Penelitian di AS: Kekebalan Terhadap Infeksi Covid-19 Dapat Bertahan Lima Bulan
Merdeka.com - Kekebalan terhadap infeksi Covid-19 bertahan setidaknya selama lima bulan - dan mungkin lebih lama dari itu, seperti diungkapkan temuan baru para peneliti.
Walaupun laporan tersebut mungkin meragukan dan kontradiktif dengan laporan yang mirip yang dirilis di Inggris pekan ini, tapi sebenarnya tidak demikian. Tubuh manusia memproduksi senyawa pasukan imun untuk merespons sebuah infeksi dan pertama-pertama jumlahnya melimpah, mati dengan cepat, sementara kekebalan yang lain terbentuk lebih lambat.
Laporan baru yang keluar pada Rabu menunjukkan 90 persen orang yang sembuh dari Covid-19 tetap memiliki respons kekebalan yang stabil.
-
Mengapa beberapa orang kebal terhadap Covid-19? Meskipun vaksin dan booster secara radikal mengurangi risiko kematian dan komplikasi berat dari COVID-19, mereka tidak banyak membantu menghentikan virus dari memasuki lapisan hidung dan sistem pernapasan.
-
Bagaimana tubuh orang tertentu dapat terhindar dari Covid-19? 'Ini adalah kesempatan yang sangat unik untuk melihat bagaimana respons kekebalan pada orang dewasa tanpa riwayat COVID-19 sebelumnya, dalam pengaturan di mana faktor-faktor seperti waktu infeksi dan komorbiditas dapat dikendalikan,' kata ahli biologi sistem kuantitatif Rik Lindeboom, yang kini berada di Netherlands Cancer Institute.
-
Apa yang menyebabkan beberapa orang tidak terinfeksi Covid-19? Berdasarkan analisis aktivitas genetik dalam jaringan hidung dan darah orang yang tidak berhasil terinfeksi SARS-CoV-2, tim peneliti yang dipimpin oleh Wellcome Sanger Institute dan University College London di Inggris menemukan respons kekebalan baru yang memberikan pertahanan garis depan yang kuat.
-
Bagaimana cara meningkatkan kekebalan tubuh? Vitamin D secara umum juga bisa meningkatkan kekebalan tubuh sehingga tidak mudah terinfeksi kuman, mengurangi risiko terkena sindrom iritasi usus, bahkan mencegah kambuhnya asma.
-
Siapa yang terlibat dalam penelitian Covid-19 ini? Tim peneliti yang dipimpin oleh Wellcome Sanger Institute dan University College London di Inggris menemukan respons kekebalan baru yang memberikan pertahanan garis depan yang kuat.
-
Bagaimana cara agar terhindar dari Covid-19? 'Pemerintah mengimbau lebih rajin bermasker terutama jika sakit dan di keramaian, lebih rajin cuci tangan, lengkapi vaksinasi segera sebanyak 4x GRATIS, jaga ventilasi udara indoor, hindari asap rokok,' ujar Ngabila.
"Sementara beberapa laporan yang telah dirilis mengatakan antibodi virus ini hilang dengan cepat, kami telah menemukan hal sebaliknya - bahwa lebih dari 90 persen orang yang sakit ringan dan sedang memproduksi sebuah respons antibodi cukup kuat untuk menetralisir virus, dan responsnya meningkat selama berbulan-bulan," jelas profesor vaksinologi di Sekolah Kedokteran Icahn Mount Sinai, Florian Krammer, yang juga memimpin penelitian ini.
"Ini sangat penting untuk efektivitas pengembangan vaksin," lanjutnya dalam sebuah pernyataan, dikutip dari CNN, Kamis (29/10).
Tim meneliti respons antibodi 30.000 orang lebih yang dites positif virus corona di Sistem Kesehatan Mount Sinai antara Maret dan Oktober. Mereka mengkategorikan antibodi mereka dengan rendah, moderat, dan tinggi. Lebih dari 90 persen memiliki tingkat moderat sampai tinggi.
Mereka kemudian meneliti lebih jauh 121 pasien yang telah sembuh dan mendonorkan plasma mereka - pertama pada tiga bulan setelah mereka pertama kali merasakan gejala, dan kemudian lima bulan setelahnya.
Para peneliti memang melihat penurunan pada beberapa antibodi. Tetapi yang lain bertahan, seperti yang mereka melaporkan dalam jurnal Science.
"Konsentrasi antibodi serum yang kami ukur pada individu pada awalnya kemungkinan besar diproduksi oleh plasmablast, sel yang bertindak sebagai penanggap pertama virus yang menyerang dan bersatu untuk menghasilkan serangan awal antibodi yang kekuatannya segera berkurang," jelas Direktur Klinik Pengujian Antibodi Rumah Sakit Mount Sinai, Dr Ania Wajnberg.
"Kadar antibodi yang dipertahankan yang kami amati selanjutnya kemungkinan besar diproduksi oleh sel plasma berumur panjang di sumsum tulang. Ini mirip dengan apa yang kita lihat pada virus lain dan kemungkinan berarti mereka akan tetap ada. Kami akan terus mengikuti grup ini dari waktu ke waktu untuk melihat apakah level ini tetap stabil seperti yang kami duga dan harapkan."
Cegah Infeksi Ulang
Antibodi bukan satu-satunya perlindungan sistem kekebalan tubuh terhadap infeksi, tetapi mereka adalah garis pertahanan pertama yang penting.
"Meskipun ini tidak dapat memberikan bukti yang meyakinkan bahwa respons antibodi ini melindungi dari infeksi ulang, kami yakin sangat mungkin bahwa mereka akan menurunkan rasio kemungkinan infeksi ulang," tulis tim peneliti.
"Kami tahu dari penelitian dengan virus corona yang biasa pada manusia bahwa antibodi penetral diinduksi, dan antibodi ini dapat bertahan selama bertahun-tahun dan memberikan perlindungan dari infeksi ulang atau penyakit yang menipis, bahkan jika individu terinfeksi kembali," tulis Wajnberg dan rekannya.
"Masih belum jelas apakah infeksi SARS-CoV-2 pada manusia melindungi dari infeksi ulang dan untuk berapa lama."
Langkah penting berikutnya, kata mereka, adalah menetapkan apa yang dikenal sebagai korelasi perlindungan. Ini adalah senyawa yang dapat diukur dalam darah yang akan memberi tahu dokter apakah seseorang kebal - sehingga tidak perlu menunggu dan melihat apakah mereka terinfeksi lagi setelah satu serangan, atau setelah mendapatkan vaksin.
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Seorang pria 72 tahun di Belanda terinfeksi Covid-19 selama 613 hari dan berakhir meninggal. Yuk, simak fakta lengkapnya!
Baca SelengkapnyaVaksin flu universal bisa membantu mengatasi berbagai jenis flu dan mutasinya seperti Covid-19.
Baca SelengkapnyaPenelitian terbaru mengungkap penyebab sejumlah orang aman dari Covid-19 tanpa pernah terinfeksi.
Baca SelengkapnyaSaat ini, Omicron EG.5 mendominasi di tengah kenaikan kasus Covid-19.
Baca SelengkapnyaKemenkes memperoleh beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19, salah satunya datang dari Kota Bandung.
Baca SelengkapnyaBeredar klaim penerima vaksin Covid-19 mRNA akan meninggal dalam 3 atau 5 tahun
Baca SelengkapnyaMasyarakat diminta lakukan pola hidup bersih dan sehat
Baca SelengkapnyaSeseorang bisa mengalami flu dalam waktu cukup lama, namun hingga berapa lama biasanya penyakit ini tetap bisa menyebar?
Baca SelengkapnyaSebagian besar orang meyakini bahwa HIV adalah penyakit yang tidak dapat diobati. Yuk, cek kebenarannya!
Baca SelengkapnyaBahkan, muncul narasi menyatakan bahwa virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 tidak ada.
Baca SelengkapnyaInformasi Jokowi terima dari Menkes, kasus Covid-19 masih dalam kondisi yang baik meski memang ada kenaikan.
Baca SelengkapnyaMasyarakat juga diminta segera melengkapi vaksinasi Covid-19, khususnya pada kelompok berisiko.
Baca Selengkapnya