Penelitian Lab: Virus Corona Varian Baru A.30 Mampu Lawan Vaksin Pfizer, AstraZeneca
Merdeka.com - Penelitian di laboratorium memperlihatkan virus corona varian baru A.30 yang terdeteksi di Angola dan Swedia, memiliki kemampuan tinggi untuk melawan antibodi yang dihasilkan dari vaksin Pfizer dan AstraZeneca.
Tim peneliti dari Jerman mencermati varian A.30 yang pertama terlacak di Tanzania dan kemudian menyebar ke sejumlah pasien di Angola dan Swedia pada musim semi. Mereka membandingkan virus corona varian Beta dan Eta. Beta dipilih karena memiliki "kemampuan tertinggi" untuk melawan antibodi, kata para peneliti.
Dikutip dari laman Russia Today, Jumat (29/10), menurut penelitian yang sudah dikaji sesama ilmuwan dalam jurnla Cellular 7 Molecular Immonology pekan ini, varian A.30 memperlihatkan peningkatan kemampuan untuk memasuki sebagian besar sel inang, termasuk ginjal, liver, dan sel paru-paru.
-
Di mana kasus Covid-19 pertama ditemukan? Menurut pengumuman resmi dari Presiden Joko Widodo, kasus Covid-19 pertama di Indonesia terjadi pada dua warga Depok, Jawa Barat, yang merupakan seorang ibu berusia 64 tahun dan putrinya berusia 31 tahun.
-
Bagaimana cara virus Corona varian Omicron bermutasi? Mereka menemukan bahwa varian asli Omicron BA1 telah mengalami lebih dari 50 kali mutasi, termasuk beberapa yang memungkinkannya untuk menghindari sistem kekebalan tubuh manusia.
-
Siapa yang terlibat dalam penelitian Covid-19 ini? Tim peneliti yang dipimpin oleh Wellcome Sanger Institute dan University College London di Inggris menemukan respons kekebalan baru yang memberikan pertahanan garis depan yang kuat.
-
Dimana virus ditemukan? Peneliti dari Universitas Northwestern telah mengidentifikasi lebih dari 600 jenis virus yang berbeda dalam 92 sampel pancuran dan 34 sampel sikat gigi, tanpa ada dua sampel yang sama.
-
Kapan virus muncul? Virus-virus ini dapat menyebabkan penyakit ringan hingga mematikan.
-
Dimana wabah misterius ini terjadi? Dalam beberapa hari terakhir, China dihantui lonjakan penyakit pernapasan misterius di kalangan anak-anak di sepanjang wilayah utara, menciptakan kekhawatiran di kalangan masyarakat.
"Mutasi ini memasuki garis sel inang dengan cara yang kamin efisien dan mampu menghindari upaya penetralan oleh antibodi," kata penelitian.
"Kesimpulannya, A.30 memperlihatkan sebuah garis sel tidak mengawasi varian virus lain dan secara efisien mampu menghindari netralisasi oleh antibodi yang dipicu oleh vaksin ChAdOx1 nCoV-19 [AstraZeneca] atau BNT 162b2 [Pfizer]."
Varian ini juga terbukti mampu melawan obat monoklonal Bamlanivimab, yang dipakai untuk mengobati pasien Covid-19 namun lemah jika melwan campuran Bamlanivimab dan Etesevimab.
Varian A.30 sejauh in belum menjadi varian yang dikhawatirkan oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO) karena kemampuan penyebarannnya yang rendah.
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ani menjelaskan, JN.1 memiliki gejala yang sama seperti Covid-19 lainnya.
Baca SelengkapnyaVarian JN.1 merupakan pemicu lonjakan Covid-19 di Singapura.
Baca SelengkapnyaVarian baru virus corona bernama Pirola tengah menimbulkan kekhawatiran di seluruh dunia.
Baca SelengkapnyaWHO kemarin mengumumkan wabah mpox atau cacar monyet kini dalam status darurat kesehatan global.
Baca SelengkapnyaWHO saat ini memonitor berbagai varian yang banyak ditemui.
Baca SelengkapnyaSelain dilaporkan dari Republik Demokratik Kongo, Kenya, Rwanda, dan Uganda, juga terdeteksi di Asia dan Eropa.
Baca SelengkapnyaPenemuan kasus yang dihimpun per tanggal 6-23 Desember 2023 sebanyak 5 kasus.
Baca SelengkapnyaBadan Pengawas Obat Eropa juga telah melarang peredaran vaksin ini.
Baca SelengkapnyaCovid-19 varian JN.1 dilaporkan berkaitan erat dengan varian BA.2.86 dan dikhawatirkan dapat mempengaruhi pola penularan dan tingkat keparahan penyakit.
Baca SelengkapnyaSeorang pria 72 tahun di Belanda terinfeksi Covid-19 selama 613 hari dan berakhir meninggal. Yuk, simak fakta lengkapnya!
Baca SelengkapnyaWHO menaikkan status Mpox menjadi darurat kesehatan pada 14 Agustus 2024.
Baca SelengkapnyaSaat ini, Omicron EG.5 mendominasi di tengah kenaikan kasus Covid-19.
Baca Selengkapnya