Penelitian: Kemungkinan Infeksi Ulang Covid-19 untuk Orang yang Tidak Divaksinasi
Merdeka.com - Para peneliti dari Universitas Yale dan Universitas North Carolina di Amerika Serikat menemukan, perlindungan kuat terhadap Covid-19 setelah sembuh dari penyakit tersebut tidak bertahan lama. Penelitian ini juga menyebutkan, seseorang dapat terinfeksi kembali dalam tiga bulan atau kurang.
Para peneliti dan dokter telah secara aktif berusaha meneliti dan memahami sifat virus penyebab Covid-19 sejak awal pandemi, di mana banyak yang memikirkan berapa lama kekebalan yang diberikan oleh infeksi dapat bertahan.
“Infeksi ulang secara beralasan dapat terjadi dalam tiga bulan atau kurang. Oleh karena itu, mereka yang secara alamiah terinfeksi seharusnya divaksinasi. Infeksi sebelumnya saja bisa memberikan perlindungan jangka panjang sangat kecil terhadap infeksi sesudahnya,” jelas ketua penulis laporan dan profesor biostatistik di Yale, Jeffrey Townsend, dalam sebuah pernyataan yang diterbitkan universitas tersebut.
-
Bagaimana tubuh orang tertentu dapat terhindar dari Covid-19? 'Ini adalah kesempatan yang sangat unik untuk melihat bagaimana respons kekebalan pada orang dewasa tanpa riwayat COVID-19 sebelumnya, dalam pengaturan di mana faktor-faktor seperti waktu infeksi dan komorbiditas dapat dikendalikan,' kata ahli biologi sistem kuantitatif Rik Lindeboom, yang kini berada di Netherlands Cancer Institute.
-
Apa yang menyebabkan beberapa orang tidak terinfeksi Covid-19? Berdasarkan analisis aktivitas genetik dalam jaringan hidung dan darah orang yang tidak berhasil terinfeksi SARS-CoV-2, tim peneliti yang dipimpin oleh Wellcome Sanger Institute dan University College London di Inggris menemukan respons kekebalan baru yang memberikan pertahanan garis depan yang kuat.
-
Mengapa beberapa orang kebal terhadap Covid-19? Meskipun vaksin dan booster secara radikal mengurangi risiko kematian dan komplikasi berat dari COVID-19, mereka tidak banyak membantu menghentikan virus dari memasuki lapisan hidung dan sistem pernapasan.
-
Siapa yang terlibat dalam penelitian Covid-19 ini? Tim peneliti yang dipimpin oleh Wellcome Sanger Institute dan University College London di Inggris menemukan respons kekebalan baru yang memberikan pertahanan garis depan yang kuat.
-
Bagaimana cara agar terhindar dari Covid-19? 'Pemerintah mengimbau lebih rajin bermasker terutama jika sakit dan di keramaian, lebih rajin cuci tangan, lengkapi vaksinasi segera sebanyak 4x GRATIS, jaga ventilasi udara indoor, hindari asap rokok,' ujar Ngabila.
-
Apa yang ditemukan oleh para peneliti? Puluhan petroglief berusia ribuan tahun ditemukan terukir di atas bebatuan di balik semak-semak di daerah pedesaan di Tanum, Provinsi Bohusian, Swedia.
Para penulis penelitian yang berjudul “Ketahanan kekebalan terhadap infeksi ulang SARS-CoV-2: studi komparatif evolusinoer” itu menganalisis data infeksi ulang dan imunologis yang dikumpulan dari keluarga virus terdekat SARS-CoV-2, yang menyebabkan Covid-19.
Selain itu, para peneliti juga memasukkan data imunologis MERS dan SARS-CoV-1.
“Kita cenderung berpikir soal imunitas itu seperti menjadi kebal atau tidak kebal,” kata salah satu ketua penelitian, Alex Dornburg, yang juga seorang asisten profesor bioinformatika dan genom di Universitas North Carolina di Charlotte.
“Penelitian kami memperingatkan bahwa kami seharusnya lebih fokus pada risiko infeksi ulang seiring waktu,” lanjutnya, dilansir Al Arabiya, Kamis (7/10).
Sementara infeksi Covid-19 sesuatu yang umum, tim peneliti memperingatkan kejadian tersebut akan menjadi lebih umum ketika varian baru virus dan lebih menular muncul.
“Ketika varian-varian baru muncul, respons kekebalan sebelumnya menjadi kurang efektif dalam melawan virus. Mereka yang terinfeksi secara alamiah di awal pandemi kemungkinan besar terinfeksi lagi di masa yang akan datang.”
Penelitian ini juga menemukan risiko infeksi ulang yang terkait dengan virus corona sangat mirip dengan virus corona endemik.
“Seperti flu biasa, dari satu tahun ke tahun berikutnya Anda mungkin terinfeksi lagi dengan virus yang sama. Perbedaannya adalah, selama kemunculannya saat pandemi ini, Covid-19 telah membuktikan menjadi jauh lebih mematikan,” jelas Townsend.
“Karena kemampuan SARS-CoV-2 untuk berkembang dan menginfeksi ulang, ia juga, kemungkinan bertransisi dari pandemi menjadi penyakit endemik,” jelas Dornburg.
“Ciri khas dunia modern adalah evolusi ancaman baru terhadap kesehatan manusia. Biologi evolusioner — yang memberikan landasan teoretis untuk analisis ini — secara tradisional dianggap sebagai disiplin sejarah. Namun, temuan kami menggarisbawahi peran pentingnya dalam menginformasikan pengambilan keputusan, dan memberikan batu loncatan penting menuju pengetahuan yang kuat tentang prospek resistensi kita terhadap reinfeksi SARS-CoV-2,” jelas Townsend.
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Penelitian terbaru mengungkap penyebab sejumlah orang aman dari Covid-19 tanpa pernah terinfeksi.
Baca SelengkapnyaMasyarakat diminta lakukan pola hidup bersih dan sehat
Baca SelengkapnyaMasyarakat juga diminta segera melengkapi vaksinasi Covid-19, khususnya pada kelompok berisiko.
Baca SelengkapnyaDemam Berdarah Dengue (DBD) memiliki empat serotipe sehingga seseorang mungkin bisa terinfeksi lagi setelah baru sembuh.
Baca SelengkapnyaVarian baru virus corona bernama Pirola tengah menimbulkan kekhawatiran di seluruh dunia.
Baca SelengkapnyaDua kasus kematian baru dari pasien Covid-19 pada Desember 2023.
Baca SelengkapnyaVaksin flu universal bisa membantu mengatasi berbagai jenis flu dan mutasinya seperti Covid-19.
Baca SelengkapnyaBeredar klaim penerima vaksin Covid-19 mRNA akan meninggal dalam 3 atau 5 tahun
Baca SelengkapnyaSaat ini, Omicron EG.5 mendominasi di tengah kenaikan kasus Covid-19.
Baca SelengkapnyaImbauan ini untuk mencegah lonjakan kasus Covid-19 jelang Natal 2023 dan Tahun Baru 2024.
Baca SelengkapnyaBahkan, muncul narasi menyatakan bahwa virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 tidak ada.
Baca SelengkapnyaSebelumnya, Budi menyatakan vaksin cacar monyet masih menyasar kelompok tertentu, seperti penderita HIV.
Baca Selengkapnya