Penelitian Jepang: Antibodi Virus Corona Bertahan 3-6 Bulan
Merdeka.com - Sebuah tim peneliti dari Institut Ilmu Kedokteran Universitas Tokyo, Jepang, menemukan antibodi pasien Covid-19 mampu bertahan selama tiga hingga enam bulan setelah serangkaian gejala.
Penemuan kemampuan antibodi yang bisa melindungi sel dari infeksi ini juga membuat tim peneliti menyatakan, antibodi ini bisa mempertahankan sel dari penularan atau infeksi kembali. Kabar ini diumumkan dalam jurnal kedokteran daring Inggris EClinicalMedicine.
Antibodi adalah protein yang mampu melawan dan menghancurkan virus serta zat asing lainnya yang masuk ke dalam tubuh. Di antara antibodi itu ada yang bisa mencegah penularan kembali jika ada virus atau zat asing yang masih tertinggal di dalam tubuh.
-
Bagaimana cara meningkatkan kekebalan tubuh? Vitamin D secara umum juga bisa meningkatkan kekebalan tubuh sehingga tidak mudah terinfeksi kuman, mengurangi risiko terkena sindrom iritasi usus, bahkan mencegah kambuhnya asma.
-
Apa manfaat vitamin C untuk kekebalan tubuh? 'Hal itu (masalah kesehatan) dapat dihindari kalau kita memiliki ketahanan tubuh yang baik, itu juga dicerminkan dari ragam pangan yang kita konsumsi,' ujarnya.
-
Virus itu apa? Virus adalah mikroorganisme yang sangat kecil dan tidak memiliki sel. Virus merupakan parasit intraseluler obligat yang hanya dapat hidup dan berkembang biak di dalam sel organisme biologis.
-
Bagaimana tubuh orang tertentu dapat terhindar dari Covid-19? 'Ini adalah kesempatan yang sangat unik untuk melihat bagaimana respons kekebalan pada orang dewasa tanpa riwayat COVID-19 sebelumnya, dalam pengaturan di mana faktor-faktor seperti waktu infeksi dan komorbiditas dapat dikendalikan,' kata ahli biologi sistem kuantitatif Rik Lindeboom, yang kini berada di Netherlands Cancer Institute.
-
Makanan apa yang bantu tingkatkan imunitas tubuh? Buah jeruk dengan kandungan vitamin C nya memang terkenal dan sering kali dipuji karena perannya dalam meningkatkan fungsi kekebalan tubuh manusia.
-
Apa itu virus? Virus adalah agen infeksius berukuran kecil dan komposisi sederhana yang dapat berkembang biak hanya dalam sel hidup hewan, tumbuhan, atau bakteri.
Dikutip dari laman the Mainichi, Jumat (19/2), tim yang dipimpin oleh virolog profesor Yoshihiro Kawaoka yang mengumpulkan sampel dari 39 pasien Covid-19 di Jepang berusia 24 hingga 83 tahun--dengan rata-rata usia 62 tahun--dan mengumpulkan sampel darah sebanyak dua hingga 25 kali setelah para pasien itu memperlihatkan gejala Covid-19. Para peneliti mencermati antibodi di tiap pasien yang mampu bertahan hingga sekitar enam bulan.
Dari 39 pasien, 13 di antaranya mengalami gejala ringan, 12 dirawat di rumah sakit dengan gejala sedang, dan 14 memakai ventilator karena gejalanya serius. Sebanyak 25 di antaranya--atau 64 persen--punya penyakit penyerta termasuk diabetes dan tekanan darah tinggi.
Hasil analisis terhadap pasien menemukan antibodi mereka terbanyak muncul pada 20 hari setelah memperlihatkan gejala Covid-19. Meski jumlah antibodi terus berkurang setelah itu, para peneliti menemukan antibodi masih bertahan hingga tiga sampai enam bulan setelah memperlihatkan gejala.
Meski tidak diketahui berapa banyak antibodi diperlukan untuk mencegah penularan kembali, profesor Kawaoka mengatakan di antara pasien lansia yang respons imunnya lemah, antibodi masih bisa bertambah setelah virus masuk ke dalam tubuh.
Meski ada sejumlah laporan menyatakan antibodi menghilang tidak lama setelah orang tertular virus corona, namun tim profesor Kawaoka mengatakan penelitian mereka menggunakan metode yang tingkat sensitivitas deteksinya cukup tinggi.
"Menurut kami, untuk kasus yang tidak ditemukan antibodi tersisa, meski sebetulnya masih ada, itu karena mereka memakai metode yang sensitivitas deteksinya rendah.
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Seorang pria 72 tahun di Belanda terinfeksi Covid-19 selama 613 hari dan berakhir meninggal. Yuk, simak fakta lengkapnya!
Baca SelengkapnyaVaksin flu universal bisa membantu mengatasi berbagai jenis flu dan mutasinya seperti Covid-19.
Baca SelengkapnyaSebagian besar orang meyakini bahwa HIV adalah penyakit yang tidak dapat diobati. Yuk, cek kebenarannya!
Baca Selengkapnyaberhasil menghidupkan kembali virus prasejarah berusia 48.500 tahun yang terperangkap dalam permafrost (lapisan tanah beku) di Siberia.
Baca SelengkapnyaMerdeka.com menangkap berbagai momen dramatis pandemi Covid-19 sepanjang tiga tahun melanda Indonesia. Berikut foto-fotonya:
Baca SelengkapnyaPenelitian terbaru mengungkap penyebab sejumlah orang aman dari Covid-19 tanpa pernah terinfeksi.
Baca SelengkapnyaSeseorang bisa mengalami flu dalam waktu cukup lama, namun hingga berapa lama biasanya penyakit ini tetap bisa menyebar?
Baca SelengkapnyaVirus adalah mikroorganisme yang sangat kecil dan tidak memiliki sel. Virus memiliki ukuran yang sangat kecil, yang hanya sampai 200 mikron.
Baca SelengkapnyaPenting untuk mempertahankan dan memperkuat imunitas tubuh. Yuk, cek makanan apa saja yang bisa memperkuat imunitas tubuh!
Baca Selengkapnya