Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Penelitian: Covid-19 Berisiko Picu Penyakit Mental dan Kelainan Otak

Penelitian: Covid-19 Berisiko Picu Penyakit Mental dan Kelainan Otak Petugas medis di Italia. ©Paolo Miranda/AFP

Merdeka.com - Sebuah analisis baru mengungkapkan, satu dari delapan orang yang telah terinfeksi Covid-19 didiagnosis dengan penyakit psikiatrik atau neurologi, menambahkan banyaknya bukti dampak virus pada kesehatan mental dan gangguan otak tidak dapat diabaikan.

Analisis yang masih dikaji rekan sejawat itu juga menemukan bahwa angka itu naik jadi satu dari tiga orang ketika dimasukkan pasien dengan riwayat penyakit psikiatrik atau neurologi.

Ditemukan satu dari sembilan pasien juga didiagnosis dengan depresi atau stroke meskipun tak menjalani rawat inap di rumah sakit saat terkena Covid-19. Menurut penulis utama penelitian, Dr Max Taquet dari Departemen Psikiatri Universitas Oxford, hal ini mengejutkan.

Para peneliti menggunakan rekam medis elektronik untuk mengevaluasi 236.379 pasien yang rawat inap dan non rawat inap di AS yang terkonfirmasi Covid-19 dan merupakan penyintas penyakit tersebut, membandingkan mereka dengan sebuah kelompok yang didiagnosis dengan influenza, dan sebuah kelompok yang didiagnosis dengan infeksi sistem pernapasan antara 20 Januari dan 12 Desember 2020.

Analisis, yang memperhitungkan faktor-faktor risiko yang diketahui seperti usia, jenis kelamin, ras, kondisi fisik dan mental yang mendasari dan deprivasi sosial-ekonomi, menemukan bahwa kejadian kondisi neurologis atau psikiatris pasca-Covid dalam enam bulan adalah 33,6 persen. Hampir 13 persen menerima diagnosis seperti itu untuk pertama kalinya.

Data tersebut menyambung penelitian sebelumnya oleh Taquet dan lainnya yang menunjukkan hampir satu dari lima orang yang menderita Covid-19 didiagnosis dengan gangguan kejiwaan dalam waktu tiga bulan setelah dites positif terkena virus.

Dalam analisis terbaru, para peneliti menemukan sebagian besar diagnosis lebih umum setelah Covid-19, daripada setelah influenza atau infeksi pernapasan lainnya - termasuk stroke, perdarahan akut di dalam tengkorak atau otak, demensia, dan gangguan psikotik.

Secara keseluruhan, Covid-19 dikaitkan dengan peningkatan risiko diagnosis ini, tetapi kejadiannya lebih besar pada pasien yang membutuhkan perawatan di rumah sakit, dan sangat jelas pada mereka yang menderita penyakit otak.

Taquet mengatakan, pertanyaannya adalah berapa lama kondisi ini bisa bertahan setelah diagnosis.

“Saya rasa kita belum memiliki jawaban untuk pertanyaan itu,” ujarnya, dikutip dari The Guardian, Selasa (26/1).

“Untuk diagnosis seperti stroke atau pendarahan intrakranial, risikonya cenderung menurun cukup drastis dalam enam bulan, tetapi untuk beberapa diagnosis neurologis dan psikiatris kami tidak memiliki jawaban tentang kapan itu akan berhenti.”

Kemungkinan proporsi pasien yang didiagnosis dengan gangguan psikiatri atau neurologis setelah Covid-19 memiliki riwayat penyakit yang belum pernah didiagnosis sebelumnya, tidak dapat sepenuhnya dikesampingkan - tetapi menurutnya analisis menunjukkan masalahnya bukan hal itu.

Taquet mengatakan, pasien dengan influenza dan infeksi pernapasan lainnya lebih sering mengunjungi dokter daripada pasien dengan Covid-19, menambahkan diagnosis seperti perdarahan intrakranial atau stroke tidak dapat disembunyikan lama dan biasanya didiagnosis di ruang gawat darurat.

Meskipun penelitian tidak membuktikan Covid-19 berpengaruh langsung terhadap kondisi kejiwaan dan neurologis ini, penelitian menunjukkan virus dapat berdampak pada otak dan sistem saraf pusat.

Analisis juga harus ditafsirkan dengan hati-hati, mengingat ada kemungkinan bahwa entri pertama diagnosis ke dalam basis data elektronik mungkin tidak mewakili kejadian pertama dari kondisi tersebut. Catatan semacam itu juga biasanya kurang dalam informasi relevan lainnya seperti kepadatan perumahan, ukuran keluarga, pekerjaan dan status imigrasi.Dr Tim Nicholson, seorang psikiater dan dosen klinis di rumah sakit King's College yang tidak terlibat dalam analisis tersebut, mengatakan temuan tersebut akan membantu mengarahkan peneliti ke arah komplikasi neurologis dan psikiatri yang memerlukan studi lebih lanjut.

(mdk/pan)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Sering Terpapar Polusi Udara Ternyata Bikin Depresi, Begini Penjelasan Psikolog
Sering Terpapar Polusi Udara Ternyata Bikin Depresi, Begini Penjelasan Psikolog

Ternyata paparan polusi udara secara terus-menerus dapat menyebabkan gangguan kesehatan mental

Baca Selengkapnya
10 Masalah Kesehatan yang Bisa Terjadi Akibat Depresi
10 Masalah Kesehatan yang Bisa Terjadi Akibat Depresi

Depresi dan masalaha kesehatan bisa saling memengaruhi dengan berbagai cara tertentu.

Baca Selengkapnya
Orang yang Hidup Sendiri Cenderung Mudah Alami Depresi
Orang yang Hidup Sendiri Cenderung Mudah Alami Depresi

Tinggal sendirian memiliki kecenderungan lebih besar untuk mengalami depresi.

Baca Selengkapnya
Masalah Kesehatan Mental yang Bisa Muncul Secara Tiba-Tiba Tanpa Gejala Sebelumnya
Masalah Kesehatan Mental yang Bisa Muncul Secara Tiba-Tiba Tanpa Gejala Sebelumnya

Beberapa masalah kesehatan mental kerap tidak disadari sebelumnya sehingga kerap disangka muncul secara tiba-tiba.

Baca Selengkapnya
Satu dari Delapan Orang di Dunia Mengalami Masalah Kesehatan Jiwa
Satu dari Delapan Orang di Dunia Mengalami Masalah Kesehatan Jiwa

Adiksi terhadap pornografi serta judi online juga patut diperhatikan.

Baca Selengkapnya
Kemenkes Sebut Pasien Covid-19 JN.1 di Batam Meninggal Dunia
Kemenkes Sebut Pasien Covid-19 JN.1 di Batam Meninggal Dunia

Pasien mengembuskan napas terakhir di RS Embung Fatimah pada 18 Desember 2023.

Baca Selengkapnya
Dinkes DKI Temukan 2 Kasus Kematian Covid-19
Dinkes DKI Temukan 2 Kasus Kematian Covid-19

Dua kasus kematian baru dari pasien Covid-19 pada Desember 2023.

Baca Selengkapnya
7 Gejala Awal Depresi yang Perlu Diwaspadai Sebelum Semakin Memburuk
7 Gejala Awal Depresi yang Perlu Diwaspadai Sebelum Semakin Memburuk

Sebelum berubah menjadi depresi, terdapat sejumlah gejala yang perlu dikenali.

Baca Selengkapnya
Sejarah 2 Maret: Kasus Pertama Virus Covid-19 di Indonesia
Sejarah 2 Maret: Kasus Pertama Virus Covid-19 di Indonesia

Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.

Baca Selengkapnya
Tak Hanya Gen Z, Lansia juga Berpotensi Mengalami Gangguan Mental, Ini Gejalanya
Tak Hanya Gen Z, Lansia juga Berpotensi Mengalami Gangguan Mental, Ini Gejalanya

Meskipun tidak ada cara pasti, cara mencegah gangguan mental pada lansia dengan, mengelola stres, menjalani pengobatan secara rutin, & menjaga hubungan sosial.

Baca Selengkapnya
Mengenal Ciri-Ciri Depresi Terselubung dan Cara Mengatasinya, Jangan Dibiarkan
Mengenal Ciri-Ciri Depresi Terselubung dan Cara Mengatasinya, Jangan Dibiarkan

Depresi terselubung adalah kondisi ketika seseorang merasa tertekan, tapi tidak menunjukkan gejala atau ciri-ciri seperti orang yang depresi pada umumnya.

Baca Selengkapnya
Kasus Covid-19 di Sumsel Naik Drastis usai Libur Nataru, 1 Orang Meninggal
Kasus Covid-19 di Sumsel Naik Drastis usai Libur Nataru, 1 Orang Meninggal

Kemenkes RI sudah mengirimkan vaksin Inavac ke Dinkes Sumsel.

Baca Selengkapnya