Penelitian: Pasien Covid-19 yang Malas Gerak Kemungkinan Lebih Cepat Meninggal
Merdeka.com - Bagi pasien Covid yang kurang gerak atau olahraga dikaitkan dengan gejala penyakit yang lebih parah dan memiliki risiko kematian lebih tinggi, menurut sebuah penelitian terhadap hampir 50.000 orang yang terinfeksi virus corona.
Orang yang tidak aktif secara fisik selama sekurang-kurangnya dua tahun sebelum pandemi lebih mungkin menjalani rawat inap atau dibawa ke ruang ICU, dan bahkan meninggal dunia. Demikian dilaporkan para peneliti pada Selasa dalam British Journal of Sports Medicine.
Dilansir AFP, Rabu (14/4), penelitian menemukan, sebagai faktor risiko penyakit Covid yang serius, ketidakaktifan fisik hanya dilampaui oleh usia lanjut dan riwayat transplantasi organ.
-
Kenapa kurang gerak bahaya untuk kesehatan? Gaya hidup yang kurang aktif dapat memiliki dampak serius pada kesehatan fisik dan mental kita. Penelitian telah menunjukkan bahwa kurang bergerak dapat meningkatkan risiko berbagai masalah kesehatan, termasuk obesitas, penyakit kardiovaskular, dan diabetes.
-
Apa dampak pandemi Covid-19? Pandemi Covid-19 mengubah tatanan kesehatan dan ekonomi di Indonesia dan dunia. Penanganan khusus untuk menjaga keseimbangan dampak kesehatan akibat Covid-19 serta memulihkan ekonomi harus dijalankan.
-
Apa bahaya gaya hidup kurang gerak? Gaya hidup yang kurang gerak, yang semakin populer dikenal sebagai 'rebahan', bisa meningkatkan risiko kanker pankreas pada usia muda.
-
Apa masalah kesehatan akibat malas olahraga? Berikut ini adalah beberapa masalah kesehatan akibat malas olahraga: Mengganggu tidur. Olahraga dapat membantu Anda tidur lebih nyenyak dan berkualitas karena meningkatkan metabolisme tubuh dan mengurangi stres. Sebaliknya, malas olahraga dapat membuat Anda sulit tidur di malam hari karena tubuh tidak terbiasa dengan aktivitas fisik.
-
Siapa yang terkena dampak penyakit? Lebih dari 95 siswi di SMU St. Theresa's Eregi Girls Ibu Kota Nairobi, Kenya menderita penyakit misterius sehingga sekolah terpaksa ditutup sementara.
-
Siapa yang paling berisiko terkena dampak buruk dari olahraga berat? Pekerja yang memiliki pekerjaan fisik yang menuntut dan membutuhkan pelatihan kebugaran intens, seperti pekerja darurat dan atlet, mungkin menghadapi masalah kesehatan.
Dibandingkan dengan faktor risiko lain yang dapat dimodifikasi seperti merokok, obesitas atau hipertensi, ketidakaktifan fisik merupakan faktor risiko terkuat di semua hasil penelitian.Kondisi yang sudah ada sebelumnya yang paling terkait dengan infeksi Covid-19 parah adalah usia lanjut, berjenis kelamin laki-laki, dan menderita diabetes, obesitas, atau penyakit kardiovaskular. Namun hingga saat ini, malas gerak atau kurang olahraga belum dimasukkan
Untuk melihat apakah kurang olahraga meningkatkan kemungkinan infeksi parah, rawat inap, perawatan di ICU, dan kematian, para peneliti membandingkan hasil ini pada 48.440 orang dewasa di Amerika Serikat yang terinfeksi Covid-19 antara Januari dan Oktober 2020.
Usia rata-rata pasien adalah 47 tahun, dan tiga dari lima pasien adalah perempuan. Rata-rata, indeks massa tubuh mereka adalah 31, tepat di atas ambang batas obesitas.
Sekitar setengahnya tidak memiliki riwayat penyakit seperti diabetes, kondisi paru-paru kronis, penyakit jantung atau ginjal, atau kanker. Hampir 20 persen memiliki satu, dan lebih dari 30 persen memiliki dua atau lebih riwayat penyakit.
Semua pasien telah melaporkan tingkat aktivitas fisik rutin mereka setidaknya tiga kali antara Maret 2018 dan Maret 2020 di klinik rawat jalan.
Sekitar 15 persen menggambarkan diri mereka tidak aktif (0–10 menit aktivitas fisik per minggu), hampir 80 persen melaporkan "beberapa aktivitas" (11–149 menit / minggu), dan tujuh persen secara konsisten aktif sesuai dengan pedoman kesehatan nasional (150 + menit / minggu).
Setelah memungkinkan adanya perbedaan karena ras, usia, dan kondisi riwayat medis sebelumnya, pasien Covid-19 yang kurang gerak lebih dari dua kali lebih mungkin untuk dirawat di rumah sakit daripada mereka yang paling aktif.
Mereka juga 73 persen lebih mungkin membutuhkan perawatan intensif, dan 2,5 kali lebih mungkin meninggal karena infeksi.
Dibandingkan dengan pasien yang biasa melakukan aktivitas fisik sesekali, 20 persen lebih mungkin dirawat di rumah sakit, 10 persen lebih mungkin membutuhkan perawatan intensif, dan 32 persen lebih mungkin meninggal.
Meskipun kaitannya kuat secara statistik, penelitian ini - yang bersifat observasional, bukan uji klinis - tidak dapat ditafsirkan sebagai bukti langsung bahwa kurangnya olahraga secara langsung menyebabkan perbedaan hasil.
Penemuan ini juga bergantung pada pelaporan sendiri oleh pasien, dengan potensi bias.
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dengan memahami bahaya dari gaya hidup sedentari, kita dapat mengambil langkah untuk mengubah kebiasaan kita dan memilih jalan menuju kesehatan yang lebih baik.
Baca SelengkapnyaGaya hidup kurang gerak bisa tampak melalui sejumlah tanda yang tampak.
Baca SelengkapnyaBanyak orang percaya 10.000 langkah adalah jumlah jalan kaki ideal, namun benarkah terbukti secara ilmiah?
Baca SelengkapnyaSaat ini, Omicron EG.5 mendominasi di tengah kenaikan kasus Covid-19.
Baca SelengkapnyaDari tahun 2000 hingga 2016, kematian akibat penyakit jantung meningkat sebesar 42 persen dan stroke sebesar 19 persen akibat jam kerja yang berlebihan.
Baca SelengkapnyaDari data terbarunya, ada 84 petugas pemilu yang meninggal dunia dengan rincian 71 dari unsur KPU dan 13 dari Bawaslu
Baca SelengkapnyaDalam penelitian ini juga ditemukan, bahwa duduk lebih dari delapan jam sehari berisiko kematian 40 persen lebih tinggi.
Baca SelengkapnyaPemerhati kesehatan dokter Reisa Broto Asmoro mengungkapkan alasan musim hujan membuat tubuh semakin rentan sakit.
Baca SelengkapnyaBerolahraga selama 11 menit setiap harinya secara signifikan dapat mengurangi risiko kematian dini serta membantu mencegah
Baca SelengkapnyaPasien mengembuskan napas terakhir di RS Embung Fatimah pada 18 Desember 2023.
Baca SelengkapnyaJika gaya hidup ini dibiarkan begitu saja, maka terdapat beberapa bahaya kesehatan yang bisa dialami.
Baca SelengkapnyaPenelitian baru menunjukkan bahwa minum kopi dapat membantu menghilangkan beberapa efek buruk dari gaya hidup kurang gerak.
Baca Selengkapnya