Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Penelitian Hong Kong: Perlindungan dari Vaksin Sinovac Lemah Lawan Varian Omicron

Penelitian Hong Kong: Perlindungan dari Vaksin Sinovac Lemah Lawan Varian Omicron Virus Corona. ©2020 Merdeka.com

Merdeka.com - Para peneliti di Hong Kong mengatakan vaksin Covid-19 Sinovac buatan perusahaan China kurang memberikan perlindungan antibodi yang memadai dalam melawan varian Omicron. Vaksin Sinovac saat ini menjadi yang terbanyak dipakai di seluruh dunia.

Dari sekelompok 25 orang yang sudah divaksin dua kali dengan Sinovac, tak satu pun yang memberikan antibodi memadai untuk menetralisir varian Omicron, kata pernyataan dari tim peneliti di Universitas Hong Kong yang dirilis tadi malam.

Sementara satu kelompok 25 orang yang lain yang divaksin dua kali dengan vaksin jenis mRNA dari Pfizer dan BioNTech, lima di antaranya memiliki kemampuan menetralisir varian Omicron, kata para peneliti, seperti dilansir laman the Straits Times, Rabu (15/12).

Orang lain juga bertanya?

Temuan itu sesuai dengan apa yang disampaikan perusahaan Pfizer dan BioNTech pekan lalu. Suntikan ketiga dari vaksin tersebut akan mampu memberi perlindungan terhadap Omicron.

Penelitian yang dipimpin oleh profesor penyakit penular yang cukup diakui kapasitasnya, Yuen Kwok-Yung, ini meneliti 50 orang dan hasilnya bisa diakses dalam jurnal kedokteran Clinical Infectious Diseases dan tersedia di Internet.

Sejauh ini masih belum banyak diketahui bagaimana reaksi vaksin Sinovac terhadap Omicron.

Dengan kondisi Omicron yang sedikitnya empat kali lebih menular dari varian Delta menurut penelitian Jepang, upaya penyuntikan kembali vaksin untuk melawan varian baru ini akan membuat dunia kian sulit untuk segera terbebas dari pandemi.

Sinovac pekan lalu mengatakan mereka sedang meneliti bagaimana vaksin buatan mereka bertahan melawan Omicron namun tidak memberi kepastian kapan hasil penelitian itu akan dirilis. Sinovac yang berbasis di Beijing tidak segera menjawab permintaan tanggapan atas temuan Universitas Hong Kong ini.

Para ilmuwan menyarankan agar publik segera mendapat suntikan ketiga sesegera mungkin selagi menunggu vaksin baru berikutnya.

Namun apakah suntikan ketiga Sinovac akan meningkatkan kemampuan respons antibodi terhadap Omicron masih belum diketahui, kata para ahli.

(mdk/pan)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Kemenkes Temukan Kasus Covid-19 Varian JN.1 di Jakarta dan Batam
Kemenkes Temukan Kasus Covid-19 Varian JN.1 di Jakarta dan Batam

Covid-19 varian JN.1 dilaporkan berkaitan erat dengan varian BA.2.86 dan dikhawatirkan dapat mempengaruhi pola penularan dan tingkat keparahan penyakit.

Baca Selengkapnya
Menkes Ungkap Alasan Tak Masif Minta Masyarakat Vaksinasi Mpox
Menkes Ungkap Alasan Tak Masif Minta Masyarakat Vaksinasi Mpox

Sebelumnya, Budi menyatakan vaksin cacar monyet masih menyasar kelompok tertentu, seperti penderita HIV.

Baca Selengkapnya
Gejala Covid Pirola yang Wajib Dikenali, Varian Baru Corona yang Tengah Berkembang
Gejala Covid Pirola yang Wajib Dikenali, Varian Baru Corona yang Tengah Berkembang

Varian baru virus corona bernama Pirola tengah menimbulkan kekhawatiran di seluruh dunia.

Baca Selengkapnya
Gaduh Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Komnas KIPI: Tidak Sebabkan Kasus Pembekuan Otak di Indonesia
Gaduh Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Komnas KIPI: Tidak Sebabkan Kasus Pembekuan Otak di Indonesia

Jamie Scott, seorang pria beranak dua mengalami cedera otak serius setelah mengalami penggumpalan darah dan pendarahan di otak usai mendapatkan vaksin itu p

Baca Selengkapnya
Klaim Tak Ada Kaitan Vaksin AstraZeneca dengan Kasus TTS, Komnas KIPI Sebut Sudah Surveilans di 7 Provinsi
Klaim Tak Ada Kaitan Vaksin AstraZeneca dengan Kasus TTS, Komnas KIPI Sebut Sudah Surveilans di 7 Provinsi

Hinky mengatakan, vaksin AstraZeneca sudah melewati tahap uji klinis tahap 1 hingga 4.

Baca Selengkapnya
Kemenkes Tegaskan Vaksin Mpox Sudah Mendapat Persetujuan WHO dan BPOM
Kemenkes Tegaskan Vaksin Mpox Sudah Mendapat Persetujuan WHO dan BPOM

Pemerintah berupaya mencegah penyebaran Mpox dengan melakukan vaksinasi yang sudah disetujui WHO dan BPOM.

Baca Selengkapnya
Penjelasan Ahli Kesehatan Usai Heboh Efek Samping Vaksin AstraZeneca hingga Ditarik dari Peredaran
Penjelasan Ahli Kesehatan Usai Heboh Efek Samping Vaksin AstraZeneca hingga Ditarik dari Peredaran

Komnas KIPI sebelumnya mengatakan tidak ada kejadian sindrom TTS setelah pemakaian vaksin Covid-19 AstraZeneca.

Baca Selengkapnya
Penyebaran Covid-19 Varian JN.1 di Indonesia Naik Jadi 41 Kasus
Penyebaran Covid-19 Varian JN.1 di Indonesia Naik Jadi 41 Kasus

Penemuan kasus yang dihimpun per tanggal 6-23 Desember 2023 sebanyak 5 kasus.

Baca Selengkapnya
Didominasi Varian JN.1, Begini Situasi Covid-19 di Indonesia
Didominasi Varian JN.1, Begini Situasi Covid-19 di Indonesia

Kasus Covid-19 di Indonesia kembali meningkat. Kenaikan terjadi sejak dua pekan terakhir saat Singapura dihantam lagi badai Covid-19.

Baca Selengkapnya
Kemenkes Sebut Belum Ada Mutasi Baru Covid-19 Meski Varian JN.1 Sudah Menyebar di RI
Kemenkes Sebut Belum Ada Mutasi Baru Covid-19 Meski Varian JN.1 Sudah Menyebar di RI

Penularan varian JN.1 telah ditemukan di Jakarta dan Batam.

Baca Selengkapnya
Benarkah Penerima Vaksin Covid-19 mRNA akan Meninggal dalam 3 atau 5 Tahun? Cek Faktanya
Benarkah Penerima Vaksin Covid-19 mRNA akan Meninggal dalam 3 atau 5 Tahun? Cek Faktanya

Beredar klaim penerima vaksin Covid-19 mRNA akan meninggal dalam 3 atau 5 tahun

Baca Selengkapnya
Pakar Ungkap Vaksin Dengue Mampu Lindungi Diri dari DBD
Pakar Ungkap Vaksin Dengue Mampu Lindungi Diri dari DBD

Dia lalu mengatakan vaksin dengue dapat diberikan kepada masyarakat berusia 6 hingga 45 tahun.

Baca Selengkapnya