Penelitian: Bakteri Non-Aktif Mampu Kurangi Potensi Kematian Akibat Covid-19
Merdeka.com - Tim peneliti Spanyol menemukan bahwa mengobati tikus dengan bakteri nonaktif sebelum memberinya vaksin COVID-19 mengurangi potensi kematian dari 60 persen menjadi 25 persen, menurut studi yang dipublikasi pada Kamis.
Memberi tikus imunoterapi mukosa yang mengandung bakteri tersebut sebelum vaksin COVID-19 juga semakin meningkatkan respons imunitas sekaligus membuat vaksin jauh lebih efektif, menurut data pada jurnal terkemuka Frontiers in Immunology.
Beda halnya dengan vaksin COVID-19 yang mengaktifkan sistem imunitas adaptif, pengobatan ini "melatih" sistem imunitas bawaan tikus untuk memburu virus dengan lebih agresif.
-
Bagaimana vaksin melindungi anak? Pemberian vaksinasi ini merupakan langkah penting untuk mencegah munculnya sejumlah masalah kesehatan.
-
Bagaimana vaksin cacar api bekerja? Zostavax adalah vaksin cacar api generasi pertama yang telah digunakan sejak 2006. Vaksin ini menggunakan virus varicella-zoster yang dilemahkan untuk merangsang respons kekebalan tubuh terhadap virus tersebut.
-
Bagaimana cara meningkatkan ketahanan kesehatan melalui vaksin? Menkes Budi juga menambahkan, untuk mendukung ketahanan kesehatan, diperlukan penelitian yang berkelanjutan dan mengikuti perkembangan teknologi. Pemerintah melalui berbagai program terus mendorong pengembangan vaksin berbasis teknologi terkini.
-
Apa manfaat vaksin Mpox? Dengan adanya persetujuan dari dua lembaga kesehatan internasional dan nasional tersebut, vaksin Mpox telah dipastikan keamanannya dan siap digunakan untuk melindungi masyarakat dari penularan virus Mpox (MPXV).
-
Bagaimana cara kerja vaksin Mpox? Vaksin ini merupakan vaksin turunan dari cacar (smallpox) generasi ketiga yang bersifat non-replicating, artinya tidak menyebabkan virus berkembang biak dalam tubuh.
-
Apa jenis vaksin cacar api? Ada dua jenis utama vaksin cacar api yang digunakan untuk mencegah herpes zoster, yaitu vaksin Zostavax dan vaksin Shingrix.
Sistem imunitas bawaan merupakan garis pertahanan pertama pada tubuh untuk melawan patogen yang tak diinginkan. Sistem tersebut tidak menciptakan antibodi spesifik untuk setiap virus, namun sebaliknya bereaksi setiap muncul tantangan.
Bakteri serupa, yang disebut MV130 secara klinis, telah terlihat efektif dalam mencegah penyakit sesak napas berulang pada anak yang kebanyakan dipicu oleh virus yang lain.
Dilansir dari laman Antara mengutip Anadolu, Jumat (19/11), pada uji coba sama yang hasilnya dipublikasi pada Agustus, data menunjukkan bahwa pengobatan tersebut juga menambah respons imunitas melawan virus flu.
"Hasil yang kami dapat mengindikasikan bahwa imunoterapi mukosa dengan MV130 berperan sebagai alat baru yang menjanjikan untuk melawan tantangan global yang dahsyat yang diwakili oleh kemunculan virus baru, misalnya SARS-CoV-2," menurut jurnal ilmiah tersebut.
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Menurut Budi, masyarakat tak perlu khawatir karena virus tersebut berbeda dengan Covid-19.
Baca SelengkapnyaMenurut Budi, tidak ada imbauan atau persiapan khusus bagi puskesmas dan rumah sakit dalam menangani HMPV.
Baca SelengkapnyaNyamuk mengandung bakteri wolbachia mulai disebar ke lima kota di Indonesia.
Baca SelengkapnyaPeneliti menegaskan, nyamuk wolbachia tidak berubah menjadi bionik atau transgenik.
Baca SelengkapnyaPenggunaan bakteri Wolbachia adalah upaya untuk mengurangi kasus demam berdarah. Dengan cara alami ini, nyamuk akan sulit untuk berkembang biak.
Baca SelengkapnyaMycoplasma Pneumonia bisa dicegah dengan vaksinasi dan jaga jarak.
Baca SelengkapnyaSemua kasus di Tanah Air melibatkan anak-anak, namun virus HMPV ini bukanlah ancaman baru.
Baca SelengkapnyaHMPV sudah terdeteksi di Indonesia sejak lama. Namun gejala yang dialami pasien HMPV tidak berat.
Baca SelengkapnyaNyamuk wolbachia diyakini bisa menekankan kasus Demam Berdarah Dengue (DBD).
Baca SelengkapnyaBeredar kabar vaksin Mpox yang dipersiapkan adalah vaksin eksperimental.
Baca SelengkapnyaVarian baru virus corona bernama Pirola tengah menimbulkan kekhawatiran di seluruh dunia.
Baca SelengkapnyaKasus pneumonia misterius baru-baru ini menghebohkan China.
Baca Selengkapnya