Penelitian: Ilmuwan Roket dan Dokter Bedah Otak Tidak Lebih Pintar dari Orang Biasa
Merdeka.com - Sebuah penelitian di Inggris yang dilaporkan kemarin menyatakan, ilmuwan roket dan dokter bedah otak tidak sepenuhnya lebih pintar dari orang biasa.
Para peneliti hendak mencari tahu apakah suatu profesi lebih punya keunggulan intelektual dibanding yang lainnya dan ternyata setiap profesi sebetulnya kurang lebih setara tingkat intelektualitasnya.
Perbedaan antara orang biasa dengan ilmuwan roket atau dokter bedah otak juga tidak begitu banyak.
-
Siapa yang memiliki kecerdasan tinggi? Sebuah studi pada tahun 2016 yang mengikuti lebih dari 5.000 orang selama sekitar 50 tahun menemukan bahwa anak-anak dengan kecerdasan tinggi terus terbuka terhadap ide-ide baru seiring mereka tumbuh dewasa.
-
Siapa saja yang terlibat dalam penelitian ini? 'Pengalaman dalam kehidupan nyata, berbeda dengan urutan abstrak, sering melibatkan orang lain,' tambah dia.
-
Siapa saja peneliti yang terlibat dalam penelitian ini? Peneliti yang terlibat dalam studi ini yaitu Itaru Kobayashi, Takayuki Sonoyama, Mai Hibino, Mitsuhisa Kawano, dan Hisanori Kohtsuka.
-
Siapa yang memimpin penelitian tentang otak orang Asia? Para peneliti, yang dipimpin Profesor Su Bing dari Institut Zoologi Kunming Akademi Ilmu Pengetahuan China, membandingkan mutasi CASC5 pada populasi yang berbeda untuk pertama kalinya.
-
Apa yang ditemukan ilmuwan di jaringan otak? Dilansir Smithsonian, Rabu (18/9), ilmuwan telah menemukan polutan kecil di jaringan otak, khususnya bulbus olfaktorius yang terletak di atas hidung.
-
Siapa yang terlibat dalam penelitian ini? Dalam penelitian ini, para ilmuwan dari East China Normal University merekrut 76 pria berusia 18 hingga 34 tahun yang memiliki pasangan wanita tetap dan melakukan hubungan seksual setidaknya sekali seminggu.
Penelitian tentang kecerdasan ini mengikutsertakan para dokter bedah otak, insinyur antariksa dari Inggris, Eropa, Amerika Serikat dan Kanada. Jawaban dari 329 ilmuwan antariksa dan 72 dokter bedah otak dicantumkan dalam analisis akhir penelitian.
Dilansir dari laman CNN, Selasa (14/12), penelitian yang dipublikasikan dalam Jurnal Kedokteran Inggris edisi Natal ini dilakukan secara profesional dan sudah dikaji oleh peneliti lain.
"Tujuan utama dari penelitian kami ini untuk mengakhiri perdebatan yang ada selama ini dan memberikan bukti kepada ilmuwan roket dan dokter bedah otak tentang keberadaan pihak lain," kata Inga Usher dan rekan sejawatnya dari Rumah Sakit Nasional untuk Neurologi dan Neurosurgery di London.
Para peneliti menguji para peserta untuk merampungkan sebuah gelar akademis untuk bidang spesialisasi tertentu, termasuk diskriminasi emosional dan pengendalian motorik.
Mereka kemudian dinilai karakteristik kognitifnya untuk masing-masing keahlian menggunakan Uji Intelejensi Inggris dari Cognitron yang dipakai untuk mengukur berbagai aspek pemahaman, kemampuan perencanaan dan pertimbangan, kinerja ingatan, perhatian, dan kemampuan mengolah emosi.
Insinyur antariksa dan ahli bedah saraf relatif sama dalam berbagai subjek penilaian, namun mereka berbeda di dua bidang. Ilmuwan antariksa memperlihatkan kemampuan manipulasi mental yang lebih baik ketimbang ahli bedah saraf. Sementara ahli bedah saraf lebih baik dalam hal solusi masalah semantik.
"Dibanding dengan warga pada umumnya, insinyur antariksa tidak memperlihatkan perbedaan signifikan di berbagai bidang," tulis peneliti.
"Ahli bedah saraf mampu menyelesaikan masalah lebih cepat ketimbang orang pada umumnya tapi mereka lebih lambat dalam hal kecepatan mengingat sesuatu."
Para peneliti menganjurkan orang untuk tidak lagi sering mengucapkan "ini bukan tentang ilmu roket" untuk mengatakan sesuatu itu sangat sulit.
"Dalam situasi yang tidak membutuhkan penyelesaian masalah, mungkin lebih tepat menggunakan kalimat 'ini bukan soal bedah otak;," ujar mereka.
Tim peneliti juga ingin mengubah persepsi publik di berbagai bidang keahlian yang diprediksi nanti akan semakin kekurangan peminat pada tahun-tahun mendatang.
"Bidang keahlian lain juga berhak jadi patokan dan pekerjaan di masa depan harusnya memperlihatkan profesi apa yang lebih layak diapresiasi."
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Orang kidal kerap dianggap lebih pintar dan menyimpan potensi pada dirinya. Ketahui mitos dan faktanya.
Baca SelengkapnyaIlmuwan hendak meneliti efek gravitasi mikro pada otak manusia.
Baca SelengkapnyaBeberapa tahun lalu pernah dilakukan penelitian tentang otak Albert Einstein. Tapi apakah ada perbedaan dengan manusia lainnya?
Baca SelengkapnyaBerikut delapan negara yang dikenal dengan rata-rata skor IQ yang luar biasa.
Baca SelengkapnyaSebuah studi oleh OECD dan Intelligence Capital Index (ICI) 2017 mengungkapkan list negara-negara paling cerdas di dunia!
Baca SelengkapnyaSembilan orang dosen dan peneliti Universitas Indonesia (UI) masuk dalam 2% Scientist Worldwide 2023
Baca SelengkapnyaIlmuwan Ungkap Sejak 1930 Otak Manusia Berkembang Tapi IQ Gen Z Justru Turun
Baca SelengkapnyaSiapakah yang lebih pintar di antara anjing dan kucing? Pertanyaan akan kedua hewan peliharaan favorit itu mungkin pernah terlintas di pikiran kita.
Baca SelengkapnyaKeduanya adalah orang-orang jenius. Tapi ternyata ada perbedaan 'level' kejeniusannya. Apa itu?
Baca SelengkapnyaBerikut prediksi skor IQ Albert Einstein, Nikola Tesla, dan Marie Curie.
Baca SelengkapnyaPara ilmuwan masuk dalam daftar tersebut yang memiliki pengaruh signifikan dalam komunitas ilmiah global melalui kontribusi riset inovatif dan berkelanjutan.
Baca Selengkapnya