Penelitian: Bocah Italia Positif Covid-19 Sebulan Sebelum Kasus Pertama di Wuhan
Merdeka.com - Penelitian terbaru oleh para ilmuwan di Universitas Milan menemukan bukti penyakit Covid-19 diderita seorang bocah di kawasan Milan pada akhir November 2019, sebulan sebelum kasus pertama diidentifikasi di Kota Wuhan, China.
Media lokal mengatakan pengujian dalam penelitian itu mendeteksi genom RNA virus covorna, artinya hasilnya lebih akurat ketimbang penelitian lain.
Penemuan yang dilakukan September tahun ini menganalisis hasil tes usap terhadap 39 orang yang dikumpulkan dari September tahun lalu sampai Februari tahun ini. Salah satu dari mereka yang dites usap positif Covid-19. Orang itu adalah bocah empat tahun yang tinggal di Milan dan dia tidak ada riwayat bepergian ke luar negeri.
-
Siapa yang terlibat dalam penelitian Covid-19 ini? Tim peneliti yang dipimpin oleh Wellcome Sanger Institute dan University College London di Inggris menemukan respons kekebalan baru yang memberikan pertahanan garis depan yang kuat.
-
Di mana kasus Covid-19 pertama ditemukan? Menurut pengumuman resmi dari Presiden Joko Widodo, kasus Covid-19 pertama di Indonesia terjadi pada dua warga Depok, Jawa Barat, yang merupakan seorang ibu berusia 64 tahun dan putrinya berusia 31 tahun.
-
Kapan Covid-19 pertama kali terkonfirmasi di Indonesia? Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
-
Siapa yang ikut tes kesehatan? Pasangan bakal calon gubernur dan bakal calon wakil gubernur Daerah Khusus Jakarta, Ridwan Kamil-Suswono tes kesehatan di RSUD Tarakan Jakarta, Sabtu (31/8).
-
Apa yang ditemukan peneliti? Para peneliti menggambarkan spesies baru dari genus Calotes di Tiongkok selatan dan Vietnam utara.
-
Apa yang ditemukan oleh peneliti? Para peneliti yang dipimpin oleh Shuhai Xiao di Virginia Tech menemukan fosil spons laut berusia 550 juta tahun, menjelaskan kesenjangan 160 juta tahun dalam catatan fosil.
Dia mulai mengalami gejala batuk dan rhinitis sejak 21 November 2019 dan dibawa ke gawat darurat pada 30 November dengan keluhan sesak napas dan muntah-muntah. Dia kemudian dokter mengatakan dia tidak menderita campak, penyakit yang umum terjadi pada anak-anak dengan gejala demikian.
Sudah terjadi akhir tahun lalu
Profesor Universitas Milan, Mario C Raviglione, penulis penelitian ini, mengatakan gejala yang dialami bocah itu cocok dengan mereka yang sakit Covid-19, artinya dia sudah tertular virus corona satu bulan lebih awal dari kasus pertama yang dilaporkan di Wuhan, China.
"Dalam kenyataannya, ketika Anda menengok ke belakang dan menemukan genom RNA dari virus itu, maka kita bisa menyimpulkan gejala itu juga adalah Covid-19. Dengan demikian, kesimpulannya ini adalah salah satu kasus Covid-19," kata dia, seperti dilansir laman Press TV mengutip Reuters, Sabtu (12/12).
"Setahun lalu bocah ini mengalami gejala pada 21 November, artinya dengan asumsi masa inkubasi sekitar tiga-empat hari, maka terjadi penularan di sekitar pertengahan November dari seseorang," kata si profesor.
Raviglione dan timnya meyakini, meski Italia melaporkan kasus pertama dari laboratorium pada Februari 2020, penularan luas kemungkinan sudah terjadi pada akhir tahun lalu dan wabah terjadi ketika penularan virus ini kian cepat. Ini menjelaskan mengapa gelombang pertama Covid-19 terjadi di Lombardy, kawasan yang termasuk daerah Milan, menyebar cepat tahun ini.
Kementerian Kesehatan Italia dua hari lalu melaporkan kasus positif di negara itu sudah mencapai 1,8 juta jiwa, bertambah 18.727 kasus dalam 24 jam sebelumnya dan angka kematian mencapai 63.387, bertambah 761 pasien dari data sebelumnya.
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pasien mengembuskan napas terakhir di RS Embung Fatimah pada 18 Desember 2023.
Baca SelengkapnyaAni menjelaskan, JN.1 memiliki gejala yang sama seperti Covid-19 lainnya.
Baca SelengkapnyaPada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
Baca SelengkapnyaPenyakit Pernapasan Melonjak di China, WHO Minta Penjelasan
Baca SelengkapnyaKemenkes RI sudah mengirimkan vaksin Inavac ke Dinkes Sumsel.
Baca SelengkapnyaKasus pneumonia tengah melonjak di China sejak pertama kali dilaporkan pada 13 November 2023.
Baca SelengkapnyaAdapun beberapa atlet terkenal telah dinyatakan positif COVID-19 di Olimpiade Paris 2024.
Baca SelengkapnyaVarian JN.1 merupakan pemicu lonjakan Covid-19 di Singapura.
Baca SelengkapnyaSejak pertengahan Oktober 2023, WHO telah memantau data dari sistem pengawasan Tiongkok, terkait pneumonia misterius yang melanda anak-anak di China utara.
Baca SelengkapnyaDinkes DKI sedang melakukan pelacakan dengan menelusuri sejumlah orang yang pernah kontak erat dengan sang pasien.
Baca SelengkapnyaMunculnya wabah misterius ini mirip dengan awal kemunculan Covid-19 tiga tahun lalu.
Baca SelengkapnyaSaat ini, Omicron EG.5 mendominasi di tengah kenaikan kasus Covid-19.
Baca Selengkapnya