Penelitian: Covid-19 Berpotensi Rusak Kualitas Sperma dan Kurangi Kesuburan Pria
Merdeka.com - Menurut sebuah penelitian baru yang berbasis pada bukti eksperimental, Covid-19 disebut berpotensi merusak kualitas sperma dan mengurangi kesuburan pada pria.
Penyakit karena virus yang telah merenggut 2,2 juta nyawa di seluruh dunia ini juga bisa menyebabkan meningkatnya sel sperma yang mati, radang, dan tekanan oksidatif, seperti dilaporkan para peneliti pada Jumat dalam jurnal Reproduction.
“Temuan-temuan ini menyertakan bukti eksperimental langsung pertama bahwa sistem reproduksi pria bisa ditargetkan dan dirusak oleh Covid-19,” demikian para penulis menyimpulkan, dilansir AFP, Jumat (29/1).
-
Apa yang mempengaruhi sperma pria? Sekitar 10 hingga 20 persen masalah ketidaksuburan pada pria berhubungan dengan sperma mereka.
-
Bagaimana asap rokok mempengaruhi kualitas sperma? Ketika rokok dinyalakan, proses pembakaran menciptakan senyawa karsinogenik yang merugikan kualitas sperma.
-
Apa dampak polusi udara pada kesuburan pria? Penelitian ini menemukan bahwa pria yang terpapar polusi udara dengan tingkat partikel halus (PM2.5) 1,6 kali lebih tinggi dari rekomendasi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memiliki risiko infertilitas 24% lebih besar.
-
Bagaimana polusi udara mempengaruhi kesuburan pria? Partikel-partikel berbahaya dari udara yang tercemar dapat masuk ke aliran darah dan mencapai organ reproduksi, merusak sperma dan mengganggu keseimbangan hormon.
-
Apa efek HP terhadap kualitas sperma pria? Penelitian ini melibatkan 2.886 pria di Swiss yang berusia 18 hingga 22 tahun yang bekerja di enam pusat wajib militer selama tahun 2005 dan 2018. 'Responden diminta untuk mengisi kuesioner secara lengkap yang berisikan tentang gaya hidup, kondisi kesehatan, dan frekuensi penggunaan ponsel yang meliputi dimana biasanya mereka menyimpan telepon genggam tersebut,' jelas Serge Nef, Direktur The Study dan Profesor Departemen Kedokteran Genetik. Berdasarkan penelitian tersebut, terdapat temuan yang menunjukkan bahwa jumlah sperma pada kelompok pria yang jarang menggunakan handphone lebih banyak 21 persen, yaitu 56,5 juta per mililiter, sedang pada pria yang lebih sering menggunakan handphone atau lebih dari 20 kali sehari, memiliki jumlah sperma 44,5 juta per mililiter.
-
Bagaimana kontaminan memengaruhi sperma? Selain mempengaruhi produksi sperma, kontaminan juga dapat merusak DNA sperma, berpotensi menyebabkan perubahan genetik yang memengaruhi kualitas sperma dan kesehatan potensial anak yang akan lahir.
Para ahli mengomentari penelitian tersebut, namun mengatakan kapasitas virus untuk mempengaruhi kesuburan pria masih belum terbukti.
Covid-19 menyebabkan penyakit pernapasan, khususnya di kalangan lansia dan mereka yang memiliki riwayat penyakit.
Sejak virus pertama kali terdeteksi di China akhir 2019 lalu, jumlah kasus infeksi di seluruh dunia telah melebih angka 100 juta. Penularan melalui cairan pernapasan, penyakit ini menyerang paru-paru, ginjal, usus, dan jantung.
Virus ini juga menginfeksi organ reproduksi, melumpuhkan perkembangan sel sperma, dan merusak hormon reproduksi, seperti ditunjukkan hasil penelitian sebelumnya. Reseptor yang sama yang digunakan virus untuk mengakses jaringan paru-paru juga ditemukan di dalam testis.
Tapi dampak virus terhadap reproduksi pria masih belum jelas.
Behzad Hajizadeh Maleki dan Bakhtyar Tartibian dari Universitas Justus-Liebig Jerman meneliti tanda biologis yang bisa mengindikasikan dampak negatif terhadap kesuburan. Analisis dilakukan pada interval 10 hari selama 60 hari pada 84 pria yang positif Covid-19 dibandingkan dengan data 105 pria sehat.
Pada pasien Covid-19, sel sperma menunjukkan peningkatan tanda-tanda inflamasi dan tekanan oksidatif, ketidakseimbangan kimia yang bisa merusak DNA dan protein dalam tubuh.
“Dampak ini pada sel sperma berkaitan dengan penurunan kualitas sperma dan pengurangan potensi kesuburan,” jelas Maleki dalam sebuah pernyataan.
“Meskipun efek ini cenderung membaik dari waktu ke waktu, efek tersebut tetap secara signifikan dan abnormal lebih tinggi pada pasien Covid-19.”
Dia menambahkan, semakin parah penyakitnya, semakin besar perubahannya.
Sistem reproduksi pria “harus dianggap sebagai jalur yang rentan terhadap infeksi Covid-19 dan dinyatakan sebagai organ berisiko tinggi oleh WHO,” kata Maleki.
Tak Perlu Khawatir
Para ahli yang tidak terlibat dalam penelitian ini menyambut baik penelitian tersebut, tetapi memperingatkan bahwa diperlukan lebih banyak penelitian sebelum menarik kesimpulan.
“Para pria seharusnya tidak terlalu khawatir,” kata Direktur Embriologi CARE Fertility Group di Inggris, Alison Campbell.
“Saat ini tidak ada bukti pasti kerusakan jangka panjang yang disebabkan oleh Covid-19, pada sperma atau potensi reproduksi pria,” jelasnya kepada Science Media Center yang berbasis di London.
Allan Pacey, seorang spesialis dalam pengobatan reproduksi pria di Universitas Sheffield, mengajukan sejumlah catatan yang harus diperhatikan bagaimana data diinterpretasikan.
Menurutnya, beberapa indikator penurunan kualitas sperma kemungkinan karena faktor selain Covid-19, menekankan lebih banyak pria dalam kelompok Covid-19 yang kelebihan berat badan.
Fakta sederhana bahwa hanya satu kelompok yang sakit parah - apa pun penyebabnya - juga perlu diperhitungkan.
“Kami sudah tahu bahwa penyakit demam dapat berdampak pada produksi sperma, apa pun penyebabnya,” pungkasnya.
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Masalah krisis kesuburan pria yang menurun secara global dipengaruhi oleh kontaminasi lingkungan dan penggunaan ponsel.
Baca SelengkapnyaTempat kita menyimpan ponsel bisa sangat memengaruhi berbagai hal dalam kesehatan kita terutama terkait kesuburan pria.
Baca SelengkapnyaSebuah penelitian menunjukkan dampak vaping tidak hanya pada ukuran testis yang mengecil, tetapi juga dapat menghambat gairah seks & mengurangi jumlah Sperma.
Baca SelengkapnyaPolusi udara dan polusi suara di sekitar bisa memiliki dampak berbeda bagi pria dan wanita.
Baca SelengkapnyaFaktor ini hanyalah sebagian kecil dari instrumen lain penyebab kualitas sperma pria menurun.
Baca SelengkapnyaPaparan rendah gravitasi yang mungkin dialami oleh astronot bisa menyebabkan masalah pada kualitas spermanya.
Baca SelengkapnyaSebagai pengganti rokok, bukan berarti vaping bebas dari bahaya. Justru zat kimia yang ada pada vape bisa sebabkan gangguan reproduksi dan kesuburan seseorang.
Baca SelengkapnyaMemiliki momongan adalah dambaan bagi banyak pasangan. Pria juga berperan penting dalam proses reproduksi sehingga perlu jalani juga sejumlah pemeriksaan.
Baca SelengkapnyaKenali penyebabnya agar kita bisa segera mengambil tindakan untuk mencegahnya.
Baca SelengkapnyaTemuan paparan mikroplastik pada testis pria menunjukkan bagaimana hal ini bisa memengaruhi kesuburan.
Baca SelengkapnyaKemandulan pada pria bisa dipengaruhi oleh sejumlah hal baik dari gaya hidup sehari-hari maupun karena faktor lain.
Baca SelengkapnyaPada saat ini kandungan mikroplastik sudah ditemukan di berbagai bagian tubuh manusia termasuk pada testis manusia.
Baca Selengkapnya