Penelitian: Lebih dari Setengah Orang Amerika Pernah Tertular Covid
Merdeka.com - Setelah rekor lonjakan kasus Covid-19 selama gelombang wabah yang disebabkan varian Omicron, sebanyak 58 persen dari seluruh populasi masyarakat Amerika Serikat (AS) dan lebih dari 75 persen populasi anak pernah terinfeksi Covid-19. Ini berdasarkan hasil survei darah di seluruh AS yang dirilis pada Selasa.
Penelitian yang diterbitkan Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit AS (CDC) ini menandai pertama kalinya setengah lebih dari populasi AS terinfeksi virus corona sedikitnya satu kali. Penelitian ini juga memberikan penjelasan rinci terkait dampak lonjakan wabah Omicron di AS.
Sebelum Omicron ditemukan di AS pada Desember 2021, sepertiga populasi AS pernah tertular virus corona.
-
Siapa yang terlibat dalam penelitian Covid-19 ini? Tim peneliti yang dipimpin oleh Wellcome Sanger Institute dan University College London di Inggris menemukan respons kekebalan baru yang memberikan pertahanan garis depan yang kuat.
-
Apa yang ditemukan dalam penyelidikan? Media Fars yang berafiliasi dengan Pasukan Garda Revolusi melaporkan, sebuah penyelidikan menyiratkan Haniyeh dihantam rudal dan menyimpulkan Israel terlibat dalam aksi pembunuhan ini.
-
Apa yang ditemukan peneliti? Para peneliti menggambarkan spesies baru dari genus Calotes di Tiongkok selatan dan Vietnam utara.
-
Apa dampak pandemi Covid-19? Pandemi Covid-19 mengubah tatanan kesehatan dan ekonomi di Indonesia dan dunia. Penanganan khusus untuk menjaga keseimbangan dampak kesehatan akibat Covid-19 serta memulihkan ekonomi harus dijalankan.
-
Apa yang ditemukan oleh peneliti? Para peneliti yang dipimpin oleh Shuhai Xiao di Virginia Tech menemukan fosil spons laut berusia 550 juta tahun, menjelaskan kesenjangan 160 juta tahun dalam catatan fosil.
-
Mengapa penelitian ini penting? 'Melalui pemahaman tentang cara bakteri ini mendeteksi darah, kita berpotensi mengembangkan terapi baru yang menghambat kemampuan mereka ini,' ujar Siena Glenn, penulis utama studi dan mahasiswa pascadoktoral di Washington State University.
Menurut data terbaru, Omicron menyebabkan infeksi di setiap kelompok umur, tapi anak-anak dan remaja yang sebagian besar belum divaksinasi, memiliki angka infeksi tertinggi. Sedangkan orang berusia 65 tahun ke atas, yang merupakan populasi dengan tingkat vaksinasi tinggi, angka infeksinya paling rendah.
Selama periode Desember sampai Februari, ketika kasus Omicron melonjak di AS, 75,2 persen anak-anak usia 11 tahun ke bawah ditemukan memiliki antibodi berkaitan dengan infeksi dalam darah mereka, naik dari 44,2 persen pada periode tiga bulan sebelumnya.
Di antara mereka yang berusia 12-17 tahun, sebanyak 74,2 persen memiliki antibodi tersebut, naik dari 45,6 persen yang tercatat pada periode September sampai Desember.
Para ilmuwan meneliti antibodi khusus yang diproduksi untuk melawan virus SARS-CoV-2 penyebab Covid yang hanya muncul setelah infeksi dan tidak disebabkan vaksin Covid-19. Jejak antibodi ini masih bisa ditemukan di dalam darah sepanjang dua tahun.
"Memiliki antibodi yang disebabkan infeksi bukan berarti Anda terlindungi dari infeksi di masa yang akan datang," jelas salah satu penulis penelitian dari CDC, Kristie Clarke, dalam jumpa pers, dikutip dari Reuters, Rabu (27/4).
"Kami tidak meneliti apakah orang-orang memiliki tingkat antibodi yang memberikan perlindungan terhadap infeksi ulang atau penyakit parah," lanjutnya.
Dampak subvarian Omicron
Direktur CDC, Dr Rochelle Walensky mengatakan kepada wartawan, infeksi Covid-19 di AS meningkat 22,7 persen pekan lalu menjadi 44.000 per hari. Rawat inap juga mengalami peningkatan dalam dua pekan berturut-turut, naik 6,6 persen. Lonjakan kasus ini sebagian besar disebabkan subvarian Omicron.
Walaupun angka kematian turun 13,2 persen dari minggu ke minggu, AS segera mencapai angka 1 juta kasus kematian karena Covid-19.
Walensky mengatakan, varian BA.1, yang disebabkan gelombang Omicron, hanya mencakup 3 persen penularan di AS saat ini. Namun subvarian yang pertama kali ditemukan di New York yang disebut BA.2.121 mencakup hampir 30 persen kasus Covid di AS, dan diperkirakan 25 persen lebih menular daripada subvarian Omicron BA.2 yang sangat menular.
CDC merekomendasikan masyarakat tetap memakai masker di tempat umum yang tertutup atau dalam ruangan, khususnya di daerah yang tingkat penyebaran Covidnya tinggi.
Walensky menambahkan, CDC juga tetap merekomendasikan masyarakat memakai masker di transportasi umum, dan menekankan vaksinasi masih menjadi strategi paling aman untuk mencegah komplikasi akibat Covid-19.
Berdasarkan data federal, lebih dari 66 persen populasi AS telah divaksinasi penuh atau lengkap dan hampir 46 persen telah menerima vaksinasi booster.
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Tjandra Yoga Aditama mengatakan, tren peningkatan laju kasus Covid-19 di Indonesia dan sejumlah negara lain masih perlu diwaspadai.
Baca SelengkapnyaPada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
Baca SelengkapnyaSaat ini, Omicron EG.5 mendominasi di tengah kenaikan kasus Covid-19.
Baca SelengkapnyaTerjadi lonjakan kasus Covid-19 di Indonesia menjelang Natal 2023 dan Tahun Baru 2024.
Baca SelengkapnyaTren kenaikan kasus mingguan Covid-19 nasional per 9 Desember 2023 dilaporkan menyentuh angka 554 kasus positif.
Baca SelengkapnyaKasus Covid-19 di Singapura melonjak drastis. Indonesia mulai waspada.
Baca SelengkapnyaImbauan ini untuk mencegah lonjakan kasus Covid-19 jelang Natal 2023 dan Tahun Baru 2024.
Baca Selengkapnyamengonfirmasi tren kasus mingguan Covid-19 di Indonesia kembali mengalami peningkatan.
Baca SelengkapnyaMerdeka.com menangkap berbagai momen dramatis pandemi Covid-19 sepanjang tiga tahun melanda Indonesia. Berikut foto-fotonya:
Baca SelengkapnyaLima orang meninggal akibat komplikasi penyakit “langka tapi serius” di Virginia, Amerika Serikat.
Baca SelengkapnyaKepala sebuah klinik di Tokyo, Ando Sakuro mengatakan bahwa sepuluh orang telah teruji positif setiap hari sejak akhir Juni.
Baca SelengkapnyaKasus cacar monyet di Indonesia saat ini mencapai 14. Jumlah ini meningkat dibandingkan tahun 2022 hanya satu kasus.
Baca Selengkapnya