Penelitian Inggris: Antibodi Terhadap Covid-19 Tidak Bertahan Lama
Merdeka.com - Penelitian di Inggris kemarin menemukan, antibodi terhadap virus corona penyebab penyakit Covid-19 menurun dengan cepat selama musim panas. Para peneliti mengatakan, perlindungan setelah infeksi tidak dapat bertahan lama dan meningkatkan prospek kekebalan yang memudar di masyarakat.
Dilansir dari France 24, Selasa (27/10), ilmuwan di Imperial College London melacak tingkat antibodi pada populasi Inggris setelah gelombang pertama infeksi Covid-19 pada Maret dan April. Mereka menemukan, prevalensi antibodi turun dari 6 persen populasi sekitar akhir Juni menjadi 4,4 persen pada September.
Hal tersebut meningkatkan prospek penurunan kekebalan populasi menjelang gelombang kedua infeksi, dan telah menyebabkan karantina serta pembatasan lokal dalam beberapa pekan terakhir.
-
Kapan kasus Covid-19 meningkat? Kasus positif Covid-19 pada 27 November sampai 3 Desember mengalami kenaikan sebanyak 30 persen dibanding pekan sebelumnya, yaitu pada 20-26 November.
-
Kenapa kasus Covid-19 naik? Kasus positif Covid-19 pada 27 November sampai 3 Desember mengalami kenaikan sebanyak 30 persen dibanding pekan sebelumnya, yaitu pada 20-26 November.
-
Siapa yang terlibat dalam penelitian Covid-19 ini? Tim peneliti yang dipimpin oleh Wellcome Sanger Institute dan University College London di Inggris menemukan respons kekebalan baru yang memberikan pertahanan garis depan yang kuat.
-
Apa yang ditemukan peneliti? Para peneliti menggambarkan spesies baru dari genus Calotes di Tiongkok selatan dan Vietnam utara.
-
Apa yang ditemukan oleh peneliti? Para peneliti yang dipimpin oleh Shuhai Xiao di Virginia Tech menemukan fosil spons laut berusia 550 juta tahun, menjelaskan kesenjangan 160 juta tahun dalam catatan fosil.
-
Apa yang ditemukan oleh para peneliti? Puluhan petroglief berusia ribuan tahun ditemukan terukir di atas bebatuan di balik semak-semak di daerah pedesaan di Tanum, Provinsi Bohusian, Swedia.
Meskipun kekebalan terhadap virus corona adalah isu yang kompleks dan keruh, dan dapat dibantu oleh sel T serta sel B yang dapat merangsang produksi antibodi yang cepat setelah terpapar ulang oleh virus, para peneliti mengatakan pengalaman virus corona lainnya membuat kekebalan yang disarankan mungkin tidak bertahan.
“Kami dapat melihat antibodi dan kami dapat melihat mereka menurun dan kami tahu bahwa antibodi itu sendiri cukup melindungi,” jelas Wendy Barclay, Kepala Departemen Penyakit Menular di Imperial College London kepada wartawan.
“Berdasarkan bukti yang seimbang, saya akan mengatakan dengan apa yang kita ketahui tentang virus corona lain, tampaknya kekebalan menurun pada tingkat yang sama dengan penurunan antibodi, dan ini merupakan indikasi menurunnya kekebalan pada tingkat populasi,” tambahnya.
Barclay juga mengatakan bahwa berkurangnya antibodi yang cepat dari infeksi tidak selalu berimplikasi pada kemanjuran kandidat vaksin yang saat ini dalam uji klinis. Sebaliknya, vaksin yang baik mungkin lebih baik daripada kekebalan alami.
Reporter Magang: Galya Nge
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Penelitian terbaru mengungkap penyebab sejumlah orang aman dari Covid-19 tanpa pernah terinfeksi.
Baca SelengkapnyaTjandra Yoga Aditama mengatakan, tren peningkatan laju kasus Covid-19 di Indonesia dan sejumlah negara lain masih perlu diwaspadai.
Baca SelengkapnyaTerjadi lonjakan kasus Covid-19 di Indonesia menjelang Natal 2023 dan Tahun Baru 2024.
Baca SelengkapnyaSeorang pria 72 tahun di Belanda terinfeksi Covid-19 selama 613 hari dan berakhir meninggal. Yuk, simak fakta lengkapnya!
Baca SelengkapnyaDinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta mengungkapkan tiga penyebab kenaikan kasus Covid-19.
Baca SelengkapnyaTjandra mengatakan, data WHO menunjukkan, ada kenaikan 255 persen perawatan Covid-19 di rumah sakit Indonesia.
Baca SelengkapnyaSaat ini, Omicron EG.5 mendominasi di tengah kenaikan kasus Covid-19.
Baca SelengkapnyaKelompok orang yang rawan tertular cacar monyet diminta untuk sadar dalam mencegah penyakit ini.
Baca Selengkapnyamengonfirmasi tren kasus mingguan Covid-19 di Indonesia kembali mengalami peningkatan.
Baca SelengkapnyaDua kasus kematian baru dari pasien Covid-19 pada Desember 2023.
Baca SelengkapnyaKemenkes juga melaporkan kasus Covid-19 terkonfirmasi per 12 Desember 2023 mencapai 6.815.576 kasus atau bertambah sekitar 298 pasien dalam sepekan terakhir.
Baca SelengkapnyaPrevalensi kasus hepatitis B dan C di Indonesia menunjukkan penurunan dalam beberapa tahun terakhir.
Baca Selengkapnya