Penelitian AS: Covid-19 Varian Omicron Tidak Separah Delta
Merdeka.com - Penyakit Covid-19 yang disebabkan virus corona varian Omicron tidak separah atau lebih ringan dari varian Delta. Saat gelombang penularan Omicron ini, masa rawat inap lebih pendek, lebih sedikit kebutuhan untuk perawatan intensif (ICU) dan lebih sedikit kematian. Ini merupakan hasil penelitian baru di AS.
Namun, varian Omicron yang menyebar cepat telah menyebabkan rekor jumlah infeksi dan rawat inap, membebani sistem perawatan kesehatan AS.
Meskipun terjadi lonjakan tajam dalam kasus Covid, persentase pasien rawat inap yang dirawat di ICU selama gelombang Omicron saat ini sekitar 29 persen lebih rendah daripada selama gelombang musim dingin lalu dan sekitar 26 persen lebih rendah daripada selama gelombang Delta, berdasarkan penelitian yang diterbitkan pada Selasa dalam Laporan Mingguan Morbiditas dan Mortalitas Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC).
-
Bagaimana cara virus Corona varian Omicron bermutasi? Mereka menemukan bahwa varian asli Omicron BA1 telah mengalami lebih dari 50 kali mutasi, termasuk beberapa yang memungkinkannya untuk menghindari sistem kekebalan tubuh manusia.
-
Apa yang terjadi pada virus Corona varian Omicron di tubuh pria tersebut? Selama 20 bulan masa infeksi, dokter mencoba segala cara untuk membantu pria lanjut usia tersebut, namun tidak ada upaya yang berhasil.Tubuhnya tidak dapat memberikan respons kekebalan yang cukup kuat untuk melawan virus Corona, bahkan dengan bantuan obat antibodi sekalipun.
-
Kenapa virus punya bentuk berbeda? Bentuk dan komposisi kimianya bervariasi, tetapi hanya mengandung RNA atau DNA saja.
-
Bentuk virus apa saja? Bentuk virus berbeda-beda ada yang bulat, batang polihidris, dan seperti huruf T.
-
Apa yang menyebabkan beberapa orang tidak terinfeksi Covid-19? Berdasarkan analisis aktivitas genetik dalam jaringan hidung dan darah orang yang tidak berhasil terinfeksi SARS-CoV-2, tim peneliti yang dipimpin oleh Wellcome Sanger Institute dan University College London di Inggris menemukan respons kekebalan baru yang memberikan pertahanan garis depan yang kuat.
-
Virus itu apa? Virus adalah mikroorganisme yang sangat kecil dan tidak memiliki sel. Virus merupakan parasit intraseluler obligat yang hanya dapat hidup dan berkembang biak di dalam sel organisme biologis.
Tingkat keparahan penyakit Covid-19 yang lebih ringan selama periode Omicron kemungkinan terkait dengan cakupan vaksinasi yang lebih tinggi, suntikan booster di antara mereka yang memenuhi syarat, serta infeksi sebelumnya yang memberikan perlindungan kekebalan, kata penelitian tersebut, seperti dikutip dari Reuters.
Penelitian tersebut menunjukkan, kematian selama periode 19 Desember-15 Januari ketika infeksi Omicron berada pada puncaknya, rata-rata 9 per 1.000 kasus Covid per hari, dibandingkan dengan 16 per 1.000 kasus Covid per hari pada puncak musim dingin sebelumnya, dan 19 per 1.000 selama gelombang Delta.
Temuan ini konsisten dengan analisis data sebelumnya dari Afrika Selatan, Inggris, dan Skotlandia, di mana infeksi Omicron mengalami puncaknya lebih awal daripada di AS, jelas CDC.
CDC mengatakan, relatif tingginya rawat inap pada anak-anak selama periode Omicron ini mungkin berkaitan dengan tingkat vaksinasi yang lebih rendah dibandingkan orang dewasa. Anak-anak di bawah usia lima tahun belum memenuhi syarat untuk vaksin di AS dan angka vaksinasi anak-anak jauh lebih rendah dibandingkan vaksinasi orang dewasa.
Penelitian tersebut juga melibatkan analisis data dari basis data perawatan kesehatan luas dan tiga sistem pengawasan untuk menilai karakteristik Covid-19 AS dari 1 Desember 2020 sampai 15 Januari 2022.
Para penulis penelitian menyampaikan, salah satu keterbatasan penelitian ini adalah tidak dapat mengecualikan infeksi insidental di mana pasien yang dirawat karena alasan lain dinyatakan positif Covid saat berada di rumah sakit. Itu dapat meningkatkan rasio rawat inap terhadap kasus dan memengaruhi indikator keparahan.
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Varian JN.1 merupakan pemicu lonjakan Covid-19 di Singapura.
Baca SelengkapnyaMohammad Syahril, melanjutkan, varian Covid Eris termasuk ke dalam kelompok varian XBB, yang merupakan 'anakan' atau turunannya varian Omicron.
Baca SelengkapnyaVarian baru virus corona bernama Pirola tengah menimbulkan kekhawatiran di seluruh dunia.
Baca SelengkapnyaCovid-19 varian JN.1 dilaporkan berkaitan erat dengan varian BA.2.86 dan dikhawatirkan dapat mempengaruhi pola penularan dan tingkat keparahan penyakit.
Baca SelengkapnyaSaat ini, Omicron EG.5 mendominasi di tengah kenaikan kasus Covid-19.
Baca SelengkapnyaAni menjelaskan, JN.1 memiliki gejala yang sama seperti Covid-19 lainnya.
Baca SelengkapnyaDua kasus kematian baru dari pasien Covid-19 pada Desember 2023.
Baca SelengkapnyaVarian tersebut memicu ada peningkatan kasus Covid-19 di Singapura.
Baca SelengkapnyaKasus Covid-19 di Indonesia kembali meningkat. Kenaikan terjadi sejak dua pekan terakhir saat Singapura dihantam lagi badai Covid-19.
Baca SelengkapnyaKemenkes meminta pelayanan kesehatan meningkatkan kewaspadaan terhadap penyebaran Covid-19.
Baca SelengkapnyaTerjadi lonjakan kasus Covid-19 di Indonesia menjelang Natal 2023 dan Tahun Baru 2024.
Baca SelengkapnyaPenemuan kasus yang dihimpun per tanggal 6-23 Desember 2023 sebanyak 5 kasus.
Baca Selengkapnya