuh virus itu. Misalnya sampel dipanaskan hingga suhu 92 derajat Celcisu selama 15 menit mampu benar-benar membuat virus itu mati.

Namun dalam suhu tinggi semacam itu RNA virus juga bisa rusak dan mengurangi sensitivitas uji coba. Karena itulah para peneliti menyarankan memakai kandungan kimia, bukannya memanaskan, untuk membunuh virus itu dan itu bisa menentukan keselamatan para teknisi laboratorium.

"Hasil yang diperlihatkan dalam penelitian ini bisa membantu memilih protokol mana yang terbaik untuk diambil guna mencegah personel laboratorium terpapar, baik secara langsung maupun tidak ketika meneliti Sars-Cov-2," tulis para peneliti.

Studi mikrobiologi terhadap virus corona di Akademi Sains China di Beijing mengatakan mereka sangat sadar akan risiko terhadap para pekerja di laboratorium dan mengambil langkah pencegahan.

Semua personel laboratorium harus memakai pakaian pelindung lengkap ketika menangani sampel virus.

Eksperimen tim Prancis ini, kata para ahli, memberikan informasi berharga namun di kehidupan nyata situasinya jauh lebih kompleks dari simulasi di lab.

"Respons virus ini terhadap perubahan lingkungan bermacam-macam. Berbagai proyek penelitian saat ini masih berjalan untuk memecahkan misteri ini," kata ahli.

Dalam laporan penelitian yang dirilis di jurnal JAMA Network Open awal bulan ini, tim peneliti China melaporkan terjadi klaster baru di pemandian umum di Huian, provinsi sebelah timur Jiangsu.

Seorang pasien mengunjungi pusat pemandian umum pada 18 Januari untuk mandi dan sauna. Delapan orang, termasuk staf di sana terinfeksi corona dua pekan kemudian.

Pemandian itu punya suhu lebih tinggi dari 40 derajat dan kelembapan rata-rata 60 persen.

Namun penelitian ini juga punya keterbatasan. Tanpa kamera pengawas di pemandian, sulit menentukan apakan penularan terjadi karena tetesan atau percikan yang melayang di udara atau di permukaan terkontaminasi. Namun para peneliti mengatakan klaster ini memberi peringatan penting.

"Penularan SAR-Cov-2 tidak melemah dalam kondisi yang hangat dan lembap," kata penelitian itu.

(mdk/pan)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Ilmuwan Hidupkan Lagi Virus 'Zombie' yang Terkubur di Es Selama 50.000 Tahun, Bisakah Tulari Manusia?
Ilmuwan Hidupkan Lagi Virus 'Zombie' yang Terkubur di Es Selama 50.000 Tahun, Bisakah Tulari Manusia?

berhasil menghidupkan kembali virus prasejarah berusia 48.500 tahun yang terperangkap dalam permafrost (lapisan tanah beku) di Siberia.

Baca Selengkapnya
Ilmuwan Temukan 1.700 Spesies Baru Virus Purba Berusia 41.000 Tahun, Berpotensi Menginfeksi Manusia dan Menyebar ke Seluruh Dunia
Ilmuwan Temukan 1.700 Spesies Baru Virus Purba Berusia 41.000 Tahun, Berpotensi Menginfeksi Manusia dan Menyebar ke Seluruh Dunia

Tim peneliti menjelajahi lapisan es di Himalaya dan membawa kepingan es-es itu ke laboratorium untuk diperiksa.

Baca Selengkapnya
Temuan 'Virus Zombie' Usia Ratusan Ribu Tahun di Balik Jernihnya Air Es Abadi Gletser Jadi Tren TikToker Buat Diminum
Temuan 'Virus Zombie' Usia Ratusan Ribu Tahun di Balik Jernihnya Air Es Abadi Gletser Jadi Tren TikToker Buat Diminum

Bahaya minum air lelehan gletser yang kini tengah jadi tren di kalangan konten kreator luar negeri.

Baca Selengkapnya
Rekor, Pria Ini Terinfeksi Covid Terlama Hingga 613 Hari dan Bermutasi Lebih dari 50 Kali
Rekor, Pria Ini Terinfeksi Covid Terlama Hingga 613 Hari dan Bermutasi Lebih dari 50 Kali

Seorang pria 72 tahun di Belanda terinfeksi Covid-19 selama 613 hari dan berakhir meninggal. Yuk, simak fakta lengkapnya!

Baca Selengkapnya
Ilmuwan China Kembangkan Baterai Canggih, Cara Ngecasnya Unik
Ilmuwan China Kembangkan Baterai Canggih, Cara Ngecasnya Unik

Ilmuwan China mengembangkan baterai ringan yang bisa diisi ulang untuk eksplorasi Mars.

Baca Selengkapnya
Planet Mars Jadi Surga Bagi “Makhluk” Tak Kasat Mata ini
Planet Mars Jadi Surga Bagi “Makhluk” Tak Kasat Mata ini

Ini berdasarkan hasil riset ilmuwan tentang "makhluk" yang dapat hidup bahkan berkembang biak di Planet Mars.

Baca Selengkapnya
Peneliti Temukan Ratusan Virus Menyebar di Peternakan Bulu di Seluruh China, Bisa Menular ke Manusia
Peneliti Temukan Ratusan Virus Menyebar di Peternakan Bulu di Seluruh China, Bisa Menular ke Manusia

Peneliti mengidentifikasi total 125 spesies virus saat meneliti ratusan ekor hewan yang mati di peternakan bulu.

Baca Selengkapnya
Semangka Manis Hasil Budidaya di Antartika Jadi Camilan Baru Pencuci Mulut Ilmuwan Rusia, Segini Besarnya
Semangka Manis Hasil Budidaya di Antartika Jadi Camilan Baru Pencuci Mulut Ilmuwan Rusia, Segini Besarnya

Demi semangka berbuah di Antartika, peneliti rela melakukan penyemaian manual karena tak ada serangga yang membantu secara alami.

Baca Selengkapnya
Gejala Covid Pirola yang Wajib Dikenali, Varian Baru Corona yang Tengah Berkembang
Gejala Covid Pirola yang Wajib Dikenali, Varian Baru Corona yang Tengah Berkembang

Varian baru virus corona bernama Pirola tengah menimbulkan kekhawatiran di seluruh dunia.

Baca Selengkapnya
Rekor, Korea Berhasil Ciptakan Reaktor Fusi yang Panasnya 7 Kali Lipat Melebihi Matahari
Rekor, Korea Berhasil Ciptakan Reaktor Fusi yang Panasnya 7 Kali Lipat Melebihi Matahari

Perlu diketahui bahwa fusi nuklir yang menjadi sumber energi bagi bintang, memerlukan suhu yang sangat tinggi, jauh lebih panas daripada suhu inti matahari.

Baca Selengkapnya
Pasteurisasi Adalah Teknik Sterilisasi Produk Makanan atau Minuman, Berikut Penjelasannya
Pasteurisasi Adalah Teknik Sterilisasi Produk Makanan atau Minuman, Berikut Penjelasannya

Pasteurisasi adalah proses pemanasan makanan dan minuman untuk membunuh mikroorganisme berbahaya.

Baca Selengkapnya
Ketahui Hingga Berapa Lama Flu yang Dialami Seseorang Masih Bisa Menular ke Orang Lain
Ketahui Hingga Berapa Lama Flu yang Dialami Seseorang Masih Bisa Menular ke Orang Lain

Seseorang bisa mengalami flu dalam waktu cukup lama, namun hingga berapa lama biasanya penyakit ini tetap bisa menyebar?

Baca Selengkapnya